The Day [2]

142 14 1
                                    

Author POV

Semua orang di ruang tamu yang sudah disulap sedemikian rupa itu gusar, menunggu sang pengantin pria yang tadi menjemput si wanita tak kunjung kembali.

Ingin rasanya berlari menyusul mereka dan memastikan apa yang terjadi. Namun itu semua takkan terjadi karena sepasang suami-istri baru itu sudah kelihatan di ujung tangga.

Turun dengan si pengantin wanita yang wajahnya menahan kesal dan si pria yang tersenyum geli.

"Ini dia pengantin baru kita!!" teriak si MC disusul sorak sorai serta siulan dari para tamu.

Kara dan Arka berjalan menuju meja yang tadi dipakai untuk ijab kabul. Mereka berdua duduk di hadapan penghulu dan kedua orang tua mereka.

"Baik, silahkan diisi surat-suratnya." mereka mengisi surat-surat itu. Sampai tibalah saatnya pemasangan cincin.

Yang pertama Arka memakaikan cincin itu ke jari tangan Kara. Diikuti Kara yang juga memasangkan cincin di jari Arka namun dia sedikit mencubit jari tangan Suaminya itu.

Arka melotot 'apa-apaan sih lo!'

Sedangkan Kara hanya menjulurkan lidahnya. Dia ingin membalas perlakuan Arka tadi.

Flashback on

Namun ada yang aneh saat matanya terpejam. Ada suatu benda kenyal menempel tepat dibibirnya. Ia tersentak begitu mengetahui apa benda itu.

Itu bibir Arka yang menempel tepat dibibirnya.

'First kiss gue!!' batinnya berseru.

"Apa-apaan sih lo!" teriak Kara sambil mendorong Arka.

"Yaa nyium istri gue lah!" balas Arka dengan bangganya.

Mendengar kata istri, Kara sempat tertegun. Ia masih tak percaya bahwa lelaki dihadapannya kini telah menjadi suaminya.

Dengan mengedip-ngedipkan matanya Kara berkata, "Y-yaa jangan main nyosor gitu juga kali!"

"Oh, jadi harus ijin dulu gitu?" balas Arka tersenyum miring.

"Eh?!" menurut Kara, bukan itu maksudnya.

"Can I kiss you?" Arka menarik pinggang Kara hingga gadis itu menempel padanya.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Arka mengecup bibir Kara yang rasanya manis itu berkali-kali.

"ARKAAAA!!"

"Ssstttt! Berisik, mendingan kita langsung kebawah." Arka langsung menarik tangan Kara untuk turun menemui yang lainnya.

Flashback off

"Sekarang, Kara cium tangan suami kamu. Arka kamu cium kening istri kamu." sang MC memberitahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

Arka menyodorkan tangannya, Kara menciumnya dengan ragu-ragu. Kara dapat merasakan ada yang menyentuh keningnya.

Deg

Kenapa jantungnya seakan dipompa lebih cepat? Ini aneh. Gak biasanya dia deg-degan kalo deket Arka.

Ada apakah gerangan?

***

Kara POV

Aih, pegel banget nih kaki gue. Sekarang gue dan Arka lagi di resepsi pernikahan kami yang dilaksanain di Hotel milik Papa. Papanya Arka maksudnya. Tapi, toh gue juga sekarang udah jadi anaknya kan?

"Lo laper ga?" tanya Arka yang lagi duduk disebelah gue. Iya, kita lagi duduk. Abisnya gue cape nyalamin tamu seabreg. Tapi sama sekali gak ada yang gue kenal. Parah..

"Hm," gue masih ngambek sama dia gara-gara kejadian tadi pagi. Masa main nyosor gitu aja. Iya kalo sekali, ini berkali-kali. Sebel gue.

Dia pergi gak tahu kemana. Gue mengedarkan pandangan ini ke semua penjuru ruangan. Tamunya udah gak sebanyak tadi, emang sih ini udah lumayan malem juga. Tapiii Emak-Bapak gue mana?

"Nih makan!" Arka tiba-tiba nongol entah dari mana. Kok gak keliatan ya? Apa jangan-jangan dia.. Tuyul?

Gue masih cuman mandangin dia, gak ada niat untuk ngambil piring itu sama sekali.

"Ck. Kalo mau disuapin bilang aja!" dia akhirnya duduk lagi disebelah gue terus nyuapin gue.

Manja? Bodo ah.

***

Author POV

Kara dan Arka kini langsung ambruk di sofa ruang tamu rumah Kara karena kelelahan. Tadi, setelah acara selesai mereka-keluarga Kara dan Arka memilih untuk pulang ke rumah Kara lagi yang letaknya tidak jauh dari hotel itu.
"Eh! jangan tidur pada disini dong." tegur mama Kara.

"Udahlah Ma, biarin aja mungkin mereka lelah." sahut papa Kara sambil ikutan duduk di sofa single yang ada diruang tamu itu.

"Yaudah dibikin minum aja mau?" tawar mama Arka yang langsung diangguki keduanya.

Namun anehnya, empat orang dewasa itu-Mama Kara, papa Kara, Mama Arka, Papa Kara semuanya beranjak dan pergi ke dapur berbarengan. Emang harus ya, bikin teh sama banyak orang kayak gitu? Hmm aneh..

Di dapur ..

"Pah jangan banyak-banyak. Kasian ntar si Kara kewalahan." tegur si wanita kepada lelaki yang sedang menaburkan sesuatu kedalam minuman.

"Iya itu juga yang si Karanya dikit aja." tegur wanita yang lain pada lelaki lain juga.

"Oke." jawab kedua laki-laki itu berbarengan.

Mereka sedang apa?

***

"Hey, ini minumnya." mereka berdua bangkit dan meminum minuman itu.

"Makasih Mah, kekamar dulu ya." Kara langsung berjalan ke lantai dua dimana kamarnya berada.

"Arka nyusul die juga ya." lelaki itu mengikuti jejak Kara.

Harusnya sih mereka menjawab dengan anggukan atau minimal senyuman. Ini kenape malah senyum miring nan menyebalkan!?

Cklek

Suara pintu terbuka itu membuat Kara berhenti melakukan kegiatannya yang sedang membuka resleting gaun pengantinya. Dia menemukan Arka yang dengan santai memasuki kamarnya.

"Lo ngapain disini?" tanyanya pada lelaki itu.

"Mau tidur lah." balas Arka sambil melepas dasinya dan langsung menjatuhkan diri di kasur milik Kara.

"Eh jangan tidur dulu ih! Bantuin gue bukain ini. Susah Ka," Kara menunjukan bagian belakang gaunnya yang terdapat resleting, masalah utamanya sejak tadi.

"Ck. Masa buka gini aja gak bisa," Arka berdiri dari tidurnya lalu mendekat kearah Kara. Tapi dia merasakan ada yang aneh. Ada sesuatu dalam dirinya yang bergejolak.

Diturunkannya resleting itu perlahan, menampilkan punggung mulus milik Kara yang tak tertutup apapun.

Cukup sudah. Lelaki itu sudah tak tahan. Arka membalikan tubuh Kara cepat, sampai-sampai gadis itu sempat terhuyung. Detik selanjutnya dia mencium bibir Kara penuh nafsu.

Kara juga yang merasakan ada keanehan dalam dirinya, mencoba menolak. Namun tak bisa. Ada sesuatu dalam dirinya yang menginginkan lebih. Akhirnya terjadilah "Itu"

Yeah, You Know What I Mean..

***

Tbc..

Aih, Arka sama Kara naena :v

Ahiw

Aw

Aw

Ah

Eh?

hehe✌

Jangan lupa vomment guys

Love❤

Unusual LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang