By : fangirllabilfandom
-*-
Jalan masuk ke labirin itu sangat menakutkan. Di depannya terdapat tiang-tiang dengan karangan bunga layu yang melilitnya. Ditambah efek-efek kabut yang dramatis sukses membuat Oliver merinding.
"Hey, Alona? Kapan terakhir kali kau masuk ke sini?"
"Hum? Sekitar setahun yang lalu."
"Apa?! Setahun yang lalu? Apa kau gila? Bagaimana kalau kau lupa jalan?"
"Kau ini benar-benar penakut ya. Dasar cowok jadi-jadian."
"Heee?"Mereka pun berjalan menelusuri labirin. Labirin ini benar-benar rumit. Dengan semak-semak penyusun labirin setinggi 5 meter, kau tidak akan tahu kemana ini semua berakhir.
"Alona?"
"Hm?"
"Kira-kira kapan kita akan sampai?"
"Bahkan kita baru berjalan setengah hari sudah mengeluh! Aku benar-benar meragukan gendermu."
"Kau tahu, aku tidak terbiasa dengan hal-hal semacam ini."
"Ya, ya, ya, kau 'kan memang dibesarkan sebagai pemuda yang manja."
"Apa hobimu adalah menghina or-"
"Sst!"
Alona memotong pembicaraan Oliver yang berisik dan berhenti berjalan dengan tiba-tiba.
"Ada apa?" Oliver bertanya dengan sedikit berbisik.
"Apa kau dengar suara itu?"
"Suara apa?"
"Kita sedang berada di persimpangan jalan."
"Lalu?" Oliver masih tidak bisa mencerna kata-kata Alona.
"Kau ini bego atau bagaimana?!" Alona menjitak ubun-ubun Oliver cukup keras sehingga membuat Oliver meringis kesakitan.
"Di labirin, hal yang paling menakutkan adalah persimpangan jalan. Karna kau tidak akan tahu apa yang ada di baliknya. Dan kepanikan akan membuatmu tersesat."
"Aku percaya kau bisa mengatasinya. Bukankah kau bilang kalau kau sudah hapal jalannya?"
"Sebenarnya tidak."
"Heeee?"
"Aku hanya tidak ingin kau mati sia-sia di sini. Dan kupikir dengan keberadaanku akan membantumu menuju akhir dari labirin ini."
"Jadi selama ini kau tidak tahu jalan menuju akhir dari labirin ini?!"
"Tidak."
"Jangan bercanda.." Oliver sudah sangat putus asa sekarang. Harapannya untuk hidup semakin berkurang menjadi 20%.Dum!.. dum!..
Suara telapak kaki asing membuat mereka berdua kaget. Bagaimana tidak, langkah kaki itu bisa menggetarkan tanah, berarti pemiliknya adalah..
"Seorang raksasa akan mendekat. Persiapkan dirimu." Alona bangkit berdiri dengan gagah. Dia memang wanita yang tangguh.
"T-t-tunggu!" Oliver menarik lengan Alona.Dengan kesal, Alona berbalik dan menghempaskan tangan Oliver yang mencengkeram lengannya.
"Apa?!"
"Aku tidak punya senjata." Oliver berbicara dengan lirih.
"Apa? Aku tidak bisa mendengarmu."
"Aku tidak punya senjata."
"Kau ngomong apa sih? Katakan lebih keras!"
"Aku tidak punya senjata!" Tanpa sadar, Oliver berteriak dengan sangat kencang yang membuat "makhluk" raksasa di persimpangan jalan menggeram.Mereka berdua panik.
Alona hanya membawa sebilah pedang. Sisanya adalah keberanian yang kian menyusut seiring dengan suara-suara aneh yang dibuat oleh "makhluk" yang tak kalah anehnya."Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Melawan atau melarikan diri. Itu hanya pilihan kita."
"Baiklah, apa kau bisa menggunakan pedang itu?"
"Tentu saja!" Alona menarik pedangnya dari sarung yang tersampir di pinggangnya. "Lihat ini!"Ia melakukan teknik-teknik mengayunkan pedang di udara.
Dan..
Prang!
Pedang itu jatuh dengan dramatis dan melukai lengan Alona.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days Before Dead
ActionOliver harus menebus dosa orang tuanya di masa lalu , ia harus menjalankan misi selama 30 hari di dunia antah berantah . Akankah ia mati setelah 30 hari ataukah dia akan berhasil menebus dosa orang tuanya ?