Author

87 6 0
                                    

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai ditaman bermain yang letaknya tak begitu jauh dari butik Keyla.

Taman bermain itu begitu ramai dikunjungi walaupun ini bukan akhir pekan.

Leo mengedarkan pandangannya guna mencari sesuatu yang membuatnya tertarik.

Dan kurasa sekarang Ia menemukannya.


Disana....terlihat ada penjual catton candy.  Mata Leo berbinar-binar. Dengan semangat Ia menggaet lengan Alex menuju penjual catton candy yang begitu diinginkannya.

Ada berbagai macam warna catton candy, ada yang berwarna putih (original), ada pula yang berwarna merah muda, hijau serta kuning.  Dari sekian warna yang begitu menarik minatnya, Leo memilih membeli catton candy yang berwarna merah muda.

"Berikan aku satu yang seperti ini." Ujar Leo pada penjual catton candy tersebut.

Kenapa hanya satu?

Tentu karna Alex tak terlalu suka dengan makanan manis apalagi seperti catton candy yang terbuat dari bahan dasar gula yang di masukan kedalam mesin dan kemudian membentuk serabut halus.

Lalu siapa yang membayarnya?


Tentu yang akan membayarnya tak lain dan tak bukan adalah Alex.

Alex yang membayar dan Leo yang memakannya.


Seperti saat ini Alex sedang mengantri untuk membeli es krim untuk kekasih hatinya. Leo merengek meminta es krim pada Alex setelah catton candynya habis.


Beberapa saat mengantre, Alex akhirnya dapat giliran. Setelah es krim sudah ditangannya,  Ia bergegas menemui Leo agar kekasihnya tak merajuk karna lelah menunggunya.




"Ini es krim mu.. " Alex datang dan menyodorkan es krim ditangannya pada Leo.

Leo menerimanya dan langsung mencobanya, "Huh es krim rasa apa ini?  Tak enak sama sekali."

"Heh tak enak? Tapi itu es krim favorit mu."

"Mulai sekarang ini bukan lagi es krim favorit ku. Rasanya tak enak, kau saja yang makan. Aku ingin es krim rasa pare. " Leo kembali menyerahkan es krim  itu pada Alex. Alex menerimanya tapi tak memakannya.





Alex memijat pelan pelipisnya menghadapi tingkah Leo yang berubah-ubah setiap saat membuatnya menghela napas untuk kesekian kalinya di hari ini.




"Sayang.... disini tak ada yang menjual es krim rasa pare. " Alex berujar selembut mungkin pada Leo. Alex mencoba bersabar menghadapi tingkah polah sang kekasih yang sepertinya tengah mengalami mood swing atau sedang dalam masa period atau PMS (?)


"Aku tak mau tau! Aku ingin es krim rasa pare se.ka.ra.ng." Leo berujar dengan penuh penekanan.

Sedang Alex masih berusaha bersabar dan mencoba mengalihkan pembicaraan.


"Lupakan itu.  Bagaimana jika kita menaiki salah satu wahana yang ada disini. " Alex tampak menunjuk wahana-wahana yang kiranya dapat mengalihkan perhatian Leo agar tak terus menerus meminta es krim dengan rasa aneh itu.

Leo sekarang sedang memikirkan tawaran Alex dan sepertinya Alex berhasil. Terbukti dengan wajah dan mata pujaan hatinya yang kembali berbinar binar.




"Oke, Roller coaster. Ayo kita naik roller coaster. " Ucapnya riang yang kini dengan semangat mengajak Alex untuk menaiki wahana yang cukup ekstrem itu.



Perhatian Leo sudah sepenuhnya teralihkan. Dia sudah tak memikirkan es krim rasa pare yang aneh itu. 

Lalu bagaimana dengan Alex?


Ah kalian tenang saja. Alex pria yang kuat, berani dan penuh tanggung jawab dan juga memiliki tingkat kesabaran yang tinggi jika menyangkut kekasihnya.


Seperti sekarang ini Alex terlihat pasrah saja ditarik oleh Leo menuju wahana roller coaster yang menurut sebagian orang itu permainan yang mengerikan dan memacu spot jantung.








Bosan setelah menaiki wahana roller coaster, Leo mengajak Alex pergi mencoba mencari wahana lain yang lebih seru.



Leo menemukannya. Tempat itu terlihat sepi pengunjung juga bentuk wahana ini seperti rumah namun di dalamnya benar-benar gelap dengan sedikit pencahayaan.





Ya, Leo mengajak Alex ke rumah hantu hanya saja Leo tak menyadari atau mungkin ia tak tau jika itu adalah rumah hantu.  Dia tertarik ingin memasukinya karna melihat tempat wahana yang berbentuk rumah itu sepi pengunjung tak seperti wahana lain yang begitu ramai hingga harus mengantre jika ingin mencobanya.




Alex tak berkata apapun, ia hanya mengikuti kemana Leo menariknya.  Apa kalian pikir seorang Alexander takut?  Tentu saja tidak!  Alex tak mungkin takut dengan hantu jadi-jadian yang dia anggap tak lebih seperti lelucon.







Mereka mulai memasuki rumah hantu itu dan beberapa saat kemudian terlihat hantu jadi-jadian itu mencoba menakut nakuti Alex namun tak berhasil.  Alex masih tetap memasang wajah datar tanpa ekspresinya bahkan ketika hantu-hantu itu mencoba mengejutkannya dengan muncul secara tiba-tiba dihadapannya.





Lain Alex lain pula Leo. Leo ketakutan bahkan hampir menangis jika saja Alex tak cepat menariknya keluar dari rumah hantu sialan itu.







Alex & LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang