Azka

177 15 0
                                    



Saya bikin ini sambil nahan ngantuk,abis bikin tugas.Tugasnya bikin kepala saya mumet,ga tau mesti kaya gimana manjangin chap ini.   Jadi dengan sangat menyesal saya katakan chap ini pendek,pendek banget malah.  huhuhu maafkeun saya...

Chap selanjutnya saya usahakan lebih panjang dari chap ini...

Tapi ga panjang-panjang banget lah..saya takut kalian bosen bacanya. 

Lebih baik acara cuap-cuap ga penting ini saya akhiri saja.



Selamat membaca




Aku dan Leo sedang berada di ruang tamu. Kami membicaran banyak hal karna sudah lama sekali rasanya tak bicara seperti ini (tepatnya sih ngegosip,kek ibu-ibu arisan gitu,hehe),aku merindukannya.


"Kapan sepupumu akan tunangan?"Tanya Leo

"Dua hari dari sekarang. Lalu kau?" jawabku lalu balik bertanya

"Hmm aku?" Leo Nampak kebingungan lalu aku menanyakan nya kembali "Ya kau. Bagaimana dengan hubunganmu dan Alex?"

"Putus. Hubungan kami akan segera berakhir." ucapannya membuatku bingung lalu kutanyakan lagi "Maksudmu? Bukankah selama ini kalian baik-baik saja?"

"Ya memang,tapi apa mau dikata,sebentar lagi Alex akan tunangan dengan wanita pilihan kakeknya"kali ini Leo membuatku terkejut dengan ucapannya

"Apa?! Lalu dia menerimanya begitu saja? Cih pengecut!!!"


"Dia tak ingin penyakit kakeknya kambuh jika mengetahui Alex gay dan mempunyai hubungan denganku."Ujar Leo dengan nada tipis nyaris tak terdengar saat mengucapkan "hubungan denganku"

"Itu alasan yang sama dengan yang kudengar ketika teman kerjaku di Amerika juga dijodohkan oleh Ayahnya. Aku pikir semua orang yang dijodohkan akan menggunakan penyakit yang diderita oleh keluarganya sebagai alasan. Kemungkinan yang lain dijadikan alasan adalah karna terlalu mencintai keluarga dan tak ingin membuat orangtuanya kecewa. Klise. Itu alasan klise bukan? seharusnya orang tua membebaskan anaknya dalam memilih pasangan hidup,bukannya malah dipaksakan seperti ini.Aku heran dizaman semodern ini masih saja ada hal-hal seperti ini." Jelasku panjang kali lebar dan tak terima dengan perjodohan yang dilakukan dengan berbagai alasan klise lainnya. Aku bersyukur karna memiliki Ayah dan Ibu yang tak pernah memaksakan kehendak dalam memilih pasangan.

"Kau benar. Seharusnya para orangtua mengerti akan hal itu lagipula bukan mereka yang akan menjalaninya tapi anak-anak merekalah yang akan menjalaninya."Sepertinya aku sependapat dengan Leo tentang ini

"Bukankah lucu jika mereka harus berpura-pura bahagia di depan orangtua mereka? padahal yang sebenarnya terjadi,mereka sama sekali tak bahagia."Tanyaku dengan nada mengejek

"Hmm lalu apa dengan perjodohan bisa membuat hidup seseorang hancur? Aku hanya tak ingin kehidupan Alex menjadi hancur.Aku tak sanggup melihatnya."Leo menanggapinya dengan gumamam lalu kembali bertanya

 "Bisa ya bisa tidak. Itu tergantung dari bagaimana cara mereka menyikapinya. Apa Alex sama sekali tak melakukan apapun?"


Alex & LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang