Chapter 8

749 53 7
                                    

Sehun membaringkan Luhan dikamarnya hatinya sedikit teremat ketika ia melihat bagaimana lebam mulai terlihat di tubuh luhan. Sehun tak mau repot repot membersihkan tubuh luhan sebenernya dia bisa memerintahkan Kyungsoo untuk melakukannya tapi tidak, Sehun berjalan kedapur mengambil wadah dan mengisinya dengan air panas kemudian kembali lagi kekamarnya.

Terkadang Sehun berfikir bagaimana pria bisa secantik Luhan, bahkan ia akui bahwa Luhan lebih cantik dari miliknya atau lebih ketat dari miliknya?

Sehun mendengus kesal karena baginya ini terlalu merepotakan tapi tetep ia kerjakan. Besok ia dan Luhan harus pergi kesuatu tempat dan akan jadi masalah besar jika lihan jatuh sakit tapi sehunpun tau bahwa ia mungkin tak akan bisa membawa luhan pergi esok hari karena perbuatanya sendiri.

Hal yang pertama kali sehun dapati ketika menyentuh kulit luhan dengan kain kompres adalah rintihan anak tersebut, air mata bahkan lolos dari matanya yang terpejam.

Sehun mengangkat kepalanya menatap langit langit kamar yang dominat berwarna putih, pernikahan ini bukan hanya mengorbankan dirinya tapi juga mengorbankan Luhan yang begitu amat polos,  ia tak habis pikir bagaimana ambisi orang orang diluar sana mampu mengalahkannya, bagaimana pundi pundi uang mampu menarik harga dirinya.

" aaasshhh " Luhan mendesis menahan sakit,  ia masih memejamkan matanya.  Sehun dengan telaten membersihkan setiap memar di tubuh Luhan sampai Sehun membalikan tubuh Luhan untuk melihat bagaimana parahnya luka Luhan di bawah.

Peelahan sehub mengoleskan salap pada bibir lubang luhan membuat luhan mati matian menahan jeritan sakit dan sesuatu yang aneh menjalar ke setiap tubuhnya.

" Selesai! " Sehun membaringkan Luhan keposisi semula. Kemudian merapihkan setiap alat yang ia gunakan tadi.

" Berbaringlah, esok kita akan pergi kesuatu tempat. Aku tak mau kau punya memar di wajahmu. Jikalaupun ada tutupi itu dengan apapun! " Sehun berlalu begitu saja meninggalkan Luhan dengan tubuh ringkihnya. Rasa bingung dan kawatir tentang apa yang akan ia lalui esok dan tentang bagaimana sikap sehun membuatnya merasa pening dan ketakutan.
.

.

Sehun mengambil segelas wine kemudian mendudukan dirinya diruang kerjanya. Lembar lembar dokumen didepanya cukup membuatnya sangat penat ketika ia membukanya dan membacanya dengan teliti, belum lagi map yang ia sembunyikan di berangkasnya.

Kakinya melangkah menuju sebuah lukisan dimana ia dan keluarganya terpampang dalam karya dua dimensi tersebut, perlahan ia menggeser lukisan itu dan mulai menekan beberapa dijit angka yang tertera di balik lukisan tersebut. Sebuah pintu brangkas terbuka menampilkan apa yang ada dalamnya. Tak banyak uang disana tak banyak juga emas ataupun berlian yang ada didalamnya namun beberapa dokumen dokumen penting tersusun apik disana.

Sehun mengeluarkan satu diantaranya kemudian kembali menutup berangkas tersebut. Tak ada yang sehun pikirkan ia hanya memandangi apa yang ia pegang sekrang, kemudian mengeluarkan isi map coklat itu.

Sebuah surat perjanjian dan kontrak tertera disana, ia menghela nafasnya kemudian mendudukan dirinya dibalik meja kerjanya, pikiranya kalut antara takut dan keegoisanya. Ia takut langkahnya adalah sebuah kesalahan dan ia terlalu egois untuk mengalah pada rasa keingin tahuanya. Hal yang harus ia lakukan adalah mengoreskan tinta disurat perjanjian itu kemudian semuanya akan dimulai, atau mengabaikan surat tersebut menarik diri dari kehidupanya yang sekarang dan kehilangan jutaan dollar yang ia keluarkan. Hidupnya sudah terlanjur berubah dan kacau sebaik apapun yang ia lakukan tak akan mengubah semua yang ia lakukan di masalalu. Semuanya hannya akan membawa hal yang tidak menyenangkan untuknya.

Perlahan ia goreskan tinta itu diatas sebuah materai membentuk sebuah garis garis yang memiliki arti. Ia menghela nafasnya kemudian mengembalikan dokemen itu.

Ignore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang