Part 3

363 26 2
                                    

"Marry me," Ladon membelai lengan atas Hera.

"Kau tahu jawabanku. Kenapa kau selalu bertanya tentang hal itu?"

Hera menggeser sedikit tubuhnya mendekat, mengeratkan pelukannya mencari posisi yang nyaman sebelum tidur. Sementara itu Ladon hanya pasrah tubuhnya digunakan sebagai bantal.

"Mungkin saja jawabanmu kali ini lain," tangan Ladon bergeser membelai pinggang telanjang Hera.

"Jawabanku tetap sama Lad," Hera mendongakkan wajahnya melihat kedua manik biru Ladon yang sedang menatapnya.

"Oke, sekarang tidurlah. Aku lelah seharian bekerja di dapur dan bermain denganmu," Ladon membalas pelukan Hera, meletakkan dagunya di atas kepala Hera.

"Huft ... kalau kau lelah kenapa tanganmu masih saja menggodaku," gerutu Hera ketika ia merasakan tangan Ladon sudah berpindah ke bokong mulusnya.

"Aku hanya ingin merasakannya sebelum tidur."

"Omong kosong, belum puaskah kau bermain denganku sejak tadi?"

"Sepertinya satu kali lagi akan menjadi penutup yang indah," Ladon dengan cepat membalikkan posisi mereka, mengurung Hera di bawah tubuhnya.

Hera hanya tertawa menggoda, Ladon segera memulai aksinya menikmati 'dessert'-nya untuk malam ini.

***

Hera baru saja menyerahkan naskah novel miliknya ke penerbit. Akhirnya setelah setahun perjuangannya menulis, ia bisa menyelesaikan karya terbarunya tinggal menunggu persetujuan dari penerbit novel itu akan beredar di pasaran.

Hera melajukan mobil menuju Ladon's, ia berencana makan siang sekaligus bertemu dengan Ladon. Sudah satu minggu lebih ia tidak bertemu dengannya karena kesibukan. Ladon sementara mengungsi tidur di restoran. Hera ingin berkonsentrasi menyelesaikan tulisannya.

Tempat parkir Ladon's mulai penuh, waktu sudah menunjukkan waktunya makan siang. Hera memarkirkan mobilnya di ujung halaman restoran. Ia hanya mengambil dompet dan ponsel, meninggalkan tas tetap di dalam mobil. Hera masuk ke dalam Ladon's, menyapa beberapa pegawai yang berpapasan dengannya. Ia menuju tempat favoritnya, namun ia melihat ada seorang wanita seumurannya duduk di tempat tersebut sambil menikmati makanan.

"Shane," Hera menghentikan salah satu pegawai yang melintas disampingnya, "Dimana Ladon? Apa dia sedang ada di dapur?"

"Yup, dia di sana. Tunggu, kurasa dia tidak berada di dapur sekarang," jawabnya sambil menunjuk ke arah Ladon yang berjalan sambil membawa nampan.

"Thanks. Lanjutkan pekerjaanmu," ucap Hera. Ia berjalan menuju ke arah Ladon, langkahnya terhenti ketika ia melihat kemana arah Ladon berjalan. Wanita yang menempati tempat favoritnya tersenyum melihat Ladon menghampiri.

Ladon meletakkan nampan berisi dessert di meja, mencium sekilas pipi wanita itu. Tiba-tiba Hera teringat apa yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Hera menduduki kursi terdekat, memperhatikan gerak-gerik dua orang di hadapannya. Entah apa yang dikatakan Ladon sampai membuat wanita itu mengubah wajah murungnya menjadi ceria. Musik serta percakapan orang-orang membuat Hera tidak bisa mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.

"Chocolate Latte saja, Diaz," ucapnya pada pegawai yang datang mencatat pesanannya.

Hera kembali memperhatikan keduanya, kini giliran Ladon yang tertawa mendengar ucapan wanita di depannya. Ladon menggeser nampan yang berisi dessert - sepertinya, kearah wanita itu. Sebuah cake cokelat dengan buah strawberry besar di atasnya. Wanita itu memotong kuenya dan memakannya, ia mengangkat jempol tangan kirinya menunjukkan bagaimana rasa kue yang sedang dinikmati.

Don't....! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang