#7. Hanya Untukmu

164 25 1
                                    

"Rin-!!"

Len tersentak ketika melihat gadis bersurai kuning itu nampak dengan ketiga orang berbadan besar di dalam salah satu gang itu,

Rin, gadis itu langsung menoleh, matanya sudah berair. "L-Len-!"

Gadis itu nampak terkejut ketika melihat sosok Len yang berdiri tak jauh darisana,

"Apa yang kalian lakukan dengan Rin?!" Len langsung naik pitam melihat salah satu lelaki itu yang memegang wajah Rin begitu saja

"Sial! Pacarnya datang!" Decak salah satu lelaki itu

"Cepat! Habisi saja dia!" Dan lelaki yang memegang pipi Rin itu, yang sepertinya pemimpin mereka langsung memberikan perintak kepada dua orang lainnya

"Ngh!" Len menggertakkan giginya ketika kedua orang itu langsung berlari kearahnya,

Bahkan salah seorang diantara mereka nampaknya membawa sebuah pisau lipat-

"Len-!! C-Cepat pergi darisini sa--Hnmpt?!" Dan lelaki bertatto itu langsung menutup mulut Rin

"Diam gadis kecil, jika kau masih sayang dengan tubuhmu" Lelaki itu berkata dingin lalu memegang pinggulnya

"-!!"

Len yang disana sepertinya sedang mati matian menghindari senjata tajam itu lalu membelalakkan matanya ketika melihat apa yang diperbuat oleh lelaki yang di belakang sana

"-Jauhkan tanganmu!! Keparat-!"
Dan Len langsung melewati kedua orang itu begitu saja, tanpa menghiraukan orang orang itu yang masih mengejarnya

"Diam bocah!"

Dan pisau lipat itu akhirnya mengenai lengan kanan Len, menusuknya cukup dalam

"Akh-!!" Len menjerit kesakitan, sakit, rasanya tangannya seperti tak mau digerakkan.

"Mm-! L-!" Rin berusaha berteriak dan melepaskan pegangan lelaki itu, namun tentu saja kekuatan lelaki itu dua kali lebih besar darinya

Len sudah terjatuh di depan sana, memegangi tangan kanannya yang mengeluatkan cairan merah itu terus menerus, "Hha..haa.." ia terengah

"Hehehe, mau kemana kau sekarang, Hm?" Yang memegang pisau lipat tersenyum iblis kearahnya

"Sekarang, lebih baik kau tutup mulut dan--"

Klik!

Sontak seluruh lelaki itu langsung menoleh kearah sumber suara,

Di depan gang itu, berdiri seorang lelaki berambut biru lengkap dengan syal di lehernya dan mengarahkan kameranya kearah mereka

Ia lalu tersenyum.

"--! Gawat! Kita ketahuan, boss-!" Ucap salah seorang diantara mereka dengan panik

"Tch! Tangkap juga laki laki itu-!" Lelaki bertatto itu langsung ikut menerjang lelaki bersurai biru itu, membiarkan Rin terkulai lemas dibawah sana

"Wah wah..main keroyokan seperti itu kan curang namanya" Lelaki itu nampak tertawa pelan

Len yang masih terengah lalu memaksakan tubuhnya berbalik untuk melihat sosok lelaki itu,

Dan, Pemuda itu dengan cepat menghindari pisau lipat yang diarahkan kepadanya, mengenai udara kosong di samping telinganya

"..."

Lalu mengunci lengan lelaki itu dan langsung membantingnya ke tanah. "Ghakk-?!"

"Awas kau!!" Yang satu lagi hendak melayangkan tinjuannya namun dengan mudah juga pemuda itu menahan gerakkan tangannya, seperti dapat membaca pikirannya

Duakk!

Dan teriakan lelaki itu terdengar lagi ketika kepalanya membentur dinding

"Sekarang tinggal satu lagi, hm?" Pemuda itu tersenyum kearah lelaki bertatto itu

"Kurang ajar kau-" dan, tanpa ia sadari lelaki itu mengeluarkan pistol dari balik pakaiannya, dan langsung mengarahkannya kepada pemuda itu

"--!"

Dor!

Suara nyaring itu bergema dari dalam gang itu,

Namun..
Pistol itu hanya mengenai udara kosong,

"Kemana orang itu-?!"

"Kau mencariku?"

Dan, lelaki itu langsung berbalik ketika suara lembut itu terdengar di samping telinganya

"--Ap- Akhh!!" dan ia langsung menjerit ketika lehernya seperti di cekik, terkunci oleh lengan lelaki itu

"Sekarang tolong dengar ya, pak tua, kalau sekali kali kau melakukan hal seperti ini lagi, aku tak akan segan segan melaporkanmu kepada polisi" Nada suaranya nampak terdengar begitu dingin

"Hii-!" lelaki itu nampak kehabisan napasnya "B-Baiklah! Aku menyerah-! L-lepaskan aku!"

"...." dan pemuda itu langsung membuka kuncian di lehernya begitu saja,

"A-ayo pergi dari sini!" dan lelaki bertatto itu langsung membantu kedua orang lainnya berdiri, lalu lari terbirit birit menjauhi mereka

"Haa.." Pemuda itu menghembuskan napasnya, lalu akhirnya berbalik kearah mereka berdua "Kalian tak apa apa kan?" ia nampak tersenyum lembut

Len hanya menatap pemuda itu, ia nampak kagum sekaligus terkejut,

Tadi..ia menghabisi ketiga orang itu sendirian-?

Dan pemuda itu mengulurkan tangannya kearahnya, "Maaf ya, kalau tadi itu membuat kalian ketakutan" pemuda itu tertawa pelan

"Anu.."

"K-Kaito senpai-?!" Rin nampak terkejut lalu berusaha berdiri, kakinya sudah tidak selemas tadi

"Mn? Eh? Jangan bilang kita satu sekolah?" Pemuda itu, yang dipanggil Kaito mengedipkan matanya

"A-ah-..iya, kita satu sekolah-" Rin jadi salah tingkah sendiri, "Waa-! Len!" dan ia baru tersadar dan langsung berlari mendekati saudaranya itu

"K-kau tak apa apa?? Lukanya cukup dalam! Ahh--apa yang harus kulakukan--" Rin panik sendiri, ia hendak menangis lagi

Sekarang Len hampir kehilangan nyawanya lagi karena dirinya.

"Aku baik baik saja, Rin.." Len tersenyum tipis kearahnya, menahan rasa nyeri di lengannya

"Ah, tutup dulu lukanya-" dan Kaito langsung melepas syalnya, lalu melilitkannya di tangan Len begitu saja

"Ngh--" Len meringis ketika kain itu mengenai lukanya, perih

"A-anu, k-ku bawa kau ke dokter ya-?" Rin, wajahnya nampak sudah memerah dan matanya berair

Len tertawa pelan lagi, "Tak apa kok, tak begitu sakit-" sebenarnya ia hanya tak ingin membuat gadis itu khawatir berlebihan kepadanya

"Ah, atau ku bawa kalian pulang saja? Kebetulan ayahku adalah seorang dokter" Kaito tersenyum

"A-ah--t-tapi.." Rin nampak hendak menolak,

"Tidak apa apa, ayo" dan ia langsung membantu Len berdiri

"Ah-! T-terimakasih banyak!" Rin membungkuk, entah kenapa ia jadi salah tingkah seperti ini

Kaito tertawa "Tak perlu formal seperti itu kok"

Len hanya menatap mereka, entah..ada rasa aneh di dalam hatinya ini,

Hatinya terasa sakit,
Apa karena lelaki ini?

.....

// 3 Februari //

Dont Leave Me Alone [ Len and Rin fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang