#2. Permohonan

513 51 5
                                    

"Negatif, negatif, negatif... " seorang perempuan tampak frustasi melihat test pack yang terus menerus mengeluarkan warna negatif.

"Tenang Luka, aku yakin pasti suatu saat nanti pasti kau akan mendapatkan tanda positif, kita tunggu saja" Gakupo menenangkang istrinya yang terus menerus memperhatikan test pack.

Sebagai istri, Luka beruntung memiliki suami seperti Gakupo yang sangat pengertian terhadap istrinya hal itu membuat Luka sedikit lega dengan keadaan yang tengah di hadapinya.

"Tapi...kalo aku gak bisa ngasih kamu keturunan gimana? Aku takut hal itu bakalan terjadi..." Gakupo memeluk istrinya dengan hangat, beban yang Luka pikul serasa luruh dengan kehangatan pelukan suaminya itu.

"Sudah...gak usah dipikirin mendingan sekarang kamu mandi dulu" Luka menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Sebenarnya Gakupo juga sangat menginginkan keturunan dari istri tercintanya itu, namun ia takut untuk mengatakannya langsung karna takut menyinggung istrinya itu, sudah banyak beban yang istrinya pikul ia tidak mau menambahnya lagi, cukup dia menjadi suami yang selalu ada di samping istrinya yang sedang kesusahan.

"Gakupo?" Gakupo tersadar dari lamunanya dan mendapatkan Luka yang tengah duduk di depannya.

"Ah-tidak apa-apa kok, ayo kita mandi" Gakupo menarik lengan istrinya itu memasuki kamar mandi.

•••

Luka terbangun dari tidurnya, jarum jam menunjukan pukul tengah malam, ia menatap suaminya yang tengah tertidur lelap di sampingnya.

Luka tersenyum lalu membisikan "terima kasih" dengan lembut ke arah telinga suaminya itu.

"Sama-sama" Gakupo membuka matanya lalu menatap istrinya itu dengan tatapan lembut.

"E-Eh?!!! Kamu belum tidur??" Luka jadi salah tingkah dengan perkataannya sendiri.

"Hehehe aku akan selalu ada di sisi mu, jika kau bangun, aku juga pasti bangun" pipi Luka mendadak jadi panas 'sial! Masa cuman digituin aja malu sih??' Luka mengumpat sendiri di dalam hati.

Luka teringat akan suatu hal, sesuatu yang selalu menganjal dalam pikirannya, sesuatu yang sangat ia takut kan, sesuatu-

"Luka? Kamu gak papa?" Gakupo memegang lengan istrinya lembut, Luka membalasnya dengan lembut juga.

"Anu... Aku- aku takut kalo aku gak bisa punya anak dan-"

Tiba-tiba Gakupo menyela perkataan istrinya

"Udah di bilangin gak usah dipikirin"

"Ish, makanya dengerin dulu.... " Luka kembali termenung menatap kasur mereka yang legang "kalo aku gak bisa ngasih kamu keturunan sebelum kamu bisa ngeliat anak kita....gimana?"

"Hah? Maksud kamu apa sih sayang? Jangan terbelit-belit dong" Gakupo menaikkan sebelah alisnya.

Luka menghembuskan napasnya panjang lalu berbicara "kalo aku gak bisa ngasih kamu keturunan terus kamunya udah meninggal gimana?" Luka menurunkan nada volume bicaranya ketika sampai pada kata meninggal.

Gakupo yang mengerti perasaan istrinya langsung memeluk istrinya dari belakang.

"Walaupun aku udah pergi sebelum liat anak kita, aku juga udah bahagia kok bisa punya istri secantik kamu" Gakupo menyium pipi istrinya perlahan dan lama.

"Ishhh, dasar gombal!" Luka memukul dada Gakupo pelan namun sebenarnya dalam hatinya ia lega karna Gakupo berkata seperti itu.

Namun, Luka harus menghadapi kenyataan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi padanya....

Dont Leave Me Alone [ Len and Rin fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang