Kara POV
Gue terbangun dengan sakit yang menjalar diseluruh tubuh gue. Rasanya sakit banget, kayanya gue gak kuat lagi buat bangun.
Gue melirik Arka yang tertidur pulas disamping gue, tangannya memeluk pinggang gue erat. Sejenak gue teringat dengan kejadian tadi malam. Pipi gue langsung bersemu merah. Aaaaaa.. Gue malu astagah! Mau ditaro dimana muka gue nanti kalo Arka bangun?
Flashback on
Arka terus memandangi wanita dihadapannya itu.
"Ugh, loh?! Arkaaa kok gue gak pake baju?! Lo juga?! Aaaa lo ngapain gue???" teriak Kara sambil menutupi badannya menggunakan selimut. Dirinya terbangun tengah malam.
"Ng--itu kayaknya kita abis ena-ena." Arka menggaruk belakang kepalanya yang kali ini beneran gatel.
"WHAT?!!!" Kara langsung nangis kejer begitu mengetahui dirinya sudah tidak perawan lagi.
Arka mencoba untuk menenangkan Kara, dirinya mendekat pada gadis--ralat, wanita yang sedang menangis tersedu-sedu dihadapannya itu. "Maafin gue Ra, gue juga gak tau kenapa bisa kayak gini. This is out of my control."
"Gue--hiks--masih mau sekolah Ka, nanti kalo gue hamil gimana?" Kara menggoyang-goyang lengan atletis Arka. Dirinya memikirkan bagaimana nasibnya jika dia ketahuan hamil dengan keadaan masih duduk di bangku SMA. Bagaimana jika nanti semua orang menganggapnya anak yang tidak benar?
"Shttt! Ya kalo nanti di perut lo ini ada anak kita, kita harus jaga anak itu baik-baik Ra. Dia anak kita, tanggung jawab kita sebagai orangtuanya." Kara terdiam begitu Arka mengelus perutnya yang sebenarnya belum tentu ada anak mereka disana.
Perlahan tapi pasti, Kara menggeser tubuhnya mendekat pada Arka. Dia merentangkan tangannya, "Give me a hug."
Dengan senang hati Arka mendekap tubuh istrinya itu kedalam pelukannya. "Gue janji Ra, gue bakal tanggung jawab sama semua apapun yang terjadi sama lo."
Kara hanya mengangguk sambil terus menghirup aroma tubuh Arka yang sekarang mulai jadi kesukaannya. Sampai akhirnya, mereka terlelap dan tenggelam dalam indahnya dunia mimpi.
Flashback off
Ya, sekarang gue sih pasrah aja kalo misalnya nanti hamil. Sebisa mungkin gue harus siap akan kemungkinan itu. Gue juga gak bakalan nyalahin Arka sih, dia bilangkan dia gak sadar ngelakuin itu.Huft, aslinya ya. Yang jadi masalah buat gue sekarang itu adalah badan gue yang sama sekali gak bisa digerakan.
Gue menggoyang-goyang lengan Arka yang masih bertengger manis dipinggang gue. "Arka. Ka, bangun dong! Badan gue sakit semua,"
Dia menggeliat sambil merentangkan tangannya lebar-lebar. Akibatnya? Pala gue kena timpuk. "Aw! Kena muka gue onta!"
"Eh? Sorry, sorry. Sakit ya?" dia mengelus puncak kepala gue. Gue menggeleng.
"Bukan kepala gue doang yang sakit. Tapi sekujur tubuh gue!" dia malah tersenyum misterius. Apaan coba?
"Gara-gara semalem ya?" dia menaik-turunkan alisnya, menggoda gue. Gue memukul tangannya keras.
"Aw! Sakit ih."
"Cih, lebay!" gue mencibir.
"ILY, Kara!" dia tiba-tiba menjerit, membuat gue menutup teling--Wait! Dia bilang apa?
ILY?
I?
Love?
You?
For me?
SERIOUSLY?
GOSH!
***
Tbc..
Pendek? Mangapin✌
Doain dedek lulus dan dapet nilai UN gede ya bro, sist..🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Love
أدب المراهقينIni kisah klise tentang dua anak manusia yang kerjaannya selalu berantem tapi suatu ketika, mereka dijodohkan oleh orang tua mereka. Gimana jadinya?