Geng Jocans mulai memasuki mobil Gebi, berniat untuk berangkat sekolah. Tidak sampai setengah jam, mereka sudah sampai sekolah.
Sebenarnya Geng Jocans bukan badgirl, bukan anak famous, mereka hanya murid biasa. Nama Geng Jocans juga bukan mereka yang buat, melainkan sebutan dari siswa-siswi sekolahnya.
Bella turun dari mobil terlebih dahulu, lalu berlari ke kelas, dia belum mengerjakan PR matematika, sedangkan kelima temannya sudah. Sebenarnya Bella agak kesal karena kemarin tidur terlebih dulu, tapi dia tidak bisa memarahi temannya, ini salahnys sendiri.
Brukk!!!
Bella terpeleset anak tangga, tangannya menopang tubuhnya yang hampir terjatuh, tapi sebagian badan Bella sudah terjatuh, lututnya berdarah. Bella berdiri, lalu melihat lututnya yang berdarah, matanya tiba-tiba buram, hingga kemudian pingsan.
***
"Bella?" panggil lelaki disamping Bella.
Bella menoleh, "R–Raihan?" Bella berusaha bangun, namun dicegah oleh Raihan.
"Tiduran aja dulu, kaki lo masih sakit." Reihan tersenyum kecil.
"Ini jam berapa?"
Reihan melihat jam tanganya, "Jam sembilan tiga puluh, jam pelajaran keempat. Matematika kan? Udah diijin temen lo kok."
Bella tersenyum kikuk, "E-ehm, lo ga ke kelas?"
"Kelas gue kosong, jadi gue kesini, trus liat ada lo." ujar Reihan bohong.
Tawa Bella berderai, "Bolos, eh? Gue ga nyangka cowok sepinter lo bisa bolos juga."
Reihan tersenyum, "Gue lebih ga nyangka."
Obrolan mereka terus berlanjut, hingga jam pelajaran kelima Reihan pamit ke kelas, setelah dia menawarkan untuk mengantar Bella, tapi Bella menolak ajakannya secara halus. Bella masih di UKS, kakinya masih sulit bergerak, setelah Reihan pergi, Team Jocans mengunjungi Bella.
"Cie yang ditemenin cogan! Ga sia-sia dong kita ijinin elu!" Goda Audrey menoel pipi Bella yang memerah.
"Gak jelas lu dri!" sahut Bella kesal.
Jean duduk diatas kasur Bella, "Lo tau ga sih? Dia tuh romantis banget–nget–nget!" Jean menarik nafas, "Ah pokoknya tadi pas Reihan gendong lo tuh, hm, kaya di film-film gitu, penuh perasaan, kekhawatiran, uh."
"Bodo, lu alay tau ga?" Ujar Bella pura-pura tidak peduli, padahal dia penasaran kelanjutannya gimana.
Jean yang tau dengan gerak-gerik Bella, ia berniat menggoda lebih, "Ok deh gue cukup ceritanya!" kedip Jean pada keempat teman lainnya yang dibalas dengan anggukan.
Bella melotot, apa-apaan, batinnya. Dengan gusar, Bella berusaha menanyakan cerita kelanjutannya. "Ceritain!"
Kelima temannya bersorak senang, sedangkan Bella merengut kesal, kapan sih dia punya temen yang normal?
"Jadi lo tadi pingsan–"
"Iye gue udah tau,"
Jean menjitak pelan kepala Bella, "diem dulu, dengerin"
"Pas lo pingsan, kita panik tuh, kaget kenapa lo pagi-pagi pingsan, ditangga, kaga ada yang nolongin pula. Ngenes banget dah lu pokoknya," cerita Jean diselingi tawa, "Karena kita bingung, panik, khawatir, kita cuma diem aja, bego emang, tapi gini-gini kita temen lo kok." Jean tertawa lagi.
"Pas banget tiba-tiba Reihan dateng tuh, ga pake lama, dia gendong lo ke UKS!" Cerita Jean dramatis.
Audrey ikut mengangguk-angguk, begitu juga keempat temannya, "Kemarin gue yang teriak, elo yang dapet! Beruntung banget ya deh," gurau Audrey.
"Apaan sih dri, lebay deh."
Seberapa kuat Bella menyangkal, temannya itu tidak akan percaya, terlihat jelas rona merah dipipi Bella.
Bella nyahut lagi, "kayanya kita kelamaan jomblo deh, makanya dikit-dikit dibilang wow."
Vea mengangguk setuju, kemudian disusul keempat temannya. "Bener bell, kita kenapa ya jomblo?" tanya Vea polos. "Salah jomblo apa sampe kita dijuluki Jocans?"
Tawa mereka berderai mendengar pertanyaan Vea yang ambigu. Namun sejenak mereka berfikir, benar juga, kenapa gue jomblo? Kalo cantik seharusnya gampang dapet pacar.
"Jomblo itu takdir, tuhan ga mau kita disakiti sama cowo kerdus. Haha" Gebi menjawab dengan asal pertanyaan Vea.
"Mantep haha" Tawa Deska berderai
***
Semenjak insiden Bella digendong Raihan, Geng Jocans sering menggoda Bella setiap mereka bertemu Raihan. Bella yang digoda hanya tersenyum malu, pipinya memerah sempurna, sedangkan Raihan setiap bertemu selalu tersenyum pada Bella, tidak pernah tidak.
Seperti saat ini, di kantin, Bella tengah digoda oleh Geng Jocans karena tiba tiba Reihan memberinya coklat berukuran sedang.
"Lanjut terus Bell! Gue dukung!" Teriak Audrey ditengah ramainya kantin.
Bella merona malu, "Apaan sih, cuma temen doang kok," Elak Bella.
Semuanya diam, lalu semakin menatap menggoda Bella. "Kita kan ga nanya hubungan lo sama Reihan Bell. Pacaran juga gapapa kali ah." ujar Vea nimbrung.
"Gue dukung kok, lagian Raihan baik." Gebi tersenyum, "Ya walaupun ntar geng kita ada yang gak jomblo lagi. Tapi kita tetep stay disisi buat lo kok." lanjutnya.
"Kalian apaan sih, kok jadi menye-menye gini, ga seru tau." Bella mengalihkan perhatian kelima temannya.
Tawa Geng Jocans yang mendengar ucapan Bella berderai, memang benar, mereka tidak cocok dengan suasana sok bijak seperti tadi. Mereka kan jomblo, tapi kok nasehatin Bunga layaknya mereka gak jomblo. Gak pantes.
"Eh, Dri!" Panggil Vea membuat Audrey yang sedang memakan baksonya hampir tersedak.
Audrey mengangkat wajahnya, dengan maksut bertanya, apa?
Vea mengalihkan pandangannya pada segerombol anak cewek dipinggir lapangan bola basket, Geng Fiona. Audrey mengikuti arah pandang Vea, lalu mengangguk paham.
"Dia cantik, tapi untung cuma mantan Devin." Audrey tersenyum miring. "Gue gak bakal nyerah sampe dapetin Devin. Devin, target gue kali ini."
Kelima temannya terdiam, merasa horror untuk sesaat. Audrey memang mengerikan. Mungkin benar kata Devin, Audrey psikopat. Bhak.
"Eh, gue denger-denger besok Kaila ulang tahun, trus Fian bakal kasih surprise ya?" Tanya Audrey penasaran.
Vea terdiam mendengar nama Fian, cowok yang telah lama dia kenal namun tidak dimiliki. Keempat temannya menatap penasaran.
"Serius dri? Mereka awet banget gila." ujar Deska berpendapat.
"Iya nih, pengen gue kaya mereka. Relationship goals banget." selanjutnya Bella terdiam, matanya menerawang keatas, dia sudah membayangkan hal hal romantis yang dijalani oleh kedua orang tersebut.
Jean mendengus geli dengan Bella yang selalu membayangkan kehidupan seperti Disney, "Please deh, semua ga bisa seindah yang lo bayangin bell. Wake up."
Gebi mengangguk setuju. "Eh tapi ya, gue rasa Kaila sama Fian ga bakal lama deh." ujar Gebi meyakinkan, Vea yang mendengar itu pun mengangguk semangat. "Soalnya gue kemarin liat Kaila pulang bareng cowo kebule-bulean gitu deh" lanjutnya.
"Ah masa sih? Yah gak jadi relationship goals dong kalo Kailanya selingkuh." ujar Bella dramatis.
"Saudaranya kali," jawab Audrey, "Tapi seandainya bener ya, kok berani banget sih tuh anak."
"Ya gimana enggak, kan Fian gak satu sekolah sama Kaila," Vea membenarkan.
Tanpa sadar, Geng Fiona melewati meja Geng Jocans. Dan Kaila mendengar namanya disebut-sebut oleh Vea, Kaila tetap berjalan, membiarkan Geng Jocans yang sedang merutuki kebodohan Vea.
Dan lagi-lagi, Vea yang disalahkan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
JOCANS
Novela JuvenilGeng Jocans aka Geng Jomblo Cantik. Anggotanya : 1. Audrey - Jomblo ganjen dan centil. 2. Bella - Jomblo yang pinter cari cogan. 3. Vea - Jomblo polos yang sering dimanfaatin. 4. Jean - Jomblo yang cari cowok dengan selera rendah. 5. Deska - Jomblo...