Hai semuanya, maaf lama apdetnya hehe //plak
Karena udah direvisi, jgn heran kalo chap kali ini gk nyambung, disarankan membaca ulang 2 chap sebelumnya dahulu.
Habis baca jgn lupa vomment-nya ya, jgn silent reader okay.
Happy reading^^
Rachel_dy
~A~
Deby POV
Amira melihat kami! Dia melihat teleportasi Adnan barusan! Apa yang harus kami jelaskan padanya?
Akankah dia mengerti, atau... ah, aku tidak ingin memikirkan rencana terburuknya. Yang terpenting sekarang adalah memberi pengertian kepada Amira. Semoga ia mengerti.
"Am-"
"Bukannya tadi kalian gak ada di sana?" gadis periang itu memotong ucapanku. Wajahnya memperlihatkan rasa penasarannya terhadap kami dengan sangat jelas.
"Kami... um..."
"Kami nyoba kemampuan teleportasiku, berfungsi apa enggak," jawab Adnan tanpa ragu sedikitpun. Itu jelas membuatku terkejut.
"Hei Adnan, katamu ini rahasia??"
"Ya mau gimana lagi? Dia udah liat semuanya, Deb,"
"Teleportasi? What the, seriously?" tak kusangka reaksi Amira, kukira ia akan berpikir yang tidak-tidak atau apalah, namun nyatanya ia menunjukkan ketertarikan dengan hal-hal super seperti ini. Dapat terlihat dari matanya yang berbinar ketika mendengar kata 'teleportasi'.
Ia menutup pintu kelas dan mendekati kami.
"Berarti aku punya teman yang ber-" Amira terhenti, tercekat, ia salah bicara. Aku yakin kini ia sedang mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Terlihat dari wajahnya. Usil, kupancing dia.
" 'Ber' apa?"
"Gak pa-pa,"
"Hayo, ngaku,"
"Bukan apa-apa!"
"Oh, gitu ya kamu sekarang. Take this!" aku pun menggelitik pinggang Amira, aku tahu dia paling lemah dengan hal seperti ini.
"Ahah... hahahaha... hahh... sudah Deb, stop, ahaha... aku nyerah, haha...."
Tak tahan, Amira pun menyerah.
"Tapi jangan kasih tau siapapun. Dan sebagai balasannya, jelaskan padaku apa yang kau maksud dengan teleportasi tadi,"
"Okey,"
"Aku itu sebenernya..." Amira diam untuk memberi efek kejutan.
Dua detik, tiga, empat, lima, enam detik kemudian.
"...adalah..."
Tiga detik, empat, lima, enam, tujuh detik.
"...manusia,"
"Oy, jangan lama-lama, waktu banyak terbuang hanya untuk mendengar basa-basimu. To the point bisa gak sih?" dengan tampang kesal aku mengeluh akan basa-basi tak berguna Amira. Aku melirik Adnan, dia sedang menahan tawa, apanya yang lucu?
"Sabar to mbak, orang sabar disayang Tuhan,"
Lalu terjadilah perdebatan antara aku dan Amira.
ѧѧѧ
Author POV
"Eh, Adnan kemana ya?"
Ucapan Deby menyadarkan Amira. Memang benar, Adnan sudah menghilang bagai ditelan bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBA
Viễn tưởng"Albino" adalah panggilan yang sudah biasa bagi gadis ini. Gadis aneh dengan rambut yang berwarna putih sejak ia lahir. Manik matanya pun berwarna biru. Sungguh pemandangan yang tidak lazim untuk seorang manusia biasa. Ataukah dia memang tidak biasa...