Sore itu aku pulang bersama Bibi Kushina. Setelah bertemu dengannya di jalan dan sempat ada sedikit drama di sana, bibi Kushina tak membiarkanku untuk pulang sendirian. Dia terus meminta maaf padaku, sekalipun dia tidak salah apa-apa. Ini hanya sebuah kesalahpahaman antara aku dan Naruto, meski begitu Bibi Kushina terus menyalahkan dirinya sendiri. Dia bilang jika dia memberitahuku pagi harinya, mungkin saja tak ada hal buruk yang akan terjadi.Tapi ya sudahlah, semua sudah terjadi.
Yang lebih penting, aku sudah mengerti alasan sebenarnya Naruto adalah memang tidak mengingatku. Dia tidak menginginkannya, tentu saja dia tidak mengingatku karena amnesia yang menimpa dirinya. Lalu untuk apa aku menagis, mengumpat dia, dan menyalahkan dirinya atas kesalahpahaman ini? Akhirnya aku dan Bibi Kushina saling meminta maaf dan berakhir dengan penyesalan masing-masing.
Setelah sampai di rumah, Bibi segera menemaniku ke kamar, menenangkanku seperti orang yang terkena demam. Dia sangat mengkhawatirkan aku, segala hal yang dilakukannya sampai mengingatkanku pada sosok ibu kandungku. Saat itu rumah sepi, Ayah dan Hanabi belum pulang. Bibi Kushina membuatkanku teh dan juga menyiapkan air untukku mandi. Setelah itu, kami duduk dengan santai di tempat tidurku dan dia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Naruto.
.
.
Bibi Kushina menceritakannya dengan cepat. Semua yang dia tahu, dia ceritakan padaku. Tentang Naruto dan amnesia yang dialaminya, semua yang dikatakannya membuatku mengerti dengan apa yang terjadi saat di sekolah, namun sama sekali tak dapat kuterima. Bibi Kushina juga tak bisa menerima itu, terlihat dari mimik wajahnya selama dia bercerita.
Singkatnya, Naruto mengalami amnesia tak lama setelah pindah ke luar kota. Dia mengalami kecelakaan, sepertinya begitu jika mendengar cerita Bibi Kushina yang menemukan Naruto tengah tak sadarkan diri di jurang yang dalamnya sekitar 4 meter. Naruto yang saat itu masih belum lulus SD segera dilarikan ke rumah sakit. Naruto mengalami luka serius di kepalannya, itu membuat Bibi Kushina dan Paman Minato saat itu benar-benar khawatir. Luka di kepala punya resiko tinggi atas keselamatan si korban.
Bibi Kushina dan Paman Minato bisa bernafas lega saat dokter mengatakan Naruto selamat, tapi ada masalah besar lain, Naruto mengalami amnesia yang cukup berat. Naruto dipastikan mengalami benturan benda tumpul di kepalanya cukup keras, sehingga mengalami cidera pada beberapa saraf di sekitar otak. Oleh karena itu dia tidak dapat mengingat masa lalu sebelum kejadian itu, lebih tepatnya terhapus secara permanen, walau bukan semua ingatan menghilang begitu saja.
Permanen, artinya hampir tak mungkin bisa kembali. Bibi bilang dia masih mengingat namanya, tidak seperti di sinetron-sinetron yang tokoh utamanya amnesia dan lupa diri ... hanya amnesia, bukan alzheimer yang bisa menghapus seluruh ingatan seseorang. Naruto juga masih ingat siapa ibu dan ayahnya, walau ingatan itu hanya sebatas mengingat figur mereka. Walau begitu, sejak saat itu sifat Naruto berubah secara keseluruhan, tidak seperti Naruto lagi.
Naruto berubah jadi lebih pendiam, suka mengasingkan diri, dan tidak seceria dulu. Dia tidak mengingat masa kecilnya yang indah, ingatannya juga menurun. Terkadang Naruto juga tidak mampu mengingat apa yang tempo hari mereka bicarakan. kecelakaan itu mengubah Naruto menjadi sosok yang berbeda, berbanding terbalik dengan sosok aslinya. Naruto lebih sering menampilkan wajah datarnya, ekspresi tanda tak adanya kebahagiaan sama sekali.
Bibi Kushina berlinang air mata saat menceritakan semuannya. Dia selalu memegang tanganku dengan erat, seperti menyalurkan kesedihannya padaku. Aku hanya terdiam mendengar keseluruhan ceritannya, mendengarkan suara lirih bibi Kushina selama bercerita. Aku bisa merasakan nada penyesalan yang teramat dalam dari suara wanita itu. Dan saat dia selesai bercerita, dia merangkulku lagi. Memelukku dengan erat sambil berucap, "tolong bantu Naruto.".
KAMU SEDANG MEMBACA
Aitakatta
FanfictionBertemu teman lama sepermainan semasa kecil? Pastinya bikin senang, apalagi temannya bukan sekedar teman. Tapi, bagaimana jika temanmu itu datang dengan ingatan dan kepribadian yang berbeda? Ya, amnesia. Hmm ... wait a minute! Hinata butuh waktu unt...