Bagian 7 (END)

691 36 22
                                    

Akhirnya tibalah hari dimana aku harus tampil menyanyi solo di depan ratusan orang. Ratusan pasang mata memandang. Aku sedikit cemas, akan tetapi aku harus percaya pada diriku sendiri, bahwa aku bisa! Mataku memandang ke segala arah, mencari keberadaan Lukas. Nomor demi nomor telah terpanggil. Semuanya benar-benar menampilkan performa terbaiknya. Giliranku tinggal beberapa nomor lagi. Aku belum juga melihat Lukas. Aku menghampiri Sony dan menanyakan soal keberadaan Lukas.

“Sony, di mana Lukas?”tanyaku.
“Tadi dia sama gue, tapi dipanggil sama Rania. Ada rapat mendadak di ruangan klub sains.”jawab Sony.

Aku merasa semangatku mulai meluruh. Apakah Lukas melupakan janjinya padaku? Perasaanku semakin kacau, tubuhku mulai gemetaran, dan aku semakin gugup. Akhirnya tibalah giliranku untuk tampil. Aku masih melihat sekeliling, Lukas masih belum menampakkan dirinya. Karena gugup, penampilanku sungguh buruk. Dan aku gagal memenangkan event. Latihan yang kulakukan selama ini sia-sia. Aku hanya bisa menunduk merenungi kegagalanku. Aku melakukan semua ini demi Lukas, kucurahkan segenap kemampuanku demi dirinya tetapi dia tidak datang melihat penampilanku. Aku berlari ke kelas dan menyendiri di sana. Ternyata Sony melihatku dan mengikutiku ke kelas.

“Lu ini kenapa, Yoga?”tanyanya.
“Gak usah peduliin gue, gue ini bener-bener payah.”jawabku.
“Lu sebenernya punya potensi, tapi tadi lu cuma lagi gak fokus aja. Gak biasanya lu gugup di panggung. Kenapa sih?”
“Gue gak apa-apa. Udahlah, tinggalin gue sendiri. Gue lagi pengen sendiri.”
“Ya udah.”

Sony berjalan pergi meninggalkanku. Seharian kuhabiskan dengan menyendiri di kelas. Beberapa orang yang menanyakan keadaanku tak kupedulikan. Aku masih kesal karena Lukas tidak datang menepati janjinya. Aku berjalan pulang dengan perasaan sedih bercampur kesal. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku.

“Yoga!”sahutnya.

Aku menoleh kebelakang, tenyata itu Lukas. Si pemberi harapan palsu, yang wajahnya tak ingin kulihat hari ini.

“Kenapa?”tanyaku sambil melepas genggamannya dengan kasar.
“Bagaimana SSF tadi? Sukses kan?”tanyanya tanpa rasa bersalah.
“Bodoh!”
“Heh?”
“Kau tidak melihat wajahku? Apakah ini wajah keberhasilan? Yap benar, semua berantakan!”
“Yoga...., maafkan aku, aku tadi berniat untuk menonton penampilanmu tetapi Rania memanggilku karena ada rapat mendadak yang sangat penting. Maafkan aku.”
“JANGAN BERJANJI JIKA KAU TIDAK BISA MENEPATINYA, DASAR BODOH!”
“Yo...Yoga...”
“Menjauh dariku! Gara-gara kamu tidak datang, semua berantakan, latihanku selama ini sia-sia. Dan kamu malah datang padaku dengan muka tak bersalah.”
“Aku juga..., aku juga punya urusan! Tolong mengertilah!”
“Kau tidak menemaniku latihan dan hari ini kau membuatku gagal dengan tidak datang melihat penampilanku. Asal kau tau aku melakukan semua ini demi kamu, Lukas! Kamu yang memintaku untuk mengikuti event ini, kamu bilang kamu akan mendukungku... Tapi kamu tidak datang!”
“Aku mendukungmu, Yoga. Aku tadi tidak bisa melihat penampilanmu karena aku juga punya urusan, ini penting bagi masa depanku juga. Bukankah kamu yang berkata bahwa aku harus berjuang demi masa depanku, demi orang-orang yang menyayangiku? Kalau aku tidak ada urusan, aku pasti datang melihatmu.”
“Tapi kau tidak datang, dan itu membuat traumaku kembali kambuh. Mungkin aku akan berhenti menjadi penyanyi.”
“Jangan berhenti, aku yakin masih ada banyak kesempatan. Kita..., kita masih bisa memperbaiki semua ini bersama.”
“Sudah terlambat! Sudahlah, jangan bertingkah seperti seorang pemberi harapan. Harapan yang kau berikan selama ini hanya harapan yang kosong! Menjauhlah dariku! Mungkin kita memang tidak bisa bersama.”

Aku berlari meninggalkan Lukas. Sejak hari itu, hubunganku dengan Lukas semakin merenggang. Tidak ada lagi komunikasi di antara kami. Belum lagi, di kelas 2 ini aku dan dia berbeda kelas. Perlahan-lahan rasa kesalku padanya karena kejadian itu semakin meluruh. Semakin jauh darinya, aku semakin merindukan kehadirannya. Aku tidak pernah bisa membencinya sekeras apapun aku mencoba. Aku tidak pernah bisa melupakannya sekeras apapun aku mencoba. Karena aku sadar, aku mencintainya.

Namun aku semakin menyadari bahwa cinta ini hanyalah cinta sepihak saja. Saat aku mengamatinya dari jauh, dia terlihat dekat sekali dengan Rania, si ketua klub sains itu. Rania adalah anak jenius berbakat yang sudah sejak kelas 1 ditunjuk menjadi ketua klub. Umumnya, ketua klub itu kelas 2 atau kelas 3, tetapi karena bakat yang dimilikinya ia bisa meraih jabatan itu di kelas 1.

Rania memang hebat, dia juga cantik, pantas saja hati Lukas terpaut. Dibandingkan denganku yang payah ini, aku tidak ada apa-apanya. Aku hanya laki-laki pengecut yang tidak berani mengungkap rasa, hanya bisa menjadi stalker dan mengamati orang yang aku cintai dari jauh. Dan laki-laki payah yang sudah kehilangan harapannya.

Saat aku iseng stalking akun sosmed Lukas, aku menemukan foto kebersamaan Lukas dan Rania yang telah ia jadikan sebagai foto profil. Dan Lukas telah mengubah informasi statusnya dari “Lajang” menjadi “Berpacaran”. Dari situlah aku tahu bahwa mereka telah berpacaran. Aku patah hati, tetapi aku hanya bisa menyerah dengan keadaan. Mau bagaimana lagi? Pada kenyataannya Lukas tidak mencintaiku dan hubungan kami pun telah hancur.

Seringkali aku merindukannya, ingin aku menatap mata indahnya itu. Ingin aku menghabiskan waktu bersamanya lagi. Tetapi yang bisa aku lakukan hanya melihatnya dari jauh. Tertawa bersama temannya, bersama Rania kekasihnya. Tanpa bisa melakukan apapun untuknya. Hujan seringkali mengingatkanku padanya, pada kenangan kebersamaan kita. Kenangan saat pertama kali kita bertemu, saat ia menolongku ketika aku jatuh di koridor sekolah. Aku ingin dia mengingatku, mengingat semua kenangan kita. Tetapi, keadaan tak pernah berubah dan kami tak pernah bisa bersama kembali.

Kini aku hanya bisa menghabiskan hari-hariku menjadi seorang stalker. Yang mengagumi Lukas dari jauh. Mengagumi kesempurnaannya dari jauh. Mencintai tanpa dicintai, melihat tanpa terlihat olehnya.

TAMAT

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang