Threat (M)

1.6K 38 6
                                    


Chapter 11

"Mana gadis itu?" Tanya Sehun.

"Dia ada di lantai bawah".

------------------------------------------

Eun hee memeluk tubuhnya erat. Tubuhnya seakan tak mampu lagi menerima rasa sakit di fisik mau pun batinnya. Kabur pun tak bisa, kebebasannya telah di renggut paksa. Di kelilingi para bajingan itu membuatnya ingin menangis lebih kencang.

Kai sangat kasar, sekilas Eun hee sempat berpikir Tuhan membencinya. Tapi dia buang jauh jauh pikiran itu. Setidaknya dia percaya, Tuhan selalu memberikan hal yang terbaik bagi umatnya. Giginya gemetar, badannya menggigil. Tubuhnya hanya di balut seragam tipisnya yang lusuh.

Hati Eun hee semakin tak tenang saat dia mendengar langkah seseorang menuruni tangga. Bersembunyi pun tak ada gunanya, melawan? Bahkan berdiri pun tak mampu. Eun hee tahu pasti siapa orang yang menuju kamarnya kini.

Sosok tampan dan rupawan dengan sifat bagaikan iblis yang kejam. Dengan wajah angkuh dan merendahkannya. Seseorang yang membawa mimpi buruk tak terlupakan bagi Eun hee. Napas Eun hee tercekat saat orang itu mulai membuka kunci kamarnya.

"Menyedihkan" Tatapan meremehkan itu. Sehun tersenyum geli melihat betapa mengenaskan nya Eun hee. Sehun melangkah mendekat, dan Eun hee makin meringkuk ketakutan.

"Kenapa kau lakukan ini" Eun hee berbisik lirih. Sehun kembali tertawa.

"Kau bodoh-" Di cengkeramnya lengan kanan Eun hee dengan kuat, dan dipaksanya gadis itu berdiri "Itu karena kami membenci mu. Kau harusnya tak pernah ada di dunia ini".

"Jika aku tahu di takdir kan bertemu dengan bajingan seperti mu, aku memilih untuk mati saja" Hilang sudah kewarasan Eun hee, kini dia hanya ingin mengungkapkan isi hatinya. Tak peduli perlakuan apa lagi yang akan di terima. Mau di siksa sampai mati pun, Eun hee siap.

"Bagaimana bisa makhluk seperti melawan perkataan ku hemm?".

Brukkk. Tubuh Eun hee di planting keras, sehingga terjatuh di lantai. Sehun duduk di atas gadis itu, tangannya menjambak kasar rambut hitam yang kini benar benar berantakan.

"Dengarkan ini manis, jika kau melawan, menolak keinginanku, bahkan kabur dari ku. Panti asuhan reyot mu itu akan ku hanguskan dalam semalam". Bisik Sehun, membuat Eun hee seketika membulatkan matanya.

"Bajingan! Berengsek! Kenapa kau harus hidup, iblis seperti mu harusnya ada di neraka! Terkutu!" Jerit Eun hee dengan menahan tangisnya. Panti asuhan itu adalah hal terindah bagi Eun hee, meskipun terkadang menyebalkan. Banyak orang yang gadis itu sayang ada di sana. Eun hee tak habis pikir, bagaimana bisa Sehun mengancamnya dengan hal itu.

"Kutuk aku sesuka mu, sayang. Sebelum kau mengutuk ku, aku bahkan sudah mengutuk mu sebelum kau lahir".

Tamparan Sehun mendarat dengan keras mengenai pipi yang sudah bengkak itu. Belum hilang rasa sakit akibat hantaman Kai, kini di tambah lagi dengan luka yang di buat Sehun. Sehun dengan tergesa merobek seragam sekolah itu.

"Tak ada kata ampun untuk mu kali ini, berteriaklah sesuka mu, tak kan ada seorang pangeran yang akan menolong mu" Di lemparkan nya tubuh Eun hee di atas kasur. Sehun melepas sabuknya.

"Pletaakkk" Sabuk kulit itu mencabuk dengan keras tubuh mungil yang sudah gemetar ketakutan. Berkali kali sabuk itu mencambuk tanpa ampun. Eun hee hanya dapat menangis dan menggeram lirih. Bahkan air matanya sudah tak bisa keluar lagi.

Kini punggung, paha, lengan, kaki dan seluruh tubuh Eun hee penuh dengan luka cambuk yang memerah. Yang begitu kontras terlihat di tubuh putihnya. Bahkan Eun hee sudah tak bisa merasakan tubuhnya lagi.

I'm Not JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang