“Dijodohkan?!” gertak Nar Ra.
“Iya sayang, lagipula, Nam Jo Hyuk kan sahabat kecilmu” jawab Ibu Nar Ra. Sementara ayahnya terus sibuk dengan sarapannya.
“Tapi bu, aku masih SMA, untuk apa dijodohkan?”
“Justru karena kamu masih SMA, kalian bisa pendekatan dulu.” Jawab Ibunya.
“Tapi bu, kelamaan pendekatan hanya akan membuat kami jenuh dan putus.”
“Tidak usah banyak alasan. Ini demi Han Group. Fokuslah pada sarapanmu dan pergilah sekolah. Perjodohan akan tetap dilaksanakan.” Kini ayahnya angkat bicara.
Bukannya sarapan, Han Nar Ra justru langsung menggendong tasnya dan pergi. Ia bergegas ke sekolah dengan kesal.
“Pak Kim! Ayo cepetan!” teriaknya pada supir pribadinya.
Han Group. Sebuah perusahaan besar di Jepang. Sebelumnya keluarga Nar Ra tinggal di Korea bersama keluarga Nam Jo Hyuk. Maka dari itu mereka sudah dekat. Mereka pun pindah ke Jepang untuk memulai bisnis di sana. Demi kepentingan bisnis, Nar Ra harus dijodohkan dengan Jo Hyuk. Memang mereka dekat sejak kecil.
Tapi Nar Ra sudah menganggap Jo Hyuk sebagai kakaknya sendiri. Ia tidak mungkin bisa mengubah perasaannya menjadi cinta.
Sesampainya di sekolah, Jo Hyuk sudah berdiri dengan kedua tangan yyang ia masukkan ke sakunya dan tersenyum manis pada Nar Ra yang membuatnya terlihat sangat mempesona. Nar Ra membalas senyum Jo Hyuk saat keluar dari mobil.
“Selamat pagi cantik.” Sapa Jo Hyuk. Mereka berjalan ke kelasnya bersama.
“Selamat pagi kembali.” Jawab Nar Ra singkat.
“Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Kau pasti mimpi indah kan? Kita kan bertelfonan 4 jam sebelum kau tidur. Kau pasti memimpikanku kan?” tanya Jo Hyuk cerewet.
“Diamlah kau! Aku mengalami mimpi terburuk selama hidupku!” sahut Nar Ra.
“Benarkah? Kau mimpi apa?” tanya Jo Hyuk. Tak ada balasan dari Nar Ra.
“Hei, jawab aku.” Pinta Jo Hyuk.
Seharian ini Nar Ra hanya diam pada Jo Hyuk. Ia bingung harus bagaimana. Ia masih SMA kelas 2. Tidak mungkin ia bersekolah dengan status dijodohkan. Ia malu. Ia seperti tidak laku saja. Padahal Nar Ra sangat cantik. Apalagi ia dijodohkan dengan orang yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri. Entah mengapa, Nar Ra tidak bisa membayangkan bagaimana ia menghabiskan hidupnya dengan menjadi istri Jo Hyuk. Meskipun mereka sudah dekat dari kecil.
Pulang sekolah, Jo Hyuk yang sudah tidak tahan dengan sikap Nar Ra pun mengambil tindakan. Ia ‘menculik’ Nar Ra ke sebuah taman.
“Kau ada masalah? Kenapa tidak cerita saja padaku?” tanya Jo Hyuk. Nar Ra hanya menggeleng. Tatapannya kosong. Entah apa yang ada di fikirannya.
“Kenapa? Kau sudah tidak mempercayaiku?” tanya Jo Hyuk.
“Bukan begitu.”
“Lalu ada apa?”
“Kau tahu soal ‘perjodohan’ kita?” tanya Nar Ra hati-hati.
“Oh itu, iya aku tahu. Ku dengar 2 bulan lagi kita akan tunangan dan setelah lulus kuliah kita menikah.” Jawab Jo Hyuk santai.
“Bagaimana pendapatmu?”
“Aku sih menurut saja. Lagipula orang itu kau. Kita sudah dekat dari kecil. Dan jujur, aku memang menyukaimu.” Nar Ra menoleh ke Jo Hyuk.
“Apa?”
“Iya, aku menyukaimu. Memangnya kau tidak?”
“Tidak, kau tidak bisa melakukan itu.” Ucap Nar Ra menggeleng.
“Tapi kenapa Nar Ra? Tidakkah kau mempunyai perasaan padaku?”
“Ada. Tapi bagiku, kau hanya seorang kakak. Tidak lebih.”
“Apa?’
“Maafkan aku, aku tidak bisa menerima perjodohan ini.”
“Bagaimana mungkin? Mau tidak mau kau akan menikah denganku Nar Ra.” Sahut Jo Hyuk.
“Lihat saja, akan ku pastikan kita tidak akan pernah menikah!” tega Nar Ra.
“Silahkan saja, tapi jangan terlalu memaksa, kasihan kau nanti” Jo Hyuk tersenyum sinis.
Nar Ra pun menelfon supir nya. Ia pergi dan meninggalkan Jo Hyuk yang berdiri di taman. Jujur saja, hati Jo Hyuk sakit.
“Sejak kecil sampai sekarang kita dekat, kok bisa ya kamu tidak ada perasaan padaku?” batin Jo Hyuk.✈✈✈
“Pak Ibu sama Ayah di rumah?”
“Ya tentu tidak Nona, mereka kan bekerja, setahu saya hari ini mereka berangkat ke China.”
“Benarkah?”
“Iya, memangnya ada apa Nona?”
“Tidak.”
Nar Ra segera mengemas kopernya. Ia akan kabur ke Korea, tempat asalnya dulu. Ia pun keluar dan diam-diam mengendarai mobil miliknya.
“Eeeeh Non, mau kemana?” cegat supirnya.
“Ke mall pak, main bentar.”
“Saya antar Non.”
“Gak usah Pak, Bapak istirahat aja di rumah ya. Nar Ra nggak lama kok.”
“Baik Non, tapi cepat pulang ya?”
Nar Ra mengangguk mengerti dan pergi berkendara. Ia bukan ke mall untuk jalan-jalan. Sebernarnya ia pergi ke shorum mobil untuk menjual mobilnya. Ia akan butuh banyak uang di Korea. Ia menjual mobil mewah miliknya seharga 800 juta.
“Uang ini pasti cukup kan untuk sekolah, beli satu kamar di rumah susun dan hidup sehari-hari? Toh aku tidak lama. Hanya sampai mereka membatalkan perjodohan ini.” Batin Nar Ra.
Ia pun segera pergi ke Bandara dan membeli tiket pesawat ke Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan sahabat sendiri? Mungkin nyaman, tapi bisa juga tidak. Itulah yang membuat Han Nar Ra pergi ke Korea dan memulai hidup barunya.