Appa dan Eomma bingung dengan sikap Yonghwa, tapi Shinhye segera menjelaskan, mereka berselisih sedikit.
"Dasar anak itu, sangat tidak dewasa!" omel Appa.
Setelah makan Shinhye dengan Seojun pergi jalan-jalan. Tapi raut wajah Shinhye tidak seceria sebelumnya sepanjang bersama-sama dengan Seojun.
"Apa yang terjadi dengan dr Jung? Apa yang membuatnya marah?" Seojun akhirnya penasaran ingin tahu.
"Oppa maaf, aku mengacau acara jalan-jalan kita."
"Ada apa dengan dia, Shin?" Seojun begitu sabar membuat Shinhye menjadi sangat tidak enak hati terhadapnya.
"Aku ingin membicarakan masalah ini dengan gamblang terhadap Oppa, karena aku sangat mempercayaimu. Tapi aku minta Oppa memegang rahasia ini, apa Oppa bisa?" tatap Shinhye sudah tidak tahan lagi dadanya menyimpan kegalauannya.
"Katakan."
"Aku dengan Yonghwa bertunangan saat ini, Oppa. Tapi bukan sungguhan. Hanya untuk memenuhi keinginan Kakek Jung yang meminta Yonghwa bertunangan sebelum Kakek menjalani operasi." cerita Shinhye membuat kening Seojun mengernyit. Shinhye lalu menjelaskan segalanya, hingga kepada peristiwa yang terjadi baru saja.
"Dia marah karena menyangka aku tidak menginginkan Halabeoji sembuh." terangnya menutup uraian panjangnya.
"Lalu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya? Mengharapkan Presdir sembuh atau tidak?" tatap Seojun tajam.
"Tentu aku ingin Kakek sembuh, tapi aku tidak ingin menikah dengan Yonghwa. Atau dengan siapa pun dalam waktu dekat, Oppa."
"Ah, aku sudah mengira memang ada sesuatu diantara kalian, tapi nggak sangka kalau itu pertunangan pura-pura." Seojun memijit keningnya.
"Apa yang harus aku lakukan, Oppa?"
"Kau harus minta maaf pada dr Jung, Shin! Masalah pernikahan yang belum tentu akan terjadi jangan kau pikirkan. Apalagi ayah kalian pun tahu semua ini hanya pura-pura. Tenangkan dia! Kondisinya sekarang sedang sangat gelisah karena kesehatan kakeknya." jabar Seojun sangat dewasa dan bijaksana.
"Apa Oppa tidak marah?"
"Kenapa harus marah? Nanti setelah Presdir Jung sembuh dan menagih janji kalian untuk menikah, kau bisa bilang ingin menyelesaikan dulu subspesialis-mu. Kau bisa beralasan seperti itu."
"Benarkah, Oppa?"
"Tentunya kalian harus bisa meyakinkannya. Kau dan dr Jung. Yang penting sekarang kau harus tetap mensupport untuk kesembuhannya dulu. Sisanya dr Jung yang harus menyelesaikan. Sebab ini terjadi karena ulah dia."
Shinhye merasa tenang dengan tanggapan calon kekasihnya. Dan lega mendapat dukungan positif dari senior kebanggannya itu.Pada jam makan siang Shinhye mencari Yonghwa ke ruangannya di departemen saraf, setelah beberapa kali teleponnya tidak diangkat. Tetapi rupanya ia tidak ada di ruangannya. Yonghwa tampak masih mengobati pasiennya di klinik. Shinhye menunggunya di luar. Yonghwa sangat ramah terhadap pasiennya, tanpa sadar bibir Shinhye mengurai senyum. Setelah tidak ada lagi pasien, Shinhye berdiri menghampirinya. Yonghwa tampak tidak ingin peduli. Ia bahkan berdiri hendak meninggalkan ruang periksa pasien rawat jalan itu meski tahu ada Shinhye disana.
"Yonghwa-ya, chakaman!" Shinhye menarik tangannya.
"Aku butuh makan." tepisnya.
"Sebentar saja."
"Jika kau datang untuk membicarakan masalah kemarin, aku tidak mau."
"Mianhe, Yonghwa-ya! Mianheyo! Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu. Tentu saja aku ingin Halabeoji sembuh."
"Tapi kau menolak memenuhi permintaan Halabeoji, untuk menikah denganku."
"Jangan kita bahas masalah itu dulu, jika biasa kita pergi menemui Halabeoji berdua, tiba-tiba sekarang kita pergi sendiri-sendiri, apa kata Halabeoji?"
"Kau tidak usah hiraukan Halabeoji lagi kataku!"
"Ijinkan aku untuk tetap pergi menemuinya apa pun yang terjadi terhadap kita, Yonghwa-ya! Jangan pikirkan kita, pikirkan Halabeoji!"
"Kau sok memikirkan Halabeoji, padahal pada kenyataannya sama sekali kau tidak peduli padanya." Yonghwa marah.
Shinhye tersenyum kecil. "Jika bukan kau yang memulai membawaku kepada Halabeoji saat itu, semua ini pasti tidak harus terjadi. Tapi kau yang gegabah, dan sekarang kau marah padaku. Lucu sekali, Yongie-ah! Tidak masalah kau melarangku menemui Halabeoji, itu malah menguntungkanku. Dengan begitu aku bisa secepatnya pergi ke Amerika untuk melanjutkan study-ku." ucap Shinhye, setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan Yonghwa yang jadi diam terpaku. Ia tidak menduga Shinhye akan mengambil sikap keras seperti itu. Tapi terserah saja, Yonghwa terlanjur kesal.
🌿Pada akhirnya Shinhye memutuskan untuk segera mengikuti test pendidikan subspesialis di Amerika. Seojun tentu menyambut gembira keputusannya dan sangat mendukung.
Sementara itu, kakek Jung pun sudah ditentukan jadwal operasinya. Yonghwa tersenyum saat sore itu menengok Halabeoji dan terkembang juga senyum di wajah tua kakeknya tersebut.
"Yonghwa-ya, kau datang? Mana Shinhye?"
"Deh, Halabeoji. Shinhye... sedang di ruang bedah. Sepertinya dia tidak akan bisa menengok Halabeoji sore ini." tukasnya berbohong.
"Baiklah kalau begitu, tidak mengapa."
"Dokter Jo bilang sudah ditentukan tanggal Halabeoji masuk ruang bedah!" tuding Yonghwa sambil mengganti bunga pada vas bunga di kamar VVIP itu yang biasanya dilakukan Shinhye.
"Iya, dr George sudah mengatakan kondisi Halabeoji sudah bisa dilakukan pengangkatan tumor itu."
"Baguslah, Halabeoji! Aku suka sekali mendengarnya. Nanti setelah Halabeoji sembuh kita pergi jalan-jalan berdua." senyum Yonghwa mendekati ranjang kakeknya.
"Keuroum. Halabeoji ingin pergi ke danau dengan kau dengan Shinhye."
"Ah, jangan ajak cewek. Kita saja berdua..."
"Tentu saja Shinhye harus diajak, sebab kita akan pergi setelah kalian menikah."
Yonghwa menelan ludah. Sekarang keadaan hubungannya dengan Shinhye jangankan untuk pura-pura menikah, pura-pura bertunangan pun tidak bisa lagi. Sebab Shinhye sudah terang-terangan menolak dan menyalahkannya. Sementara tidak ada waktu lagi baginya untuk mencari yang lain pengganti Shinhye.
Namun ia tidak bisa menyalahkan temannya itu, sebab dirinya yang mulai mencari masalah dengan membawa Shinhye ke hadapan Halabeoji dan berpura-pura bertunangan.
"Kau tahu Yonghwa-ya kenapa kau harus mengajak Shinhye turut serta?" tanya Halabeoji dikebisuannya.
"Aniyo. Wheo, Halabeoji?"
"Pada saat itu seorang istri bisa terlihat mencintai kita dengan tulus atau tidak. Saat kita melakukan perjalanan."
"O ya?"
"Seberapa bisa dia bersabar menghadapi perjalanan yang melelahkan. Jika dia tidak sabar, hanya marah-marah, berarti akan seperti itu pula dia setiap kali menghadapi masalah. Marah-marah dan tidak sabar."
"Begitu rupanya!"
"Coba saja buktikan! Atau ngedumel terus selama diperjalanan. Begini salah begitu salah. Namun ada juga yang tenang-tenang saja, menikmatinya. Apa pun yang terjadi. Seperti itulah Halmeoni. Dia wanita tersabar yang pernah Halabeoji temui. Kau harus mendapatkan istri yang seperti itu, Yonghwa-ya!"
Jung Yonghwa tersenyum dalam. "Amin! Semoga saja, Halabeoji!" harapnya.
"Apa Shinhye penyabar?" tatap Halabeoji.
Yonghwa menggeleng. "Aniyo. Dia cerewet, tukang ngomel tapi dia penuh perhatian dan penurut."
"Halmeoni juga penurut. Seumur hidup Halabeoji tidak pernah lagi menemukan wanita sesempurna Halmeoni."
"Lalu apa kejelekan Halmeoni dimata Halabeoji?" tatap Yonghwa terkenang lagi benaknya akan wanita lembut yang sangat dicintai kakeknya tersebut.
"Nyaris tidak ada, selain hobi belanja." senyum Halabeoji. Yonghwa juga tersenyum lagi.
"Dia paling pandai menghabiskan uang Halabeoji, tapi untuk itulah Halabeoji bekerja keras. Untuk membahagiakannya." mata Halabeoji menerawang jauh. Pasti saat ini Halabeoji sangat merindukan Halmeoni. Yonghwa turut melayangkan pandangan ke luar jendela. Ke langit yang mulai redup mengganti terangnya dengan gelap. Dirinya tidak pernah tahu, akan dapatkah ia pendamping hidup seperti Halabeoji? Yang tetap dicintainya hingga ajal memisahkan? Ia menghela napas dalam.
🌿Pengangkatan tumor pada kornea mata Halabeoji akhirnya dilakukan, oleh tim dokter bedah terbaik RS itu, didampingi dokter undangan dari Amerika. Beberapa petinggi RS dan SH Group termasuk ayah Yonghwa dan ayah Shinhye tampak menunggui proses pembedahan yang tengah dilakukan. Dokter-dokter lain menonton melalui monitor yang ada di setiap tempat. Shinhye dan Yonghwa turut menunggu di tempat berbeda. Yonghwa sambil tegang dan cemas didampingi kakak perempuannya. Shinhye bersama Seojun melihat monitor, tak kalah tegang. Rumah Sakit seakan berhenti beraktifitas, sebab semua dokter nyaris tidak ada yang melewatkan prosesi menegangkan itu.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Never Wrong side B
RomanceSahabat jadi cinta, ungkapan yang menggelikan bagi mereka. Cinta bagaimana pun mengandung makna yang lebih sakral dari persahabatan. Sampai kemudian keduanya sadar jika yang terjadi diantara mereka berdua selama ini agaknya perasaan cinta bukan pers...