Park Shinhye memandang gemas wajah Jung Yonghwa, wajah tunangannya. Geli, mendengarnya. Tunangan. Semuanya terjadi dengan sangat tiba-tiba dan tanpa pikir panjang. Disangka bertunangan adalah hal yang biasa saja tidak harus jadi serepot ini. Tapi luar biasa implikasi dari satu patah kata itu.
"Aku kan sudah kasih contoh ukuran jariku, ini nggak masuk dijariku." raung Shinhye kesal.
"Jatuh entah dimana cincin murahanmu itu." jawab Yonghwa cuwek.
"Terus ini ukuran jari siapa?"
"Young Ae."
"Ah..." Shinhye memejamkan mata.
Acara yang harusnya hidmat, jadi seperti panggung komedi. Karena cincin pertunangan yang disematkan di jari Shinhye kekecilan.Karena kakek Yonghwa yang tengah sakit parah dan ingin ditengok cucu kesayangannya itu sambil membawa calon tunangannya. Yonghwa segera menelepon satu persatu mantan pacarnya, mulai dari Lee Ji Eun, mantan pacarnya saat SMA. Dia menolak karena sekarang dia sudah punya kekasih. Lalu si mata bening Seohyun, kemudian si leher jenjang Seol Hyun sampai si kaki indah Kang Sora. Semuanya menolak walaupun hanya untuk jadi tunangan pura-pura. Dan tidak ada lagi pilihan saat kemudian sore itu ia iseng saja mengajak Shinhye.
"Mau kemana?" tanya Shinhye yang bahkan masih memakai baju operasinya.
"Temani aku nengok Halabeoji."
"Halabeoji?"
"Eoh, dia sedang dirawat di ruang VVIP. Ayo cepatlah!"
"Aku belum ganti baju."
"Nggak usah, sebentar saja kok."
Shinhye lalu mengikutinya melangkah. Tapi ketika beberapa langkah lagi hendak mencapai ruangan yang dimaksud, Yonghwa menahan langkahnya.
"Shinhye-ya, chakaman!"
"Wheo?"
"Kakek itu sudah pikun, nanti kalau Kakek bilang, inikah calon tunanganmu? Kau mengangguk ya!"
"Mho?" Shinhye menarik tangannya yang dituntun Yonghwa.
"Hanya pura-pura saja. Kau pura-pura jadi tunanganku dihadapan Kakek, beberapa menit ini saja."
"Mhoragu?"
"Kakek minta aku menengoknya hanya kalau aku membawa calon tunanganku. Kalau tidak Kakek akan menolakku. Appa marah karena sudah beberapa hari Kakek di rawat disini, aku belum menengoknya sekali pun. Tolonglah! Eoh?" Yonghwa memohon.
"Nggak." putus Shinhye hendak membalikan langkah.
"Chakaman! Atau kau nggak usah mengangguk, aku saja yang mengiyakan."
"Sama saja." Shinhye sudah melangkah hendak balik lagi.
"Shinhye-ya, Shinhye... atau aku carikan bahan untuk jurnalmu akhir pekan ini.."
Park Shinhye tersenyum. "Col!" angguknya. Membalikan lagi langkah mengikuti 'Rocker' Yonghwa.
Tiba di hadapan kakek uzur yang tergolek lemah di atas tempat tidur, Yonghwa membungkuk hormat. Begitu pula Shinhye mengikuti. Pria tua itu pemilik sebuah perusahaan besar dan ternama, dimana Rumah Sakit ini bagian dari anak perusahaannya. Oleh sebab itu kamar tersebut di jaga oleh beberapa orang berpakaian serba hitam di pintu, seorang pria paruh baya sebagai asisten yang selalu menemani Kakek di dalam kamar.
"Halabeoji, aku datang!" ucap Yonghwa pelan. "Dia tidak tidur kan?" tanya Yonghwa pada asisten yang berjaga di kamar kakeknya.
"Aniyo. Hoejang-nim, cucu Anda datang." ujarnya pula.
Baru dia membuka mata.
"Yonghwa-ya!" panggilnya.
"Ne, Halabeoji!"
"Kau datang dengan siapa?"
"Ne, dengan Shinhye, Halabeoji! Park Shinhye." jawab Yonghwa.
"Anyong, Halabeoji!" Shinhye tanpa harus disuruh segera bersuara sambil membungkuk hormat.
"O, Shinhye-ya! Kemarilah!" Kakek tua itu mengangkat tangannya, meminta Shinhye menggenggamnya.
Setindak gadis itu melangkah ke arahnya, lalu tangannya menggenggam tangan lelaki tua yang sudah seperti kakeknya sendiri itu.
"Kau sungguh mau bertunangan dengan cucuku?" tanyanya di luar dugaan.
"Eu, ne...?" Shinhye kikuk menatap Yonghwa.
"Ne, Halabeoji. Kami sudah membicarakan itu sebelum ke sini." Yonghwa nyamber.
"Benarkah?" Kakek tidak yakin.
"Euh..."
"Kami akan segera menentukan tanggal dan hari pertunangan kami. Makanya Halabeoji harus berjuang untuk cepat sembuh kalau ingin menyaksikan pertunangan kami." cerocos Yonghwa menyentuh lengan kakeknya. Pria tua itu tersenyum diantara selang oksigen yang melintang di hidungnya.
"Arrasho, arrashoyo, urri Yonghwanie! Halabeoji senang mendengarnya! Siapkan pestanya yang meriah."
"Ne, akan aku lakukan! Tensi Halabeoji harus normal, begitu juga kadar gula darah dan kolesterolnya. Supaya dokter Jo bisa mengambil jaringan tumor Halabeoji."
"Ne, Halabeoji akan berjuang untuk itu."
Lelaki tua yang seperti sudah tidak punya harapan hidup itu berbinar matanya. Kondisinya seketika membaik mendengar kabar yang sangat ditunggu-tunggunya itu. Yonghwa lantas meninggalkan kamarnya.Shinhye langsung menuntunnya ke atap RS. Tindakan Yonghwa sangat gegabah.
"Kau tega membohongi Halabeoji yang diambang hidup dan mati? Tidak masalah jika dia bukan Halabeoji, tapi dia kakekmu! Yang sedang kau tipu itu kakekmu, Yonghwa-ya!" pekik Shinhye tak kira-kira marah.
"Kau ini berisik sekali. Kalau kau merasa tidak ingin menipu Halabeoji, maka ikuti keinginanku. Kita bertunangan!"
tukas Yonghwa enteng.
"Apa katamu?" Shinhye memekik kaget.
"Halabeoji akan sembuh kalau melihatku bertunangan."
"Lakukan itu, tapi jangan denganku."
"Bagaimana tidak denganmu? Kakek sudah terlanjur mengetahui kau calon tunanganku."
"Makanya aku tidak mau pergi denganmu tadi menemui Halabeoji." Shinhye marah.
"Shinhye, kita lakukan saja. Berpura-pura."
"Kau ini meremehkan persoalan."
"Apanya yang sulit, kita berpura-pura bertunangan. Sebulan kemudian, setelah Halabeoji sembuh, kita putus."
"Kau semudah itu mempermainkan hal sakral. Tentu saja aku tidak mau."
"Bukan mempermainkan, bahkan orang yang sudah menikah saja bisa bercerai. Anggap saja setelah menjalaninya sebulan, kita tidak cocok."
"Kau ini benar-benar....! Aku tidak mau, lakukan saja sendiri!" Shinhye menghentakan langkah pergi meninggalkan pemuda serampangan itu.Namun menolak tinggal menolak, faktanya Shinhye tetap harus mau dipersandingkan dengan sahabat sejak kecilnya itu di acara pertunangan mereka yang dihelat sederhana.
Ayah Shinhye yang menjadi salah satu kepercayaan kakek Yonghwa di perusahaan besar itu membelalakan mata tidak percaya. Sebab ia tahu pasti putrinya tidak sedang berpacaran dengan putra mahkota itu. Dan Yonghwa sempat diomelinya, tapi mau bagaimana lagi, lelaki sepuh yang sudah tidak memiliki harapan hidup panjang itu terlanjur merestui dan ingin segera membuat pesta pertunangan cucu laki-laki satu-satunya tersebut. Keinginannya bahkan langsung mereka menikah, tapi Yonghwa menolak dengan alasan belum siap.Dan malam itu digelarlah acara pertunangan Yonghwa dengan Shinhye, secara tertutup yang hanya dihadiri kalangan terbatas. Halabeoji tampak sangat bahagia dan lega. Tapi ayah Yonghwa segera memelototi anaknya sebab tahu pertunangan itu bukan sungguhan.
"Aku belum siap bertunangan, tapi Halabeoji terus saja mendesak. Aku tidak punya pilihan, Appa." tepisnya saat diomeli.
"Tapi kenapa harus dengan Shinhye? Dia itu anak Park Ajhussi." geram Tn Jung kesal dan gemas tak alang kepalang.
"Justru karena dia anak Park Ajhussi, makanya aku bisa memintanya untuk pura-pura jadi tunanganku."
"Kau ini benar-benar membuat ayahmu malu."
"Park Ajhussi sudah tahu aku dengan Shinhye tidak sungguhan bertunangan. Makanya aku pun mengijinkan Shinhye dekat-dekat dengan calon pacarnya. Anak itu saudara jauh Ajhussi yang baru kembali dari Amerika."
"Dan kau sungguh menyedihkan! Tidak punya pacar hingga harus pura-pura bertunangan dengan sahabatmu sendiri." ejek Yongmi, kakak perempuannya.
"Aku bukan tidak punya, tapi terlalu banyak pilihan, Noona." teriaknya geram.
"Aigo... menyedihkan!"Tapi Tn Jung tidak bisa berbuat apa pada akhirnya, untung saja gadis itu Shinhye. Selain dengan ayahnya kenal dekat sejak lama, ayah Shinhye juga sangat loyal terhadap perusahaannya. Sudah seperti dengan saudara. Makanya ia merasa lega ayah Shinhye bisa menerima tindakan gegabah anaknya itu, walau sambil mengurut dada.
Dan sejak malam itu pula Park Shinhye dan Jung Yonghwa resmi bertunangan. Menurut Kakek Yonghwa.
🌿Wajah baru di Departemen Bedah itu bernama Park Seojun. Kakak kelas Shinhye saat menjadi mahasiswa, dan dia pergi ke Amerika setelah lulus jadi dokter untuk mengambil specialis dan sekarang menjadi dokter Fellow dengan subspecialis Bedah Syaraf. Pria tampan yang hanya selisih setahun lebih tua dari Yonghwa itu segera jadi idola baru sejak kehadirannya di Departemen Bedah sekaligus Departemen Syaraf.
Bersambung....
Ayo, yongshin shipper merapat! Part 1 sudah mulai ni...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Never Wrong side B
Roman d'amourSahabat jadi cinta, ungkapan yang menggelikan bagi mereka. Cinta bagaimana pun mengandung makna yang lebih sakral dari persahabatan. Sampai kemudian keduanya sadar jika yang terjadi diantara mereka berdua selama ini agaknya perasaan cinta bukan pers...