Kalau saja Bella tidak terlambat, mungkin dia sudah duduk manis di bangku paling depan, pojok dekat pintu. Hari ini, kelas Reihan mendapat Jadwal olahraga. Seperti biasanya, setiap hari Selasa Bella wajib duduk di tempat paling pojok depan. Tentu saja agar dia dapat melihat Reihan dengan jelas, apalagi letak kelasnya yang berada di pinggir lapangan. Membuat Bella lebih leluasa melihat Reihan yang sedang bermain futsal dengan teman-temannya.
Semua harapan itu pupus saat dia terlambat, Bella hanya bisa menghembuskan nafas kesal. Berulang kali Bella mengatakan sejujurnya kepada guru BK nya kalau dia tadi menunggu temannya untuk berangkat sekolah, tapi tetap saja gurunya yang satu ini tidak percaya.
"Bu, harus gimana lagi sih saya jawabnya? Kan saya udah bilang kalo saya nungguin temen saya, namanya Audrey. Dia kalau berangkat emang bareng sama saya." Pundak Bella naik turun mengatur nafasnya.
"Nah, itu masalahnya. Kalau memang benar seperti itu. Seharusnya teman kamu ada disini juga. Tapi, kemana dia?" Ujar Bu Zetta, Guru BK yang Bella ketahui namanya dari name tag di bajunya.
Bella kelabakan mendengar pertanyaan Bu Zetta. Jika dia mengatakan jika Audrey bolos, bisa bisa besok Audrey dipanggil ke BK dan di skors selama 3 hari. Peraturan di sekolahnya memang ketat, tidak berangkat sekolah tanpa izin saja bisa di skors. Poor Audrey, batin Bella.
"Udah lah. Mending kamu berdiri aja di depan tiang bendera sampai istirahat kedua selesai." Ujar Bu Zetta dengan nada memerintah, seakan keputusannya sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat.
Bella yang mendengar itu otomatis melongo, "Tapi Bu..,"
"Gak ada tapi-tapian! Atau mau saya tambah hukumannya?" Bu Zetta melotot ngeri, membuat Bella langsung menggeleng kesal.
Jika dia tahu akhirnya seperti ini, dia akan ikut bolos saja bersama Audrey. Sama saja dia tidak bisa mengikuti ulangan, jika dia dihukum.
Dengan berat hati Bella beranjak dari tempatnya, lalu menuju ke lapangan yang masih basah karena terguyur hujan. Bella berharap, selama dia berdiri disini, mendung tetap menemaninya.
Baru saja 5 menit Bella berdiri, dia mendengar suara heboh segerombol anak laki-laki. Bella menjadi gugup sendiri saat melihat Reihan berada diantara anak laki-laki tersebut dan seperti sedang.. menatapnya.
"Aduh.. kenapa dia olahraga sih. Kan gue malu jadi tontonan." Gumam Bella panik.
"Hai?"
Bella tersentak kaget, hampir saja dia terjungkal kebelakang jika Reihan tidak gesit memegang pundaknya.
"Eh-ehm Hai" lagi lagi Bella merasa gugup berada di depan cowok ini. Jantunganya berdetak tidak karuan.
"Lagi dihukum ya?" Tanya Reihan yang dibalas anggukan oleh Bella.
"Kok bisa?" Tanya Reihan mengernyitkan dahinya, "Gue rasa, diantara temen-temen lo, cuma lo yang tertib."
Pipi Bella merona, padahal Reihan hanya mengatakan itu saja. "Em, tadi nunggu Audrey."
"Trus?" Reihan menatap manik coklat Bella dengan tanda tanya.
Bella jadi salah tingkah, "Trus apanya?"
"Trus kenapa Audrey gak ikut dihukum?"
"Dia bolos, dan gue tetep ngotot berangkat karena ada ulangan harian. Tapi ternyata gue dihukum sampe istirahat kedua." Jelas Bella tanpa menatap Reihan, Bella mendongak, memilih untuk menatap bendera merah putih.
"Lo pingsan aja." Ucap Reihan santai.
Bella mengalihkan pandangannya ke Reihan, menatapnya bingung. "Maksut lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JOCANS
Ficção AdolescenteGeng Jocans aka Geng Jomblo Cantik. Anggotanya : 1. Audrey - Jomblo ganjen dan centil. 2. Bella - Jomblo yang pinter cari cogan. 3. Vea - Jomblo polos yang sering dimanfaatin. 4. Jean - Jomblo yang cari cowok dengan selera rendah. 5. Deska - Jomblo...