Sudah hampir 2 bulan dikelas XI IPA 1, Aisyah memang yang selalu datang paling awal dikelasnya. Tapi untuk hari ini tidak. Fahri rupanya sudah duduk dibangku tengah paling belakang. Melihat hanya ada Fahri dikelas, Aisyah yang baru saja datang langsung membalikkan badan dan beranjak meninggalkan ruang kelas. Membuat Fahri heran.
"Kenapa gak jadi masuk?" tanyanya membuat jantung Aisyah berdebar kecang.
"Dia ngajak aku bicara" ucap Aisyah dalam hati tidak menyangka sambil meletakkan kedua tangannya dibawah leher saat ia sudah ada diluar kelas.
"Aku harus keluar" jawabnya setelah ia duduk dikursi luar kelas. Membuat Fahri tersenyum melihat tingkah si kalkulator kelas yang salah tingkah. Ya, Aisyah dipanggil kalkulator kelas karena saat pelajaran matematika dikelasnya pasti semua teman-temannya berkumpul dimejanya untuk bertanya.
Fahri beranjak dari tempat duduknya, kini ia duduk dibangku no 2 yang tepat disampingnya ada tembok yang membatasinya dengan Aisyah.
Aisyah sedikit menoleh, ia mendapati Fahri sedang bersender diseberang. Aisyah tersenyum.
"Tembok ini layaknya syariat yang membatasi kita" ucapnya dalam hati.
Diseberang, Fahri juga berbicara dalam hati sambil tersenyum.
"Aku mencintaimu Syah"
Kemudian satu persatu siswa masuk, membuat suasana berubah.
********
"Yes! Jam kosong.." ucap beberapa anak dikelas itu.
"Syah, pinjem hpmu dong" ucap Dila. Lalu Aisyah memberikannya.
"Kok kamu screenshoot ini?" tanya Dila senyum.
"Kamu suka ya sama.." belum selesai Dila ngomong, Aisyah sudah membungkam mulut Dila dengan tangannya. Ia melihat disekitarnya khawatir ada yang mendengar. Ternyata Fahri memperhatikan mereka sedari tadi. Membuat Aisyah salah tingkah dan mengalihkan pandangannya kedepan. Ia sengaja menyenggol tangan Dila dengan sikunya memberi kode. Dila pun menengok melihat pandangan Fahri yang masih mengarah kearah mereka.
"Ri, ngeliatinnya jangan gitu. Dosa lho" cetus Dila tanpa dosa. Membuat Fahri mengalihkan pandangan dan bersikap sok cuek. Aisyah yang sedari tadi menahan Dila agar tidak ceplas-ceplos memejamkan mata kuat-kuat dan menggigit bibirnya menahan malu.
"Kan, Dil. Gini nih paling males kalau cerita sama orang" ucapnya dengan merapatkan rahang agar tidak ada yang dengar.
"Maaf Syah, keceplosan" jawab Dila tanpa dosa. Keceplosan aja terus Dil.
******
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu.
"Hah? Rika hamil?" Aisyah terkejut setelah mendengar cerita Farah yang diam-diam.
"Kenapa Rika melakukan hal itu?" tanya Aisyah kepo.
"Ya gimana lagi, namanya juga udah cinta, pasti apapun bisa dia lakukan untuk orang yang dicintainya" jawab Farah membuat Aisyah berfikir.
"Serendah itukah cinta?
Seharusnya, jangan cinta yang kamu salahkan, tapi status pacaran yang membuat seseorang mau direndahkan." ucapnya dalam hati sambil menggelengkan kepala.*******
Satu minggu kemudian.
"Kring.. Kring.." bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Hanya tersisa Aisyah, Dila, dan Arif (sahabat Fahri).
"Syah, aku tunggu di taman belakang sekolah ya" kata Arif yang langsung meninggalkan Aisyah dan Dila. Membuat mereka bertatapan mengerutkan kening. Aisyah mengangkat bahunya tidak mengerti.
Lima menit kemudian.
Aisyah dan Dila memandang disekitar mereka. Tampak hampir semua siswa sekolah itu berkumpul di Taman yang sekarang tampak begitu cantik dipenuhi dengan bunga-bunga yang dapat diciumnya dari tempat ia berdiri. Di tengah taman ada bunga mawar yang ditebar membentuk hati. Aisyah dan Dila semakin bingung.
"Sini Syah.." teriak salah satu teman pempuan Fahri, yaitu Nindi. Ia melambai-lambaikan tangannya.
"Ngapain?" tanya Aisyah pelan. Nindi langsung menjemputnya dan menarik lengan Aisyah membawanya ke tengah-tengah taburan mawar yang berbentuk hati tadi. Dan Nindi langsung keluar dari area hati itu. Tiba-tiba datang seorang pria dari belakang dengan setangkai mawar merah membuat semua orang berteriak "cie...". Aisyah membalikkan badan, seketika matanya berkaca-kaca saat melihat pria itu ternyata Fahri. Fahri menatap Aisyah dengan senyuman sangat manis ketika berhenti tepat didepan Aisyah. Namun Aisyah justru menundukkan kepalanya dan pelan-pelan mengusap matanya yang hampir meneteskan airmata.
"Syah, tatap aku." kata Fahri. Aisyah menggelengkan kepalanya. Fahri mengerti.
"Syah, aku suka sama kamu sejak pertama kali aku melihatmu. Awalnya ya cuma sekedar suka aja. Tapi lama kelamaan perasaan itu berubah jadi sayang Syah. Aku selalu mikirin kamu, dan aku selalu canggung kalau dekat sama kamu, makanya aku nggak pernah ngajak kamu bicara, nggak pernah ngechat kamu atau semacamnya. Sekalinya ngechat bingung mau ngomong apa." kata Fahri diiringi tawa kecilnya.
Aisyah mendongak menahan air mata yang sudah tidak bisa ia bendung lagi.
"Kamu mau nggak jadi pacarku?" tanyanya mengundang teriakan dari orang-orang yang ada ditempat itu.
Aisyah kembali mengusap airmatanya. Lalu ia menghela nafas dalam-dalam mengatur emosinya.
"Aku tau kok kamu suka sama aku sejak pertama kali masuk sekolah ini." tambah Fahri menggoda.
"Aku nggak bisa Ri, maaf." jawab Aisyah yang langsung meninggalkannya dengan air mata yang sudah bercucuran. Membuat semua orang bingung. Termasuk Fahri. Ia langsung menjatuhkan bunganya. Arif menepuk bahu Fahri yang masih menatap langkah Aisyah yang meninggalkannya. Setelah Aisyah sudah tidak terlihat, Fahri kemudian mengacak-acak rambutnya dan meninggalkan tempat itu dengan arah yang berlawanan dengan Aisyah.
*******
Makasih yang udah sempetin baca.
Ini cerita pertamaku.
Maaf kalau ceritanya membosankan, maklum baru pemula.
.
Jangan lupa vote+koment kritik dan saran ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually, What is Love? [COMPLETED]
Teen FictionAisyah. Remaja SMA yang sedang dalam proses berhijrah. Berbeda dengan kebanyakan remaja SMA, Aisyah yang baru merasakan cinta pertama justru menghindari kata pacaran. Karena menurutnya, pacaran adalah sumber dari segala dosa. . Fahri. Pria tampan da...