Jangankan menunggu dibandara selama berjam – jam seperti dugaan keluarga Swan. Semalam karena sebelum kepulangan mereka, Nenek membuat makan malam dan mengundang beberapa kerabat dekat Papa di Sidney dan membuat Athena dan orang tuanya telat tidur dan terlambat bangun pagi itu.
Beruntung mereka tidak ketinggalan pesawat sehingga Athena bisa sampai di Indonesia dengan tepat waktu dan bisa bersiap untuk sekolah. Memikirkan sekolah, dia pasti akan bertemu Petra, Aska dan Vincent. Belakangan ini, Vincent jarang berhubungan dengan dia. Athena masih menunggu pesan dari Vincent walau hanya sekali sehari, tapi itu membuatnya selalu tersenyum.
Athena mengepak oleh – oleh untuk Petra dalam paper bag dan beberapa untuk teman perempuan kelasnya. Pergi ke sekolah setelah itu tentu saja membuatnya sangat bersemangat. Karena apa lagi kalau bukan seseorang yang akan dia temui.
"Vincent!" seru Athena begitu mereka bertemu dikantin saat istirahat.
Vincent melihat kearahnya dengan wajah datar dan menjawab singkat. "Hey."
Athena hanya melihat kearah Vincent bingung. "Kamu kenapa?"
"Huh?" tanya Vincent balik. "Aku enggak papa. Gimana Australia?" tanya Vincent kembali.
Athena mengangguk kecil. "Menyenangkan apalagi kembali kerumah Nenek dan Kakek."
"Ah, okedeh, aku ke kelas dulu ya. Ada beberapa tugas yang aku belum kerjain," kata Vincent lalu langsung melangkah pergi tanpa menengoknya.
Ada apa dengan Vincent?
Athena memutuskan pergi kembali ke kelas untuk menemui Petra. Sementara Petra sedang memainkan ponselnya Athena langsung menggebrak mejanya. "Petra!"
Seketika itu juga wajah Petra langsung naik dan menatap Athena kaget. "Astaga! Kenapa sih?" tanya Petra kesal.
Athena menaikkan kedua pundaknya. "Aku bingung sama Vincent."
"Vincent? Dia kenapa?" tanya Petra penasaran dan seketika mereka langsung berhadapan ala – ala gadis gosip.
Athena duduk di kursi depan Petra dan mulai bercerita soal pertemuannya dengan Aska di Australia hingga perubahan sikap Vincent kepadanya. "Jadi intinya, kamu khawatir kenapa dia kayak gitu?"
"Siapa?"
Petra mendesah kesal. "Vincent dong. Kamu khawatir soal kenapa dia kayak gitu kan?" tanya Petra.
Athena berpikir sejenak. "Memangnya kenapa kok aku khawatir? Dia kan bukan siapa – siapa aku."
"Nah!" kata Petra sambil menjetikkan jarinya. "Itu berarti kamu suka sama dia!"
Dan saat itu juga bel masuk istirahat terdengar. Athena melihat kearah Petra heran. "Kenapa kayak gitu? Maksudnya kenapa kamu yakin aku suka?"
"Ya karena kamu mulai khawatir soal bagaimana dia ke kamu dan kamu peduli sama dia. Percaya deh, kamu jarang banget peduli sama cowok kayak gitu. Itu berarti kamu suka, kan?" jelas Petra panjang lebar.
Athena mengangguk sedikit paham. "Lalu, aku harus gimana?"
Seluruh siswa didalam kelas mulai membenarkan tempat duduknya dan saat itu mereka menyadari guru telah masuk. Petra berbisik kecil kepada sahabatnya. "Jelaskan kebenarannya, lah."
***
Vincent menarik napas panjang sambil menghempaskan diri ke sofa rumahnya. Suara hempasan diri lainnya disusul oleh suara Aldi dan Ray setelah itu. Mereka duduk dirumahnya untuk menyelesaikan tugas praktek semester ini yang akan memastikan ke kelas apa dia masuk di pemetaan kelas dua belas nanti.
"Benci banget sama guru kimia gue!" seru Ray sambil membuka tasnya.
Aldi mengangguk. "Kita mau bikin proyek apaan coba? Orang semua udah ditemuin."
Ray tersenyum kecut. "Lama – lama kita lulus SMA langsung nikah lagi."
"Ya itu kan kamu Ray, nikah sambil nerusin perusahaan Papa kamu. Langsung!"
Vincent menghela napas panjang. "Udah deh, brisik. Ayo kita kerjain laporannya."
Ray dan Aldi saling berpandangan bingung. "Lah! Biasanya kan kamu yang paling benci praktek! Sekarang kenapa malah kamu yang paling semangat?!" tanya Aldi kaget.
Vincent menaikkan kedua punggungnya lalu membuka tasnya. "Nggak tahu."
"Nah! Ini pasti ada hubungannya sama adek kelas yang cantik itu. Siapa namanya, Di?" tanya Ray sambil berusaha mengingat – ingat.
"Athena?" tanya Aldi bingung.
Ray cepat mengangguk. "Nah! Dia, kan?" tanya Ray sambil tersenyum. "Ternyata bener ya, punya doi itu bikin lebih semangat belajar!"
Vincent menggeleng. "Apaan sih."
"Eh, ngomong – ngomong soal Athena, gimana? Dia udah bilang soal kejadian sama Aska di Australia ngapain aja?" tanya Aldi sambil melihat sahabatnya.
"Belum," ujar Vincent sambil membukanya.
"Tapi tadi gue lihat lo ngobrol sama dia, Cent," balas Ray. "Di kantin."
"Emang, tapi aku langsung pergi."
Aldi langsung terduduk tegap. "Apa? Nggak boleh gitu dong! Kamu harus memanfaatkan waktu dengan baik!"
"Ya gimana lagi," jawab Vincent sambil menghela napas panjang. "Menurut kalian gimana?"
"Kalau kamu beneran suka bilang aja," jawab Aldi santai.
"Nah!" Ray ikut bersemangat. "Bener banget tuh."
"Tapi aku ini beneran suka enggak sih sebenarnya?"
Aldi menarik napas panjang dengan kesal. "Mikirin dia terus, semangat karena dia, sebel dia deket sama cowok lain. Itu namanya apa coba kalau bukan suka?"
-Queen A

KAMU SEDANG MEMBACA
A Pieces
ChickLitIni kisah tentang Athena yang mencari pengganti kakaknya. Dan, ini cerita tentang Aska yang jatuh cinta. Juga Vincent yang sangat menawan seperti Jacob. Akankah Athena menemukan pengganti Jacob? Dan apakah dia adalah orang yang selama ini Athena kag...