Athena merebahkan dirinya ditempat tidur. Setelah membersihkan dirinya dan mengganti pakaian jalan – jalannya dengan pakaian kebesarannya untuk istirahat –celana kedodoran dan kaus- gadis itu menyalakan ponselnya. Membuka galeri dan menengok semua foto yang diambil di ponselnya saat mengelilingi Canberra tadi. Foto favoritnya, adalah foto saat Aska meminta tolong orang lain waktu mereka sedang makan es krim dan di saat itu, ada foto yang sedang tidak sengaja diambil. Di foto itu, Aska sedang melihat kearah Athena dan tersenyum, sementara Athena masih menikmati es krimnya. Aska terlihat sangat bahagia, dan Athena terlihat sangat tenang. Athena menarik napas panjang lalu mengirimkan foto tersebut kepada Aska. Hingga foto itu berubah menjadi percakapan yang panjang.
***
Aska benci mengakuinya.
Dia selalu tersenyum saat berhadapan dengan Athena. Secara langsung maupun lewat media sosial. Aska, si ketua OSIS yang terkenal jarang berhubungan khusus dengan anak perempuan kali ini meramaikan media sosial instagram dikalangan sekolahnya lantaran membagikan fotonya dengan Athena. Aska menyukai foto itu, alasannya. Foto itu sempat membuat popularitas Aska tambah naik. Apalagi foto itu diambil diluar negeri.
"Aska,"
Aska mendongakkan kepalanya, melihat Alka yang bersandar di kusen pintu kamarnya dan tersenyum kecil. "Jarang banget kakak lihat kamu senyum kayak gitu."
Aska meletakkan ponselnya dan membalas kakak perempuannya itu pelan. "Aku seneng aja, Kak."
"Karena dia?" tanya Alka sambil mendekat kearah Aska ddan duduk di pinggir tempat tidurnya. "Maksudku cewek anak teman papa kemarin. Siapa? Ata, Ana?"
"Athena?" tanya Aska lalu tertawa kecil.
Alka mengangguk. "Ya, dia."
"Mungkin kakak nganggap aku aneh, tapi pernah nggak sih kakak ngerasain kalau ada seseorang yang belum lama kakak kenal tapi seakan dia yang bikin hari – hari kakak bahagia?" tanya Aska.
"Maksudmu, cinta?" tanya Alka pada adik semata wayangnya lalu tertawa terbahak – bahak. "Kamu suka sama Athena?"
Pertanyaan itu membuat pipi Aska memanas, dia belum pernah merasa seperti ini. Aska yang biasanya tidak pernah takut dan penuh rasa percaya diri harus merasa seperti ini didepan kakaknya sendiri.
Alka berhenti tertawa lalu menatap Aska serius. "Kalau kamu suka sama dia, kamu harus buktiin sama dia."
"Emang aku dah bilang kalau aku suka?" Aska berusaha mengelak tapi Alka hanya tersenyum kecil.
"Perasaan suka itu sulit buat diakui. Tapi akan semakin sulit kalau kamu tidak mengakuinya," balas Alka pelan.
"Maksud kakak?"
Alka menjitak kepala Aska. "Dasar! Lama banget sih mikirnya! Kalau kamu suka kejar lah!"
"Udah dibilang aku belum yakin!" seru Aska kesal.
Alka beranjak dari tempat tidur adiknya dan tersenyum. "Kalau gitu, kamu jangan tanya sama aku. Karena cuman kamu yang tahu apakah kamu benar – benar menyukainya atau tidak. Tapi jangan lama – lama, karena kupu – kupu indah pasti akan banyak yang mengincar." Ujar Alka lalu meninggalkan adiknya sendirian, di kamar dan termenung.
***
Vincent menghentakkan kakinya dengan kesal sambil melemparkan bola basket kedalam ring. Kalau sedang kesal, Vincent suka dengan asal melemparkan bola basket di lapangan pribadi belakang rumahnya.
"Bro!"
Vincent membalikkan tubuhnya, melihat kearah salah satu sahabatnya, Aldi yang datang dengan sekantong plastik besar berisikan makanan. Aldi tahu sahabatnya itu sedang kesal sehingga cowok itu datang membawa makanan dengan niat menghibur Vincent.
"Ngapain kesini?" tanya Vincent ketus.
"Astaga!" Aldi menjatuhkan kantong plastik dan pura – pura memasang wajah tersakiti. "Jangan jahat – jahat mentang – mentang lagi patah hati. Lagian salah kamu juga sih."
Vincent menatap Aldi ketus. "Maksudnya?"
Aldi menaikkan kedua pundaknya. "Athena kan cantik ya, pasti banyak yang deketin. Kalau kamu nggak nembak dia duluan ya pasti bakalan kayak gini."
"Ya rencana nembak udah ada, Di. Tapi kan kemarin gagal karena dia nggak datang pas ultah. Dan sekarang dia sama Aska!" balas Vincent sambil membanting bola basket dan berjalan menuju kantong plastik, membukanya dan menemukan sebotol minuman cokelat favoritnya.
Vincent duduk sementara Aldi mencari bola basket yang tadi dilempar Vincent dan berjalan menuju sahabatnya. "Ya itu bukan salah dia juga, menurutku. Aska emang lagi di Australia dan Athena juga. Dia udah bilang sama kamu juga, kan?"
"Ya tapi dia enggak bilang kalau dia ketemu Aska. Padahal kita juga masih telfonan."
Aldi tertawa kecil. "Emang kamu ada hak buat tahu dia lagi ketemu siapa? Kamu bahkan bukan pacarnya, Cent."
"Tapi aku peduli sama dia, Di." Ujar Vincent pelan.
Aldi menghela napas panjang. "Anggep aja gini deh. Dia nggak mau cerita ke kamu soal pertemuan dia sama Aska, karena dia ngejaga perasaan kamu. Dia juga peduli sama kamu."
Vincent meletakkan kepalanya diatas tanah lapangan, melihat sinar matahari pagi yang bahkan baru muncul.
Semoga Aldi benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/49624345-288-k315583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pieces
ChickLitIni kisah tentang Athena yang mencari pengganti kakaknya. Dan, ini cerita tentang Aska yang jatuh cinta. Juga Vincent yang sangat menawan seperti Jacob. Akankah Athena menemukan pengganti Jacob? Dan apakah dia adalah orang yang selama ini Athena kag...