Bagian 1
Kelas masih terasa sunyi. Kulirik jam dinding yang tergantung di tembok, masih pukul 6.15. Kulihat dia terduduk di kursinya, membaca buku seperti biasa. Tempat duduknya berjarak sangat jauh dari tempat dudukku. Ia duduk di kursi paling depan pojok kiri, sedangkan aku duduk di kursi paling belakang pojok kanan. Kepribadiannya yang keren, pintar dan pendiam membuatku tertarik. Ia selalu datang paling pagi, karena itu aku mengikuti kebiasaannya untuk selalu datang pagi. Aku berusaha menyapanya, tetapi entah mengapa aku susah sekali untuk berbicara kepadanya. Ia terlihat begitu dingin dan acuh dengan lingkungan sekitar. Kurasa dia tak mempunyai teman. Dia selalu terlihat sendiri, namun ia terlihat menikmati kesendirian itu.
Yang aku tahu, namanya adalah Lukas. Dia adalah anak paling cerdas di kelas, mungkin di sekolah. Pemikirannya sungguh sangat logis dalam hal berdebat dia tak pernah kalah walau dia hanya berbicara beberapa kata saja. Dalam hal analisis, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Postur tubuhnya tinggi, tegap, kulitnya kuning langsat dan juga sangat tampan. Dia juga sebenarnya tidak buruk dalam hal olahraga, badannya pun ideal dan atletis, akan tetapi dia berolahraga hanya pada saat pelajaran olahraga. Dia tidak pernah tertarik masuk klub olahraga. Dia lebih tertarik untuk masuk klub sains untuk mengembangkan kemampuannya. Dari semua spesifikasi yang dia punyai, mungkin aku bisa menjulukinya Mr. Perfect.
Selama ini aku hanya bisa mengaguminya dari kejauhan, entah mengapa aku bisa tertarik padanya. Bukan berarti aku mencintainya, aku hanya tertarik saja padanya. Dia sungguh sempurna, belum pernah aku melihat manusia sesempurna dia. Apakah dia benar manusia? Aku benar-benar dibuat penasaran olehnya. Mungkin karena hal itu aku bisa tertarik kepadanya.
Pikiranku melayang ke masa lalu. Hari itu adalah hari pertama Masa Orientasi Sekolah. Aku berlari di koridor sekolah saat hendak mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak OSIS. Saat itu aku tidak menyadari kalau lantai di depanku basah karena baru dipel oleh petugas kebersihan. Aku terus berlari dan akhirnya aku terpeleset. Namun Lukas yang melihatku terjatuh, mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
"Kau tidak apa-apa?"tanyanya dengan nada datar.
"Sepertinya kakiku terkilir."jawabku.
"Ikut aku ke UKS."
"Eh?"
"Tidak apa-apa, biar kuobati kakimu.
Ia membawaku ke UKS dan membebat kakiku dengan perban.
"Apa kau petugas UKS?"tanyaku.
"Bukan, aku siswa baru, sama sepertimu. Mana mungkin diperbolehkan menjadi petugas UKS. Aku hanya kebetulan tahu teknik-teknik pertolongan pertama saja."jawabnya.
"Terima kasih sudah menolongku."
"Sama-sama. Lain kali hati-hati."
Ia langsung pergi tanpa mengatakan apapun. Aku berusaha mencegahnya.
"Tunggu!"kataku.
"Ada apa?"tanyanya.
"Siapa namamu?"
"Lukas."Sejak saat itulah aku mulai mengenalnya dan mulai tertarik padanya. Tak kusangka kita berada di kelas yang sama. Mungkin inilah yang namanya takdir.
"Yogaaa! Hoi!"tegur Sony, teman sebangkuku.
"Heh? Kenapa?"tanyaku sedikit terkejut.
"Pagi-pagi udah ngelamun aja."
"Nggak kok, gue cuma lagi mikir."
"Sama aja ngelamun itu mah."Aku melihat ke arah Lukas lagi, ia masih duduk di sana, tidak bergeming sedikitpun. Dia memang tidak pernah berubah. Istirahat pun tiba, dia tak juga beranjak dari kursinya. Aku memberanikan diri untuk berbicara padanya.
"Lukas?"sapaku.
"Oh Yoga, ada apa?"tanyanya.
"Kamu nggak ke kantin?"
"Aku..., malas. Lagipula aku benci keramaian."
"Baiklah kalau begitu, aku duluan ya."
Setelah berkata seperti itu, aku berjalan meninggalkannya. Sesampainya di luar kelas, aku menghentikan langkahku. Dengan kesal aku menggaruk kepalaku. Aaargh...!!! Mengapa sulit sekali berbicara dengannya. Sebenarnya, aku ini juga pemalu dan agak pendiam, namun aku tidak sedingin Lukas.Akhirnya aku hanya bisa menjadi seorang stalker. Baik di dunia maya maupun nyata. Setiap kulihat layar hpku, aku membuka browser dan kucari akun sosial medianya. Aku sudah berteman dengannya. Foto profilnya bergambar blackhole. Isi timeline-nya hanya link-link berita atau artikel tentang sains yang ia bagikan, di beberapa link ia tambahkan keterangan juga. Membosankan, sesekali aku juga ingin melihat fotonya atau status tentang kehidupannya. Aku ingin sekali mengetahui kehidupan Lukas lebih jauh.
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/93622455-288-k199426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
Teen FictionSelama ini aku hanya bisa mengaguminya dari kejauhan, entah mengapa aku bisa tertarik padanya. Bukan berarti aku mencintainya, aku hanya tertarik saja padanya. Dia sungguh sempurna, belum pernah aku melihat manusia sesempurna dia.