Bagian 4

499 33 1
                                    

Semakin lama, aku semakin mengenal Lukas. Lukas adalah anak yang lahir dari keluarga miskin di sebuah desa di pinggir kota. Dia bisa masuk ke sekolah terkenal ini karena beasiswa. Berbeda denganku, orang tuaku termasuk orang yang mampu karena orang tuaku mempunyai bisnis makanan khas yang terkenal di kota ini. Semua kebutuhanku terpenuhi tanpa kekurangan suatu apapun. Sedangkan Lukas, dia belajar mati-matian demi meraih cita-citanya. Dia dapat bersekolah di kota dengan hidup menumpang di rumah saudaranya.

Siang itu, aku memakan bekal makan siang dengan Lukas. Lukas hanya memakan sepotong roti isi daging yang ia beli di kantin. Ia tak pernah membawa bekal.

“Kamu nggak pernah bawa bekal?”tanyaku.
“Tidak ada yang memasak untukku, jadi aku hanya bisa membeli roti saja. Uang sakuku juga terbatas, lalu aku juga harus menabung untuk membeli keperluanku yang lain.”jawabnya datar seperti biasa.
“Bagaimana kalau aku buatkan bekal untukmu setiap hari?”
“Ti...tidak usah, tidak perlu, a...aku tidak mau merepotkanmu. Aku sudah cukup makan roti saja.”
“Tapi roti ukuran segitu mana kenyang?”
“Tidak apa-apa, tidak usah pikirkan aku.”
“Memangnya bagaimana keadaan rumah saudaramu itu?”
Ia hanya diam, sepertinya dia bingung ingin menjawab apa. Setelah berpikir cukup lama, ia pun menjawabnya.
“Di sana baik-baik saja. Mereka semua baik.”jawabnya sambil tersenyum seolah ia menyimpan rahasia.

Aku meragukan jawabannya, senyumannya itu seolah-olah dia sedang menyembunyikan sesuatu. Aku sudah mengenal Lukas cukup baik, jadi aku sudah mulai bisa menebaknya. Ia pasti berbohong, karena dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Mungkin saja, saudaranya tidak mau menerimanya.

“Bohong.”kataku.
“Aku tidak berbohong kok!”Lukas berkilah.
“Kau tidak perlu berbohong padaku, aku bisa mengetahuinya.”
“Maaf, aku... aku tidak ingin menceritakannya.”
“Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tetapi, kapan saja kamu ingin bercerita, kamu tau kan dimana tempatnya?”

Ia hanya mengangguk, lalu melahap rotinya lagi. Menyisakan banyak tanda tanya di dalam otakku. Sebenarnya apa yang terjadi di rumah saudaranya itu? Terakhir kali aku ke rumahnya, rumahnya kelihatan cukup bagus dan suasananya juga kelihatan tenang. Tetapi, tetap saja aku masih belum tahu bagaimana keadaan rumahnya jika dilihat dari dalam.

Esoknya aku membuatkan bekal untuk Lukas. Meskipun dia tidak meminta, aku tetap ingin membuatkannya bekal. Aku tak tega melihatnya kelaparan, makan sepotong sandwich saja tidak cukup untuk mengenyangkan perutnya. Saat makan siang, aku memberikan bekal buatanku pada Lukas.

“Ini, bekal untukmu.”kataku.
“Eh, aku kan sudah bilang kalau kamu tidak perlu repot-repot membuatkan bekal untukku.”ujar Lukas.
“Aku tetap ingin membuatkannya untukmu, aku tidak tega melihatmu kelaparan.”
“Aku tidak kelaparan!”
“Sudahlah, makan saja. Tidak baik menolak pemberian orang lain.”
“Baiklah.”

Lukas mulai melahap bekal buatanku. Satu sendok pertama dia kelihatan menikmatinya. Lalu ia melanjutkannya dengan sendok kedua dan ketiga. Ia semakin lahap memakannya.

“Enak kan?”tanyaku.
“I...iya, enak... sekali. Apa kamu yang membuatnya sendiri?”tanya Lukas.
“Iya, kamu suka?”

Lukas mengangguk sambil terus memakan bekal buatanku dengan lahap. Aku tersenyum melihatnya. Lalu aku juga memakan bekalku, karena perutku sudah keroncongan. Pulang sekolah, Lukas mengantarku ke parkiran sepeda motor.

“Mau kuantar pulang?”tanyaku menawarkan.
“Tidak, terima kasih. Aku jalan kaki saja. Rumahku dekat kok dari sini. Lagipula, aku sedang tidak ingin naik kendaraan hari ini.”jawab Lukas menolak.
“Ya sudahlah kalau tidak mau, tapi lain kali biarkan aku mengantarmu ya?”
Lukas hanya mengangguk pelan. Lalu, ia menepuk pundakku.
“Terima kasih ya, atas bekal yang tadi. Terima kasih sudah menjadi orang yang baik.”kata Lukas.

Setelah mengatakan itu, ia berjalan pulang ke rumahnya. Meninggalkanku di tempat parkir. Padahal aku sangat ingin mengantarnya pulang. Tapi perkataan Lukas tadi membuatku bahagia mendengarnya.

To be continued

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang