Udara dingin, ruangan putih dan bau aneh menyengat di hidungku. Aku membuka mataku, samar – samar kulihat wajah – wajah lalu wajah- wajah itu mendekat kearahku dengan cepat. Aku mencoba meluruskan pandanganku, fokus untuk menjelaskan. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya aku melihat wajah – wajah orang itu.
Papa, mama dan seorang laki – laki berjas putih. Seorang wanita yang berada dibelakang laki – laki itu. Aku menatap langit – langit. Dan menyadari tanganku yang merasa aneh. Ada selang, dan ... infus? Oh.
Aku ingat. Mobil, marah dan suara retakan. Aku melihat wajah mama yang khawatir dan matanya yang sembab. Pria berjas putih mengecekku dengan stetoskop. Dia dokter. Itu berarti aku sedang berada di rumah sakit saat ini.
Suasana sunyi sembari dokter itu memeriksa dan akhirnya mengajak papa keluar ruangan. Mama menarik kursi dan meletakkannya disamping tempat tidur tempatku berbaring dan duduk di kursi tersebut. Mama tersenyum menatapku. "Selamat malam, Athena."
"Ma, aku?"
Mama menatapku, yang bingung karena aku tidak bisa menemukan kata – kata yang tepat. "Kamu udah baik – baik saja, kok. Tapi, kamu masih harus menginap disini sampai besok. Ada beberapa yang harus di cek."
Aku mengangguk mengerti. Kecelakaan tadi pagi. "Mobilnya ma?"
Mama tersenyum. "Kamu tenang aja. Yang penting kamu enggak papa." Mama berhenti kemudian melanjutkan kata – katanya. "Tapi mama sepakat sama papa kalau sekarang kemana – mana kamu harus pakai sopir."
Aku langsung menegakkan badanku. Rasanya masih agak sakit. "Ma, aku udah SMA. Dan aku janji kok kecelakaan ini enggak bakal kejadian lagi."
Aku melihat mama menggeleng. "Mama nggak mau kehilangan anak mama karena kejadian yang sama."
***
Alasan aku kehilangan kakakku satu – satunya adalah kejadian itu. Kabar itu terdengar sore hari. Hujan deras mengguyur kota kami. Saat itu akhir pekan dan Jacob sedang keluar bersama teman – temannya. Aku duduk di ruang keluarga bersama mama yang sedang membaca majalah mode terbaru yang baru datang. Semangkuk stroberi segar diantara kami sementara aku menonton The Walking Dead.
Papa pulang beberapa menit kemudian dan langsung menuju kamar lalu mama menyusulnya dan aku bisa mendengar suara pertengkaran itu. Pertengkaran itu berakhir dengan keluarnya mama dari kamar dan kembali duduk di sampingku. "Kenapa sih mama dan papa sering bertengkar?" tanyaku penasaran.
Mama menghela napas dan menutup majalahnya yang ditinggalkan terbuka sedari tadi. "Kalau kamu besar kamu pasti tahu ada hal – hal rumit dalam hidupmu."
"Tapi kenapa enggak diselesaikan dengan baik – baik? Aku sama Jacob capek ma kalau harus denger pertengkaran setiap hari," kataku jujur.
Baru saja mama mau menjawab telpon rumah kami berdering dan mama berdiri meraihnya. "Kediaman Swan?"
Mama langsung menutup telpon dengan wajah panik. Berlari menuju kamar papa. Dan langsung menyuruhku untuk siap – siap. Aku mematikan televisi dan langsung mengikuti papa dan mama yang berlari ke mobil. Hujan yang sangat deras membuat rambutku basah ketika sampai di dalam mobil.
Papa dan mama terlihat panik. Segalanya begitu cepat. Kami sampai di dalam rumah sakit beberapa jam kemudian. Mama berbicara pada resepsionis dan kami langsung berjalan terburu – buru mengikuti mama.
Dan akhirnya disinilah aku. Didepan UGD, duduk menunggu sampai seorang dokter keluar dari ruangan dan berbicara pada kedua orang tuaku. Mama dan papa berbalik menatapku setelah berbicara dengan dokter itu. Aku bisa melihat mata mama mengeluarkan air mata. Sementara papa langsung duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Pieces
ChickLitIni kisah tentang Athena yang mencari pengganti kakaknya. Dan, ini cerita tentang Aska yang jatuh cinta. Juga Vincent yang sangat menawan seperti Jacob. Akankah Athena menemukan pengganti Jacob? Dan apakah dia adalah orang yang selama ini Athena kag...