Oppa

1.1K 79 1
                                    

Typo bertebarann




Cahaya matahari menerangi kamar seorang yeoja yang masih bergelut dibalik selimutnya.

Gundukan besar berbalut selimut itu menggeliat, sedikit terusik dengan cahaya terang yang menyilaukan matanya.

Tangannya terangkat meraih sesuatu diatas meja nakasnya. Meraba semua yang ada di atas meja. Matanya masih setia tertutup.

Diam. Tangannya berhenti bergerak. Dilemparkannya selimut yang membalut tubuhnya. Merubah posisi tubuhnya, mendudukan dirinya dengan mata yang terbuka lebar.

"Dimana handphoneku?!"

ㅋㅋㅋ

Kringgg kringg

Matanya yang terpejam itu perlahan bergerak. Tangannya menarik selimutnya agar menutupi tubuhnya sebatas dagu.

Namja itu masih enggan membuka matanya, walau suara dering telepon menggema keseluruh ruangan kamarnya.

"Aishhh! Jinjja! Siapa yang menelepon sepagi ini!"

Namja itu bangkit dari tidurnya, mengusap wajahnya. Matanya masih terlihat setengah tertutup, dengan cepat diraihnya handphone yang berdering sedari tadi. Tanpa perlu melihat nama sang penelpon, namja itu langsung mendekatkan handphone ketelinganya.

"Yoboseyo?"

"Hyun— Suga hyung?"

"Ne, nugu?"

"Kenapa kau yang mengangkat teleponnya, dimana Hyunbi?"

ㅋㅋㅋ

Jungkook PoV
-
-
-

Aku tersentak, tanganku mencengkram kuat seragam yang ingin kukenakan.

Ku lihat lagi layar handphoneku. Benar? Aku tidak salah. Nomor yang kuhubungi adalah nomor Hyunbi. Tapi, kenapa Yoongi hyung yang mengangkatnya.

Suara khas bangun tidur dari Yoongi hyung membuat pikiran-pikiran negative menyerang otakku.

Bukankah kemarin Hyunbi bilang dia pulang bersama dengan Yoongi hyung? Apakah mungkin— tidak! Hyunbi bukan perempuan seperti itu!

"Jungkook? Ada apa? Kau mengganggu tidurku."

Aku tersadar dari lamunanku, suara namja kembali terdengar dari seberang sana.

"Mian hyung.. Keundae, kenapa kau yang mengangkat telepon Hyunbi?"

"Eoh?!"

"Aishh! Jinjja!! Inikan handphone yeoja itu. Kenapa ada disini, —Brukkk Brakk!!"

Sambungan telepon terputus, aku hanya menatap handphoneku dengan raut wajah bingung. Apa mungkin semalam Hyunbi mampir kerumah Yoongi hyung?

Aku menghela nafas kasar dan mengusap wajahku. Kenapa aku berpikiran buruk. Tidak mungkin Hyunbi melakukan hal itu.

Dengan cepat kukenakan seragam yang sempat tertunda karena telopon tadi. Bergegas mengambil kunci mobilku dan pergi kegarasi. Tak menghiraukan panggilan eommaku yang menyuruhku sarapan.

"Apa mungkin pesan dan telepon ku tak dijawab karena... Yoongi hyung—"

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, suara ban bergesekan dengan aspal berseru dipagi hari kota Seoul.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang