Part 2

941 27 3
                                    

"Arrgghhh ... susah sekali membuat satu kalimat saja," Hera melemparkan sebungkus keripik kentang di tangannya. Ia mengacak-acak rambut panjangnya hingga berantakan.

"Percuma saja meskipun aku duduk seharian disini kalimat-kalimat itu tetap tidak akan selesai," dengan keras ia menutup laptop, bangkit dari sofa dan menuju dapur. Perutnya terasa lapar, setelah hampir tiga jam otaknya bekerja keras memikirkan kalimat apa yang akan ia tulis di cerita yang sedang ia kerjakan. Hera menuju kamar mengganti pakaiannya dan mengambil tas. Ia memasukkan laptopnya kedalam tas, mematikan televisi, dan mengambil kunci mobil di gantungan dekat pintu masuk. Ia keluar dari flat, mencari makan siang serta suasana baru untuknya melanjutkan apa yang sedang ditulisnya.

Hera mengarahkan mobilnya ke Ladon's, restoran kecil milik Ladon sekaligus tempatnya bekerja. Mengisi perut dengan makanan lezat sembari menikmati suasana restoran di akhir pekan, ia harapkan bisa membantu menyelesaikan pekerjaannya. Hera sedang dikejar target menyelesaikan novel yang sudah ditulisnya sejak satu tahun yang lalu. Beberapa hari yang lalu editornya memberikan peringatan keras, jika Hera tidak bisa menyelesaikannya dalam bulan ini ia akan dikenakan pinalti. 

Hera memarkirkan mobilnya di samping mobil Ladon, bukan karena Ladon menyediakan tempat parkir khusus untuknya hanya saja ia melihat tempat itu kosong tadi. Ia mematikan mesin, menaikkan rem tangan dan meraih mengambil tasnya. Hera berjalan cepat menghindari dinginnya udara. Reed Boris, salah satu pekerja Ladon's menyambut kedatangan Hera.

"Kau mau makan atau bertemu Ladon?" tanyanya. Tentu saja Reed mengenalnya, hampir setiap tiga minggu sekali Hera pasti berkunjung entah untuk makan atau hanya bertemu dengan Ladon.

"Makan, apa tempatku biasanya kosong?"

Hera punya tempat favorit tersendiri di sini yang selalu ia tempati jika tidak sedang ada pengunjung lain.

"Tempatmu kosong, kau mau makan menu spesial hari ini atau yang lain," tawar Reed sembari membawa Hera menuju salah satu meja di luar ruangan. Restoran ini mengusung konsep menyatu dengan alam, selain memiliki meja-meja di ruangan indoor yang nyaman terdapat juga beberapa meja di taman yang sengaja dibuat untuk membuat suasana yang sejuk, tetapi masih bisa dinikmati meskipun musim dingin karena taman dilengkapi dengan atap kaca yang bisa terbuka ketika musim panas dan semi.

"Menu spesial hari ini apa?",  tanya Hera sambil duduk di tempat favoritnya. Sebuah meja berisi empat orang, di bawah pohon buatan yang rindang.

"Salmon," Reed menuangkan air putih ke gelas di depan Hera, sesuai standar pelayanan di sini.

"Okay, aku mau itu, tolong kurangi garamnya sedikit akhir-akhir ini aku sering sakit kepala sepertinya tekanan darahku naik," Hera menambahkan.

Ladon's menyediakan menu spesial yang berganti setiap harinya di samping menu-menu yang memang selalu siap disajikan tertera pada buku menu. Menu spesial ini menjadi salah satu daya tarik restoran selain interior yang mengusung konsep back to nature. Setiap pelanggan yang datang para pelayan akan menawarkan menu spesial, terkecuali pelanggan tetap mereka akan terlebih dahulu menanyakan bahkan sebelum ditawarkan. Hera membuka tas dan mengeluarkan laptop miliknya. Membuka kembali pekerjaan yang sempat tertunda.

Hera seorang penulis freelance, ia pernah terikat pada satu penerbit tapi ia memilih untuk resign. Ia tidak bisa mengikuti jadwal deadline yang diberikan penerbit. Otaknya serasa tidak bisa bekerja jika dipaksa. Hera termasuk aktif di dunianya beberapa karya yang telah ia hasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya meskipun ia seorang freelance.

"This is the appetizer," Reed menghidangkan makanan pembuka berupa sesendok crème fraîche dituangkan di atas potongan mentimun serta ditambahkan satu sendok penuh trout caviar.

Don't....! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang