Bad News

115 16 0
                                    


Sekarang mereka semua sudah duduk manis diruangan bernuansa coklat muda itu. 5 menit sudah berlalu namun belum ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan.

"Pada mau ngomongin apa sih?" itu adalah suara Kara yang sudah bosan dengan keheningan tadi.

"Jadi gini, tadi pagi kan mama mau Boston, eh, malah dapet telpon dari temen SMA dulu. Katanya sekarang ada acara reunian." tutur Helena-mama Kara pada anak keduanya itu.

"Lah terus?" Kara menyernyitkan dahinya bingung.

"Tadi temen mama udah ada yang bawa cucu gitu loh, Ra. Lucu deh, Mangkanya.." ucap Helena dengan mata berbinar membayangkan betapa lucunya bayi tadi, cucu dari temannya itu.

"Kita bakalan nikahin kamu! Yeay!" teriak Gevan--papa Kara tiba-tiba, membuat semua yang berada diruangan itu terlonjak kaget.

Mata Kara membulat sempurna.

Nikah? Secepat ini? Semuda ini? Aslina wa?

Dia menggeleng kuat, "Apaan! Nggak! Enak aja main nikah-nikahin aku! Yang ada juga Kak Raffa dulu, baru aku."

"Kalo Raffa sih, udah pernah mama jodohin. Tapi ceweknya nggak bener kan waktu itu? Dia jadi kapok deh." mamanya itu memang pernah menjodohkan Raffa dengan anak dari rekan bisnisnya. Tapi anak itu, perempuan yang tidak benar. Dia nakal dalam artian yang liar. Pertunangan pun dibatalkan karena si wanita hamil.

"Ya mangkanya! Mama mau aku nikah sama yang nggak bener gitu?!" Kara memijit pelipisnya yang seketika menjadi pening.

Astaga, emak gue ada-ada aja! Batin Kara berkata.

"Mama yakin kok kalo kali ini orangnya baik, bertanggung jawab, pokoknya mama tau dia itu yang terbaik untuk kamu!"

"Iya, Ra. Dia itu anak baik-baik, bener. Tante jamin!" kali ini, Silvia---mama Arka membuka suara. Dia sampai membuat bentuk v pada jari telunjuk dan tengahnya, mencoba meyakinkan Kara.

"Tunggu, emang tante kenal sama orangnya?" Kara menoleh pada Silvia dengan tatapan menyelidik.

"Iyalah! Orang tante yang ngelahirinnya."

"Hah?!" Kara ternganga.

"Arka, Ra. Orangnya Arka." Leon---papa Arka memperjelas semuanya.

"Hah?!" Kara dan Arka ternganga.

"Arka nikah sama Kara, Ma?"

Semua orang diruangan itu mengangguk dengan mata berbinar, berharap harapan mereka terkabul.

Mimpi apa gue semalam Ya Allah.. Batin Kara menderita gak jauh beda dengan batin Arka.

"Jadi gimana? Pada mau yaa? Please.." tanya Silvia pada kedua manusia yang dari tadi masih setia dengan lamunan mereka.

"Apa kata kalian ajalah!" Kara duduk dengan wajah ditekuk.

"Sama, nolak juga percuma kan? Arka gak bisa ngelawan." ucap Arka.

"Yaudah, berarti pada setuju yaa." ucap Gevan sambil ber-tos ria dengan Leon. "Sebentar lagi punya cucu kita, Yon." lanjutnya.

"Hooh! Kalian cepetan punya anak yee," ucap Leon kegirangan.

Sedangkan Arka dan Kara hanya menunduk lemas.

***

Kara POV

Mimpi apa coba gue semalem? Dapet calon suami kaya si Arak. Eh, Arka maksudnya.

Ya kalian pikirin aja, kalo misalnya harus nikah sama musuh lo sendiri. Berabe ntar rumah tangga gue. Mau jadi apa coba?

"Ett!!" ada orang gila yang narik kerah seragam gue dari belakang. Siapa lagi kalo bukan si Arka.

"Apaan sih!" ketus gue.

"Kelewatan bego kelasnya!" katanya sambil menjitak kepala gue. Gue memberengut kesal sambil ngusap-ngusap jidat yang kayanya jadi merah.

Gue celingak-celinguk mencari keberadaan kelas itu. Dan ternyata bener, gue jalannya kejauhan. Duh, gue malu.

Gue cuman nyengir ke arah Arka, "Eh, iya."

Dia ngejambak rambut gue sedikit dan narik gue buat masuk kelas. Kejam banget bang, dedek gak bisa diginiin..

Di kelas yang tadinya ribut banget kek pasar sekarang dah kayak kuburan.

Sepi. Hening. Semua mata tertuju pada gue.

Ah, si Arka mah bikin gue malu mulu. Liat aja noh mereka semua tuh keliatan banget nahan tawanya.

"Apa lo liat-liat?!" teriak gue gak selow sambil natep mereka tajam. Gue berusaha ngeluarin laser dari mata gue tapi,

Gak bisa.

Iyalah, lu pikir gue Ironman?

Arka masih narik rambut gue sampai duduk di bangki kita.

"Heh! Lepasin bego. Sakit nih," ucapku sambil mengelus-elus kepala.

"Yaa mangapin."

"Maafin, Ogeb! Bukan mangapin."

***

Tbc..

Pendek ya?? Sengaja:v

Tunggu kelanjutanya!!

Author balikin catokan gue!!!

Apaan sih Ra? Kagak ada di gue!

Boong kan lu thor!

Ngapain gue boong coba!

Tuh buktinya bau gosong dari rambut lo.

Anjir emak!! Rambut gue??!!

Unusual LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang