By : fangirllabilfandom
-*-
Gem meronta-ronta sembari berteriak histeris saat ia diseret secara paksa oleh seorang penyihir bernama Rosé.
Gem menolak. Dirinya tidak mau berpisah dengan Oliver. Dirinya terlalu takut ditinggal sendirian. Wajar saja, karena fisik dan mentalnya masihlah gadis kecil yang belum merasakan pahitnya kehidupan.Akhirnya Gem telah sampai di suatu tempat yang lebih mirip kastil. Aura kegelapan menyeruak dari sekitarnya. Gem semakin ketakutan. Tapi, ia tidak dapat menangis atau mengucapkan sepatah kata pun. Ia telah disihir agar tidak bisa melakukannya.
Gem didorong secara paksa memasuki ruangan yang gelap. Hanya pencahayaan dari jendela kecil yang letaknya sangat tinggi dan langsung menembus ke dunia luar yang dapat menyelamatkan ketakutannya.
Gem bingung setengah mati. Tubuhnya gemetar. Ia terus menggigit bibir bawahnya dan memukul-mukul tembok, berharap tembok itu jebol dan ia bisa kabur dengan mudah.
Tapi kenyataanya, tembok di sekelilingnya ini sudah dilengkapi sihir yang membuat tembok tersebut tak bisa ditembus bahkan oleh makhluk tak kasat mata sekali pun.
Walaupun misal pada akhirnya bangunan ini runtuh, Gem tidak akan bisa kabur dengan mudah. Yang ada ia hanya akan mati sia-sia tertimbun beton yang beratnya ber ton-ton.
Gem duduk meringkuk di hadapan cahaya matahari yang samar masuk lewat jendela. Ia kedinginan. Tak ada selimut untuk ia bergelung. Tak ada kasur untuk ia meringkuk. Nasibnya benar-benar sangat malang.Tiba-tiba celah di bawah pintu di seberang sana terbuka. Dengan penuh harap, Gem merangkak dengan cepat ke arah celah itu. Tapi sayang, setelah sesuatu masuk, celah itu tertutup dengan cepat. Tak membiarkan adanya sedikit pun kesempatan untuk Gem melarikan diri.
Gem mengambil sesuatu yang dimasukkan lewat celah tadi. Ia mendekati sumber cahaya untuk mengetahui apa itu.Di nampan yang dibawanya berisi sepotong roti dengan potongan kelewat irit dan seperempat gelas susu.
Kruyukk.
Timing yang pas.
Perut Gem sudah keroncongan. Dengan hati bahagia, ia memakan roti yang sangat keras dan mungkin saja dapat membuat gigi tanggal lebih cepat dengan lahap tanpa memedulikan rasanya yang hambar. Sebenarnya roti itu sudah sedikit berjamur. Tapi tak Gem pedulikan. Lagipula, Gem masihlah anak kecil yang polos, jadi ia hanya memakan dan meminum apa yang dihidangkan untuknya. Tanpa protes sedikit pun. Walau susu di gelas itu terasa sangat asam.
Hidangan tadi tandas dengan cepat tanpa menyisakan remahan sedikit pun. Gem benar-benar gadis yang baik dan penurut.Cahaya yang masuk lewat jendela perlahan memudar, menandakan hari mulai berubah gelap. Gem ketakutan mengingat tak ada lagi sumber cahaya di situ selain jendela.
Gem mulai berjalan mondar-mandir tanpa tujuan. Ia terus-menerus menggigiti kukunya. Ia panik dan ketakutan. Kemudian tak ada cara lain yang bisa ia lakukan selain..
..menggedor-gedor pintu dengan keras.Ia tak gentar. Ia terus melakukannya sampai jemarinya memerah. Tapi nihil, usahanya gagal total. Seseorang di balik pintu ini tak terusik sedikit pun.
Perlahan Gem berjalan mundur ke belakang dengan kekecewaan yang mendalam. Usahanya sia-sia.Dan malam ini pun Gem habiskan dengan debaran jantung yang tak henti-hentinya membuat ia terjaga sepanjang malam.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days Before Dead
ActionOliver harus menebus dosa orang tuanya di masa lalu , ia harus menjalankan misi selama 30 hari di dunia antah berantah . Akankah ia mati setelah 30 hari ataukah dia akan berhasil menebus dosa orang tuanya ?