chapter 14

1K 175 15
                                    


***


Rasanya sangat sulit bagi Jaejoong untuk melalui sisa malam itu setelah kejadian itu. Siwon berpidato singkat sebelum acara makan malam mewah dimulai.

Pidato yang cukup mengharukan sehingga membuat banyak orang berkaca-kaca. Tidak seorang pun dari tamu yang hadir pernah menduga Siwon memiliki seorang putri hingga beberapa hari belakangan ini, dan sekarang mereka bisa memahami penyebab utama kesedihan mendalam yang juga mereka rasakan.
Siwon patut di diberi ucapan selamat. Hampir semua orang berpendapat Jaejoong sangat cantik dan sangat menyenangkan. Dan hampir semua tamu juga menginginkan Jaejoong tetap tinggal bersama ayahnya. Dan tidak lagi meninggalkan ayahnya.

Tentu saja Siwon, yang jelas-jelas sangat memanjakan putrinya itu takkan mengizinkan hal itu terjadi, bukan?

Meskipun Kibum tersenyum dan Ahra tetap bersikap ramah terhadapnya, Jaejoong tahu keduanya tidak bersikap tulus.

Seandainya bisa mengatur segalanya, Kibum dan Ahra pasti dengan senang hati melenyapkannya dalam satu kibasan tangan. Ia telah memorakporandakan dunia mereka.

-

-

-

Pada pukul dua dini hari, akhirnya semua tamu meninggalkan pesta itu. Semuanya, kecuali Yunho, yang memang hampir selalu tetap tinggal seusai acara-acara semacam itu. Sudah sejak lama, Yunho memiliki kamar sendiri di rumah itu, sehingga segalanya menjadi terasa mudah.

"Pestanya benar-benar luar biasa, Umma terimakasih banyak," ujar Jaejoong penuh rasa terima kasih. Mereka sudah bersiap-siap untuk tidur. Siwon yang masih penuh semangat, berdiri seraya memeluk pinggang ramping putrinya.

"Terima kasih juga padamu, Dad." Jaejoong berjinjit dan mengecup pipi ayahnya, lalu mengusap lembut pipi ayahnya. "Pesta tadi benar-benar menyenangkan. Dan sekali lagi terima kasih untuk anting-anting cantik ini."

"Itu koleksi awalmu," janji Siwon sembari mencermati anting-anting itu dengan sukacita. "Anting-anting itu kelihatan cantik saat kaupakai, begitu juga kalung pemberian Yunho. Oh, Tuhan, manisku, semua ini benar-benar terjadi, kan?" Tanyanya, tidak berusaha menyembunyikan keharuan yang melimpah. "Ini bukan mimpi yang akan membuatku patah hati, kan?  Kau tahu, aku sering bermimpi semacam ini sebelumnya."

"Semua ini nyata, Siwon," hibur Yunho sembari menepuk bahu sahabatnya.

"Tapi aku masih takut," aku Siwon pelan.

"Mengapa, Dad?" Jaejoong menatap Siwon dengan sorot gelisah.

"Aku takut kau akan pergi meninggalkanku." Siwon menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi pipi putrinya. "Aku mencintaimu, Nak."

"Jangan terlalu mengada-ada, Siwon," Kibum memperingatkan, seolah suaminya punya semacam penyakit jantung. "Kau malah membuat Jaejoong, takut."

"Aku akan selalu menemanimu, Dad." ujar Jaejoong tersenyum.

"Bukan cuma menemaniku, sayang," Siwon menggeleng. "Tapi tinggal bersamaku. Liburan ini akan segera berakhir. Aku tidak ingin punya putri sementara." harap Siwon.

Kibum buru-buru menyela. "Siwon, sayang. Jaejoong pasti sudah lelah," katanya sambil melempar senyum simpati ke arah Jaejoong. "Dia sudah menjadi pusat perhatian malam ini."

Pertemuan Dan Kisah Cinta Jaejoong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang