Chapter: 6 (Alexia POV 2)

185 40 7
                                    

Entahlah.


Aku tidak mengerti jalan pikiran makhluk ciptaan tuhan di sampingku ini. Kami terus saja berjalan seperti orang tersesat, memasuki ke dalam hutan yang mengerikan ini. Sebenarnya aku tidak tahu arah tujuan pria disampingku, tapi aku mengikutinya saja. Toh, siapa tahu dia mengetahui daerah ini dan aku bisa pulang, mungkin.

Keheningan masih saja menyelimutiku dan pria asing di sampingku. Terlalu malas memulai percakapan karena dia selalu mengabaikanku.

"Namamu?" tanyanya membuka suara, tanpa melirikku.

"H-hah?"aku gelagapan. "O-oh, namaku Clarissa Alexia Royce. Tuan bisa memanggilku Alexia, salam kenal." ucapku sambil tersenyum. Dia menghentikan langkah kakinya, menatapku datar. Sedatar triplex. Lalu melanjutkan kembali langkahnya. Aku hanya mendengus kasar. Jujur, sebenarnya aku sangat jengkel dengan sikapnya. Kalau boleh, aku akan meninju wajah tampannya itu sampai remuk. Walaupun bertingkah tidak sopan di depan orang asing, tapi biarlah. Aku tidak peduli.

"Haah...," aku menghela nafas jengah. Kakiku bersiap melangkah munyusul pria menyebalkan itu. Belum lagi satu langkah, sebuah anak panah meleset dari arah belakangku, menancap di depan pohon tempatku berdiri.

Pipiku terasa perih. Aku memegang pipiku dan mendapati cairan yang berwarna merah. Netra hazelku melebar sempurna. Aku hendak menoleh ke arah belakang, tetapi tanganku di tarik oleh seseorang yang rupanya pria menyebalkan itu. Ia membawaku lari entah karena apa. Aku pun juga terpaksa berlari kerena cengkraman tangannya yang kuat.

Aku terheran. Kutolehkan wajahku ke arah belakang dan mendapati sesosok makhluk yang sangat mengerikan. Badannya yang tinggi kekar dan wajahnya yang... entahlah, aku tidak dapat mendeskripsikannya. Yang terpenting, monster itu terus saja mengejar dan menghujani kami dengan senjata tajam. Aku takut melihatnya. Itu berarti nyawaku dan pria ini dalam bahaya!

Kami terus berlari, tanpa sadar sudah memasuki hutan yang paling dalam. Aku terengah. Sepertinya aku tidak kuat lagi melanjutkan lariku. Kaki-kakiku serasa ingin patah. Kutolehkan lagi wajahku kebelakang, monster itu masih mengejar kami.

BRUK!!

'Sial, cobaan apa lagi yang akan menimpaku? Kenapa aku malah terjatuh di saat seperti ini?!'

Aku mendongak lagi kebelakang. Monster itu semakin mendekat. Kakiku sudah sepenuhnya berlumuran darah. Aku memaksa kakiku untuk bergerak, tapi tidak bisa. Sepertinya kaki kananku terkilir.

Dengan sigap, pria yang mencengkram tanganku tadi menggendongku ala Bridal style. Refleks, aku melingkarkan tanganku di lehernya. Pipiku terasa menghangat.

DEG.

DEG.

DEG.

Ck, sialan.

'Bisa-bisanya jantungku berdegup dengan kencang di saat keadaan seperti ini! Sadarlah, Alexia! Bagaimana bisa kau langsung jatuh cinta pada seorang yang baru kau temui!?'

Karena baru menyadarinya, pria yang menggendongku berlari dengan kecepatan di atas manusia normal. Menurutku itu terasa aneh. Bagaimana bisa pria ini berlari sangat cepat sedangkan dia saja tengah menggendongku seperti ini. Aku memperhatikan wajahnya dari gendongannya.

Satu kata untuknya.

Tampan.

'Sialan! Sadarlah, Alexia! Sadarlah!' Aku terus saja mengumpat dalam gendongan pria menyebalkan ini dan melupakan kejanggalan tadi. Kalau dipikir-pikir, dalam keadaanku yang seperti ini, rasanya aku mengalami kawin lari. Ukh, memikirkannya akan membuat pipiku memerah semerah tomat. Lagipula, tidak baik untuk jantung.

[AFS #1] Miracle Of The Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang