Kevin?!

148 14 0
                                    

Gue udah pernah bilang belum sih kalo Arka itu anak kedua dari dua bersaudara?

Kalo belum, maafkan Author ini yang terkadang lupa sama ceritanya sendiri karena terlalu banyak di Draf.-padahal cuma prolog doang-

Jadi, Arka itu punya kakak perempuan.

Oke, segitu bacotan dari gue. Langsung aja ke cerita..

***

Author POV

Pasti kalian bertanya-tanya apa jawaban Arka kepada Kara tadi pagi. Jawabannya, Arka belum bicara sama sekali. Ketika Arka hendak membuka suaranya, teriakan dari dalam rumah langsung mengalihkan pembicaraan mereka.

"Bagus lo ya! Nikah kagak bilang-bilang gue. Mau gue pecat jadi adek lo? Hah?!" hardik Gabriella--kakak perempuan Arka--pada adiknya itu. Dirinya berkacak pinggang dan menatap kedua orang manusia yang duduk dihadapannya itu tajam.

Arka dan Kara hanya menunduk, takut-takut kena semprot kuah dari bibir kakaknya. Yaiyalah, jijik keles kalo kena muka. Iuwh!

"Ish! Gue kan udah bilang! Kita itu dinikahin dadakan banget kakakku sayang.." bela Arka dengan wajah gemas.

Kara ikut mengangguk, "betul itu, Kakak Ipar."

Gabriella menghembuskan nafasnya jengah. "Ya, udahlah. Sebagai hukumannya, kalian harus ajak Kevin jalan-jalan."

Kevin adalah anak Gabriella dari pernikahannya dengan Rio, suaminya. Umurnya masih 9 bulan. Saat ini, mereka berdua masih berada di apartemen, ditinggalkan begitu saja oleh Gabriella saat mendengar kabar bahwa adiknya telah menikah. Selama dirinya di Australia, tidak ada seorang pun yang memberi tahunya kalau adiknya bakal menikah. Jelas dia marah.

"Yaelah, gampang itu mah kakak ipar." jawab Kara sambil mengibaskan tangannya.

"Tunggu dulu, ada lagi. Kevin bakal gue titipin disini, SATU BULAN!" tambah Gabriella dengan santai sambil bersiap untuk pergi.

"Hah?" Kara dan Arka jadi cengo.

"Ngapain dititipin disini kak?" ucap Kara begitu dirinya tersadar dari kecengoannya.

"Mau bikin adeknya!" teriak Gabriella sambil berjalan keluar.

Sebuah bantal melayang bertepatan dengan Gabriella menutup pintu.

"KAKAK BIADAB!!!"

***

Arka dan Kara saling menatap, lalu beralih ke kasur mereka yang sekarang berisi bocah berumur 9 bulan itu, Kevin.

Tadi, tak lama setelah Gabriella pergi, wanita itu kembali lagi dengan membawa Kevin dan suaminya. Dia menjelaskan panjang lebar tentang apa yang disukai dan tidak disukai oleh Kevin.

'Kevin itu anaknya gerahan. Pastiin dia kalo dirumah pake baju yang tipis.'

'Kalo makan juga harus teratur. Pagi jam 8, siang jam 11, sore jam 4.'

'Jam delapan malen biasanya dia udah tidur. Tapi, jangan kaget kalo dia bangun tengah malem.'

Saat itu, Kara maupun Arka hanya ngangguk-ngangguk. Tapi sebenarnya, mereka sama sekali tidak mengerti apa yang kakaknya itu katakan.

Iya-in aja biar cepet, pikir mereka.

Nah kan, gara-gara mereka tidak terlalu mendengarkan perkataan Gabriella, mereka sekarang jadi bingung harus apa.

Arka memperhatikan jam yang berdetak di dinding kamar itu.

11.15

Jadi apa yang harus dia lakukan sekarang? Jika ada Dora disini, mungkin Arka akan meminjam tas ranselnya yang berwarna unyu itu untuk mendapat petunjuk dari sang peta.

"Ra, jam sebelas. Bukannya tadi kata Kak Gab dia harus makan?" Arka dengan otaknya yang berhasil mengingat.

"Oh ya! Kok gue lupa sih?" Kara menepuk dahinya keras. Merutuki kebodohannya sendiri.

Dengan sigap cewek itu membuka tas bayi yang di dalamnya terdapat perlengkapan Kevin. Dengan cekatan Kara membuat bubur bayi itu di dapur.

Begiru dirinya kembali ke kamar, pemandangan di hadapannya membuat hati Kara menghangat.

Arka terlihat sedang bermain dengan Kevin yang ternyata terbangun. Dengan gemas lelaki itu menggosok-gosokan jari mungil milik Kevin ke hidungnya. Sedangkan bayi itu nampak tertawa.

"Let's go baby boy! Waktunya makan!" seru Kara membuat kedua manusia itu menoleh kearahnya.

"Tuh! Mumu dah dateng! Makan, Makan," tangan Arka memegang kedua tangan Kevin lalu menepuk-nepuknya. Menuntunnya bertepuk tangan.

"Mumumumu!" jerit bayi itu sambil tertawa. Meski tak jelas apa yang dibicarakanya.

Kara menaikan sebelah alisnya. "Mumu?"

"Ya. Lo Mumu, gue Bubu. Lucu kan?" lelaki itu menaik turunkan alisnya.

"Kalo kita punya anak juga Mumu, Bubu?"

Pertanyaan polos dari Kara itu sontak membuat Arka menatap dalam cewek itu.

"Emang lo mau punya anak? Dari gue?"

"Mmmm??"

***

Cukup sudah! Sudahi sampai disini saja..

Author lelaaaah😥

Eh, gue baru Graduate loh kemarin!!

Lah? Kagak ada yang nanya.

Cuman mau curhat aja yee kan. Author sedih karena pas perpisahan gak punya pasangat omegat! Nasib jadi jomblo emang.

Tapi sudahlah, lebih pada author menghabiskan waktu dengan pacar, mending nulis wattpad yekan? Lebih berfaedah😏

Bye😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unusual LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang