chapter 3

1.1K 186 4
                                    

Kemunculan mereka bersama-sama benar-benar telah merusak suasana hati Yunho malam itu. Yunho memberi isyarat pada pelayanan, dan menanyakan apa ada jalan keluar lain dari restoran itu, ia tidak ingin bertemu dengan kedua pasangan itu. Dan pelayan itu menganggukkan kepalanya.

Yunho membayar makanannya dengan kartu kredit, lalu menunggu pelayan itu kembali.

Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, Yunho menatap tajam gadis itu, dan gadis itu terkesiap tertahan, seolah bisa membaca kebencian di benak Yunho meski tak terucap. Rona di pipinya tampak semakin kentara. Senyum kecil yang semula menghias wajahnya mendadak lenyap. Yunho bisa melihat itu dengan sangat jelas. Yunho kesal karena jauh di lubuk hatinya ia bisa memahami cinta buta Siwon terhadap gadis itu. Gadis itu hanya cantik, tetapi juga terlihat begitu lembut dan memesona. Segar, polos, sempurna. Yunho tidak berusaha mengalihkan pandangannya, dan tidak memperlembut tuduhan yang saat itu pasti memancar jelas di matanya. Tapi tidak ada tantangan dalam ekspres gadis itu, tidak ada perlawanan. Sebaliknya, gadis itu tampak begitu rapuh, sehingga Yunho merasa tatapannya mampu melukai gadis itu.

Akhirnya gadis itu membuang muka. Mendadak memutuskan kontak, gadis itu mengalihkan pandangan ke luar jendela.

Yunho pun keluar membuntuti pelayan tadi menuju pintu belakang, melewati dapur.

...........

Malam itu yunho tidak bisa tidur nyenyak, ia masih memikirkan Siwon dan gadis itu. Tak ada yang dapat ia lakukan tentang hal ini.

Pagi harinya saat baru melangkah ke luar kamar mandi terdengar telepon berdering. Yunho buru-buru menyambar jubah mandi hotel dan memakainya.

Suara Siwon menyapa telinganya.
"Bagaimana kabarmu, Yun"
"Aku tidak sabar untuk segera pulang." jawab Yunho dan itu memang yang sebenarnya.
Siwon tertawa." Dengar, aku tahu aku sudah meminta terlalu banyak darimu selama beberapa hari ini, tapi aku harap kau masih mau membantuku. Tolong gantikan aku untuk menemui pertemuan bisnis di Seoul sana. Tolong lakukan ini demi aku, oke, Yun? Aku ingin kau tahu bahwa hal terbaik yang pernah kulakukan sepanjang hidupku adalah mengajakmu sebagai mitra bisnis." ujar Siwon.

"Dan aku menghormatimu sebagai atasanku. Kapan kau ingin aku kembali? Ujar Yunho.

"Tenang saja jangan khawatir," Siwon tergerak terdengar sangat bahagia. "Omong-omong aku punya satu berita untukmu. Ini Tentang sesuatu yang selama ini kucari," jelas Siwon, nada suaranya penuh keharuan. "Sepertinya inilah yang telah kucari sepanjang hayatku."

"Kedengarannya hal itu membuatmu sangat bahagia," Yunho berusaha menyembunyikan kekesalan yang tersirat dalam nada bicaranya. Memangnya siapa aku hingga berhak menghakimi Siwon?  Baginya, Siwon nyaris bagaikan figur seorang ayah, meski begitu ia tetap merasa tegang ketika menunggu Siwon melanjutkan perkataannya.

"Jawabannya adalah ya!" suara Siwon terdengar bergemuruh dari ujung telepon. "Tapi aku harus menunda menceritakan kisah ini. Masih perlu waktu. Cukup banyak. Sudah lama aku ingin menceritakan semua ini kepadamu, tapi rasanya aku tak punya kesempatan untuk melakukannya. Semua ini telah mengubah hidupku, Yun. Tak pernah terpikir olehku, aku bisa sebahagia ini. Aku ingin berteriak sekerasnya supaya seluruh dunia mendengarnya." ujar Siwon.

"Tidak Bisakah kau menceritakannya sedikit saja sekarang?" Tanya Yunho dengan nada nyaris memohon.

"Sebenarnya aku juga sangat ingin, Yun. Aku tahu kau orang yang penuh pengertian. Aku mencintaimu bagai putraku sendiri, tapi untung saja bukan, aku punya rencana untukmu. Aku tahu mengapa orang-orang sangat menghormatimu seperti sekarang."

"Hei, ada apa ini?" Siwon membuat Yunho penasaran setengah mati.

"Hidup ini terlalu singkat untuk tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasakan," seru Siwon, tidak bisa lagi membendung apa yang dirasakannya. "Dengar, Yun, ada yang mengetuk pintu. Aku pergi dulu. Aku sudah menyewa mobil. Sampai jumpa nanti malam. Kita akan makan malam bersama nanti. Aku ingin kau bertemu dengan seseorang. Sampai nanti, Yun." kata Siwon cepat.

........

Siang hari setelah menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya yang dari Jepang, Yunho memutuskan untuk makan siang singkat sebelum kembali ke hotel.

Saat ia kembali ke hotel, Yunho melihat seseorang keluar dari kamar hotel yang Siwon tempati, Yunho terpaku saat ia melihat gadis mungil Siwon keluar dari kamar. Tampaknya gadis itu bersiap-siap untuk pergi. Itu sudah jelas. Mungkin saja dia telah melewatkan pagi ini di tempat tidur bersama Siwon.  

Gadis itu terlihat kaget bertemu Yunho.

Yunho memandangi rambut hitam bergelombang yang indah dan tergerai hingga bahu, beberapa ikalnya tampak masih lembap. Dari jarak sedekat ini, Yunho bisa melihat mata gadis itu yang bulat berkilauan.

Gadis itu gemetaran saat melihat tatapan Yunho yang begitu tajam, dan terlihat benci.

"Kau!" kata itu terucap dalam jeritan kecil, mengingatkan mereka pada malam sebelumnya. Yunho mendekat, "Aku mitra bisnis Siwon." ucap Yunho mengepalkan dirinya.

"Ya, Siwon sudah banyak bercerita tentangmu. " ujar gadis itu.

"Menakjubkan sekali!" ketus Yunho. "Aku harus pergi." lanjutnya. Yunho harus segera pergi dari sini sebelum mulutnya melontarkan kata-kata yang tak terkendali tentang hubungan gadis itu dengan Siwon.

"Please.... " Nada memohon itu seketika menghentikan langkah Yunho. "Kau orang yang berada di restoran itu semalamankan?"

"Semalam aku ingin menyendiri. Tidak ada gunanya kau memberitahukukan hal itu kepada Siwon. Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu kalian."

"Kau memandangku seolah kau membenciku." ujar gadis itu.

Tatapan matanya yang begitu cemerlang membuat Yunho goyah sesaat. "Bagaimana mungkin aku membencimu? Aku sama sekali tidak mengenalmu."

"Kecuali kau punya alasan untuk membenciku. Reaksimu begitu kuat." tukas gadis itu lagi.

Yunho tertawa kasar. "Apa yang kaulakukan di hotel ini? Ujar Yunho sinis, tapi ia terpesona memandangi warna kelembutan kulit gadis itu.

"Aku wanita simpanan, begitu menurutmu?" kontrol diri yang begitu kuat terpancar dari diri gadis semungil dan rapuh itu.

Yunho menyadari sorot matanya sedingin es, " maaf kalau sikapku tidak sesopan yang kau harapkan. Yang bisa kupikirkan saat ini mungkin seperti itu." ujar Yunho.

"Kau tidak menginginkan aku berada di dalam kehidupan Siwon?" ucap gadis itu.

Yunho menggeleng. "Sudah pasti tidak."
"Tapi aku sudah terlanjur masuk ke dalam kehidupan Mr.Choi." jelas gadis itu meskipun tidak tersirat nada kemenangan. "Posisiku sudah jelas. Siwon mencintaiku."

"Tergila-gila," sergah Yunho sinis. "Siwon telah begitu terbuai pada kecantikanmu."

"Dia sudah pernah melihat kecantikan seperti ini sebelumnya." ujar gadis itu.

Yunho tidak mengerti. "Apa maksudmu?  Sandiwara apa yang sedang kau mainkan ini?"

"Tidak ada sandiwara," jawab gadis itu lembut. "Jika kau mau memberikan sedikit kesempatan padaku untuk membela diri... "

Yunho buru-buru membalikkan tubuhnya. "Maaf, kau pasti membutuhkan waktu yang sangat lama untuk itu."

"Kau berdiri di atas tanah yang salah, tuan," kata gadis itu memperingatkan dari belakang Yunho.

"Kaukira aku tidak tahu itu?" Yunho mencengkeram tangannya. "Kau sudah melibatkan dirimu dalam kehidupan Siwon, meskipun bukan berarti hubunganku dengan Siwon yang membuatku kesal. Atau kenyataan bahwa hubungan kami mungkin akan segera berakhir. Aku lebih khawatir memikirkan nasib Siwon dan keluarganya.

"Motif yang murni, benar-benar pikiran yang mulia," ujar gadis itu.

"Sebaliknya dengan dirimu." Yunho membiarkan gadis itu melihat kebencian yang terpancar di wajahnya.

"Menurutku sebaliknya kau pergi sekarang." ujar Yunho, sambil tatapannya tertuju pada gadis itu. Yunho melihat wajah putih gadis itu langsung merona.

"Memang itu rencanaku. Dari apa yang dikatakan Siwon tadi,  Kurasa dia ingin kita bertiga bertemu saat makan malam nanti. Mungkin hal itu mustahil dilakukan." ucap gadis itu.

...
...
...
...
...
TBC

Pertemuan Dan Kisah Cinta Jaejoong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang