Sacrifice

1.1K 38 8
                                    

Chapter 12

"Kau masih ingat betul ancaman Sehun bukan? Kami tak main-main dengan hal itu, sekali saja kau melawan maka tempat itu akan hangus beserta isinya" Kai mencengkeram pipi Eun hee, dan gadis itu hanya terdiam. Dia mengalah, demi tempat dan orang-orang yang dia sayangi.

---------------------------

Ini hari ketiga Eun hee di sekap di villa milik Kai. Setiap pagi Kai akan mengecek keadaan Eun hee di kamarnya. Kamar yang sedari tadi malam menjadi saksi persatuan yang terdengar menyakitkan antara Sehun dan Eun hee.

Kai bedecak lirih saat dia lagi-lagi mendapati gadis itu dengan keadaan yang lebih mengenaskan. Eun hee tidur meringkuk tertutup dengan selimut tipis.

"bangunlah pemalas!" perintah Kai sembari menggoyangkan lirih punggung Eun hee.

"to-tolong aku ku-ku mohon" Eun hee mengigau terbatah.

Kai membalik tubuh itu dan terlihat darah kering di sekitar hidung dan pipinya.

"si berengsek itu pasti sangat kasar tadi malam" batin Kai. "-ck menyusahkan saja".

Kai mau tidak mau harus menggendong gadis itu lagi. Kai sebenarnya kesal dengan Sehun yang selalu meninggalkan Eun hee begitu saja. Tapi mau bagaimana lagi Sehun membayarnya memang untuk ini, dan dia ingin membalas budi dengan si bajingan itu.

Saat Kai menaiki anak tangga, tiba-tiba Eun hee terbangun di gendongannya. Eun hee refleks melawan dengan menendang-nendang kan kakinya.

"Berhentilah bergerak atau kau akan ku jatuhkan di sini! " bentak Kai yang membuat Eun hee diam seketika.

Tiba-tiba saja Eun hee menangis dan membenamkan kepalanya di dada Kai yang membuat laki-laki itu keheranan.

"jangan pernah tunjukkan air mata itu di hadapan ku, atau-"

"-atau aku akan menghukum mu" potong Eun hee.

Eun hee hafal betul dengan apa yang akan di katakan laki-laki tan itu. Kai memang akan memberinya pelajaran jika tak menuruti perkataannya.

Kai pun menurunkan Eun hee dari gendongannya. Eun hee hanya dapat berjalan ter tatih karena kakinya yang lemas. Kai menyuruhnya untuk ke ruang makan. Eun hee yakin makanan kali ini lagi-lagi nasi goreng kimchi yang rasanya tak terlalu enak buatan Kai.

"lain kali biarkan aku yang memasak" ucap Eun hee lirih. Sedangkan Kai hanya tertawa geli mendengarnya.

"Kau? memasak? Bangun dari tidur mu saja tak mampu. Jika kau tak mau makan masakan ku kau boleh makan sampah di sana". Ujar Kai dengan menunjuk tong sampah di sebelah pantry.

Eun hee hanya berdecak sebal. Jujur saja Eun hee bahkan sudah lelah menangis atau memohon. Sekali pun memohon itu saat dia sedang mengigau.

Tiga hari ini Sehun selalu datang setiap malam hanya untuk menidurinya. Dan Kai sering kali menghukumnya dengan beberapa pukulan atau tamparan yang dia terima karena tak menuruti perintah nya.

"nanti kau harus temui appa mu dan katakan apa yang sudah ku perintahkan kemarin".

Eun hee hanya terdiam tak menyetujui perkataan Kai.

"Apa kau tiba-tiba bisu!" Kai duduk di berhadapan dengan Eun hee.

"apa lagi yang harus ku katakan" Eun hee berkata cuek. Mendengar itu Kai menghembuskan napasnya kasar.

"apa tiga hari sudah bisa merubah sikap mu menjadi lebih berani heh? Kenapa sikap mu begitu cepat berubah, beberapa menit yang lalu kau menangis seperti orang lemah yang tak berguna, dan sekarang.. " Kai tak melanjutkan kalimatnya.

I'm Not JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang