Desire

137 9 7
                                    

Namun hati kai kembali mengeras, di saat dia mengingat kejadian yang juga membuat hancur hidupnya. Semunya abu-abu. Padahal Kai butuh sesuatu yang harus menguatkan pilihannya. Di dalam renungnya kai memilih untuk. Menjadi Iblis yang menolong gadis itu.

Kenapa Iblis? Iblis akan menolong dengan timbal balik yang setimpal kelak. Dengan begitu Kai akan menolong sekaligus membalaskan dendam dengan caranya sendiri.

——————————

"Appa!"

"Ada apa Kris?

"Panti asuhan Eun hee terjadi kebakaran"

"Hah bagaimana bisa? Bagaimana dengan Eun hee"

"Maaf appa, selama ini Eun hee tidak kembali kesana. Dia pergi entah kemana, sungguh mengejutkan, dan jujur perasaan ku mengatakan gadis itu dalam bahaya!"

"Sialan! bagiamana pun caranya, cari Eun hee sampai dapat! Aku tak mau anak gadis ku kenapa-kenapa" Changming mengusap wajahnya kasar, bagimana bisa ia selama ini tidak menyadari keberadaan Eun hee. Seharusnya ia merasa janggal karena selama ini gadis itu tak pernah mengabarinya. Lelaki tua itu sangat khawatir mengenai Eun hee, dia tak mau suatu yang buruk terjadi pada anak gadisnya.

"Kabari adik-adik mu, dan perintahkan mereka untuk ikut mencari!"

"Baik appa" Bukan hanya Changming, Kris juga amat terkejut mendapati kabar ini. Ia mengetahui tragedy kebakaran panti akibat berita yang muncul dipublik. Mendapati berita tersebut, Kris langsung memastikan bagaimana kabar adiknya. Sayangnya biarawati panti mengatakan Eun hee tak pernah kembali setelah kepergiannya, hanya saat malam kejadian kebakaran itu saja Eun hee datang dan kembali menghilang.

Para biarawati hanya mengatakan Eun hee tiba ke panti dengan lelaki bernama Jungkook yang ternyata merupakana bekas penghuni panti yang sama. Tentu hal tersebut tidak di sia-sia kan oleh Kris, demi mendapatkan informasi mengenai adiknya, lelaki itu datang kerumah sakit tempat Jungkook dirawat. Lagi-lagi hasilnya nihil, lelaki muda itu masih berada dikondisi koma. Kris amat bingung sekarang, itulah mengapa dia segera mengabari sang ayah yang mungkin dapat membantu.

————————————

Kai membopong tubuh ringkih itu menuju meja makan, setelah kejadian malam tadi tubuh Eun hee seakan menolak mendapat asupan. Beberapa kali Eun hee memuntahkan makanannya, dan terus merintih kesakitan.

"Kau harus makan, jangan sampai mati dan menyusahkan ku" Kai mencoba menyuapkan sesendok bubur pada mulut Eun hee. Gadis itu membuka mulutnya, dan menelan perlahan karena tenggorokannya yang perih.

"Hueeeekk hueekk uhukk uhukk" Lagi, Eun hee kembali terbatuk dan memuntahkan makanan di mulutnya.

"Perutku sakit, sakit sekali—" Ucap Eun hee parau.

"—Tolong bunuh aku, ku mohon cabut nyawa ku Kai!" Tiba-tiba Eun hee berlutut tepat di bawah kaki Kai, membuat lelaki itu terkejut. Kai berlutut mensejajarkan diri, diusapnya wajah pucat itu dengan lembut.

"Tidak sekarang"

Mendengar itu Eun hee tiba-tiba menjerit dan menangis keras. Gadis itu masih berlutut seakan enggan untuk bangkit kembali. Kai masih terus mengusap-usap surai hitam nan kusut itu, seakan memberi ketenangan namun malah membawa kesakitan.

"Mau mandi dengan ku?" Kai akui ia mulai ikut gila, entah mengapa semakin kesini ia semakin merasakan kenyamanan apabila berbagi bathup dengan gadis di hadapannya ini.

"Be-benarkah?" Tangisan dan jeritan Eun hee terhenti, gadis itu melihat Kai dengan tatapan penuh arti. Eun hee sendiri juga bingung, bagaimana ia masih bisa merasa nyaman di sekitar lelaki tan ini. Hanya dengan Kai, Eun hee merasa lebih aman. Meskipun Eun hee sadar Kai pun tak dapat ia harapkan.

I'm Not JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang