Heathenish

1K 41 17
                                    



Sungguh Tuhan tidak adil. Pikir gadis itu.

Jungkook, malaikatnya, kenapa harus mengalami hal seburuk itu. Dan itu semua karena dia. Pandangan Eun hee pun kabur dan dia pun jatuh pingsan. Namun sebelum itu dia dapat melihat sekilas seseorang berdiri di hadapannya. Hingga akhirnya menjadi gelap.

-----------------------------

Kobaran api seakan tak mau berhenti melahap bangunan tua yang kini hampir roboh. Dua lelaki di dalam mobil hanya dapat melihat itu dengan diam. Sedangkan seorang gadis tergeletak di jok tengah mobil. Rencananya berjalan lancar, pekerja bayaran mereka berhasil menjalankan rencana yang di buat begitu singkat. Rencana yang sebenarnya akan dilaksanakan esok hari, dipercepat hari ini, karena salah seorang dari mereka tidak sabaran. Sehun. Lelaki putih itu tersenyum tipis melihat apa yang sudah dia perbuat. Gadisnya sudah kembali, tak ada lagi yang boleh mencuri gadisnya.

"Sudah? Ayo berangkat" perintah Sehun pada pada sahabatnya. Di perjalanan Sehun sesekali melirik tubuh Eun hee yang tak sadarkan diri. Entah kemana mereka membawa tubuh ringkih itu pergi. Sehun sudah menemukan tempat yang lebih pas untuk menyekap adik kecilnya. Banyak hal yang harus di lakukan pada tubuh indah Han Eun Hee.

Mobil hitam itu semakin menjauhi keramaian pusat kota Seoul, tempat yang strategis tentu untuk seorang berotak kriminal seperti mereka. Tidak ada percakapan antara Kai dan Sehun. Hampir dua jam mobil terus berjalan, sampai akhirnya berhenti di sebuah rumah sederhana yang di kelilingi pohon rindang. Jauh dari keramaian, seakan rumah ini berdiri sendiri tak ada sanak tetangga di sebelahnya.

Kai membopong tubuh mungil itu, mengikuti Sehun dari belakang. Kai membawa tubuh itu di sebuah ruang bawah tanah yang sudah di desain sedemikian rupa. Tubuh itu di lemparkan di kasur tipis berukuran satu kali dua meter. Gadis itu menggeliat, mungkin dia terbangun? Lelaki tan itu pun pergi meninggalkan Eun hee yang sedang berusaha tersadar.

"Dimana ini berengsek!" Eun hee berujar dalam hati, tak tahu di mana dia berada sekarang. Ini tempat yang berbeda. Hatinya sakit, mengingat Jungkook tak lagi di sampingnya dan melindunginya, lelaki itu ingkar janji. Eun hee kembali pada kandang yang berbeda dengan majikan yang sama. Hewan buas itu berhasil menangkap Eun hee untuk kedua kalinya. Lelah dia menangis. Entah apa yang dia terima setelah ini.

Ia selalu bertanya, apa yang ia lakukan dulu hingga karma buruk menimpanya seperti batu besar yang jatuh dari atas bukit. Benar-benar meremukkan tubuhnya. Seakan Tuhan menciptakannya hanya untuk menikmati penderitaan ini. Mungkin di dalam hati terkecil gadis itu. Tuhan lah yang ia salahkan. Di tempat sempit dan remang ini Eun hee hanya terduduk diam. Hanya ada satu buah kasur, meja, dan kursi kayu di sebelah kanan. Lebih seperti sel isolasi yang tak pernah di huni siapa pun.

Derap langkah kaki terdengar menggema berjalan ke arah ruang ini. Eun hee tahu pasti siapa dia. Sesosok yang amat sangat ia benci, yang menurutnya sangat pantas untuk masuk kedalam neraka paling dalam. Dia adalah Wu Sehun, kakak laki-lakinya, kini sedang tersenyum menyeringai di ambang pintu.

"Malam manis.." Eun hee memalingkan pandangannya, siapa yang sudi melihat wajah itu, wajah yang sudah merenggut segalanya pada diri Eun hee. Terdengar suara pintu yang terkunci, jujur Eun hee semakin takut sekarang. Dia sudah tak sanggup. Ingin mati saja.

"Kenapa? jawab pertanyaan ku sayang.." Ingin muntah rasanya mendengar kalimat itu. Eun hee benar-benar ingin menonjok wajah tampan yang kini mendekat di ceruk lehernya. Sehun mengendus aroma tubuh Eun hee yang begitu memabukkan. Di jilatnya leher putih itu hingga basah oleh liurnya, membuat Eun hee mencengkeram sprei kasurnya.

"Tenang sayang, kali ini aku ingin kau mengenakan ini" sebuah kotak kado berwarna hitam dengan pita merah di sodorkan tepat di depan Eun hee. Eun hee menatap kado itu penuh tanya. Apa lagi kali ini? Sehun terus mengusap punggung sempit itu, menyuruh Eun hee untuk membuka kado yang ia berikan. Satu set pakaian yang di dominasi warna baby pink. Entah pakaian apa, yang pasti sungguh tak layak dan menjijikkan. Tubuh Eun hee bergidik, di saat Sehun mengelus paha putih itu dan kemudian mencengkramnya dengan erat.

I'm Not JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang