“Argh!! Sebenarnya kau dimana??” teriak Jo Hyuk di kamarnya dan melemparkan ponselnya ke tempat tidurnya dan merebahkan dirinya di tempat tidur.
Ia lelah mencari Nar Ra sudah 2 hari ini tanpa hasil. Ia benar-benar takut terjadi sesuatu yang buruk pada Nar Ra. Ia meraih ponselnya kembali dan melihat foto-fotonya bersama Nar Ra.
“Nar Ra, sebenarnya kau dimana? Aku merindukanmu.” Keluh Jo hyuk.
“Kenapa kau tidak punya rasa padaku? Apa kau sangat tidak menyukaiku hingga kau pergi seperti ini?”
“Atau kau pergi karena ucapanku kemarin? Ayolah Nar Ra, aku hanya bercanda. Kembalilah Nar Ra.” Racau Jo Hyuk.
Jo hyuk beralih ke socmed Nar Ra. Instagram. Tidak ada yang baru dari instagramnya. Ia mengirim pesan pada Nar Ra. Ia menunggunya sampai 4 jam. Tak ada balasan. Bahkan di lihat pun tidak.✈✈✈
“Nar Ra?” sapa Jinhwan pada Nar Ra yang sedang fokus pada bukunya.
Saat itu jam kosong. Nar Ra mengerjakan tugasnya.
“Ya?” jawab Nar Ra tanpa menoleh pada Jinhwan.
“Lihatlah aku, Cantik. Aku ingin melihat wajahmu.”
“Tidak jadi.” Jawab Jinhwan. Nar Ra menoleh dan tertawa.
“Kau ini kenapa? Kau bodoh ya?” tanya Nar Ra tertawa.
“Dia tidak bodoh, tapi dia tua juga pendek!” sahut Bobby.
“Hei Bobby! Kenapa kau kurang ajar hah?! Dasar kelinci tanpa alis!” sahut Jinhwan.
“Memangnya kau pernah lihat kelinci beralis lebat?” sahut Bobby.
Hanbin dan Nar Ra terkekeh melihat mereka berdebat. Sementara Yunhyeong diam melirik tingkah mereka. Bobby dan Hanbin duduk didepan Nar Ra dan Jinhwan. Di samping Bobby dan Hanbin, ada Yunhyeong dan Chan Woo sedangkan Junhoe dan Donghyuk di depan Yunhyeong dan Chan Woo.
“Tenang dan kerjakan tugasmu, sialan!” tegas Junhoe.
“Kau fokus saja pada urusanmu!” sahut Hanbin.
Nar Ra terdiam dan melihat tempat Junhoe. Tanpa sengaja Nar Ra melihat Yunhyeong sedang menatapnya. Sendu. Mereka bertatapan cukup lama.
“Nar Ra, yang ini bagaimana caranya?” tanya Jinhwan membuat Nar Ra mengalihkan pandangannya dari Yunhyeong.
“Oh yang itu, yang itu tinggal kau beri cabai dan bawang lalu kau ulek Jinhwan!” jelas Hanbin santai.
“Ini matematika bukan tutorial membuat sambal untuk menyambali bibirmu itu Hanbin.” Sahut Jinhwan.
Nar Ra dan Bobby tertawa. Nar Ra menatap Bobby. Alisnya memang sedikit tak terlihat. Giginya seperti kelinci, ia lucu. Dan saat ia tersenyum, sangat manis. Belum lagi, Bobby humoris dan suka membual. Nar Ra nyaman berteman dengan Bobby, Hanbin dan Jinhwan. Ia nyaman sekali dengan Bobby.✈✈✈
“Aku rasa dia target kita untuk menghancurkan Hanbin cs.” Ucap Junhoe melirik Nar Ra saat makan siang di kantin.
“Kau yakin? Hei, dia perempuan!” jawab Yunhyeong.
“Justru karena dia perempuan, jika kita melukainya, Hanbin dan teman-temannya pasti tidak akan rela dan mau tak mau bergabung dengan kita.” Jelas Junhoe.
“Iya kalau Hanbin cs memang peduli dengannya, nyatanya saat ini ia makan sendirian. Lagipula, Hanbin cs juga bisa berkelahi tahu. Ia bisa saja mengajakmu fight.” Sahut Donghyuk.
“Masa bodoh! Aku tetap akan mengganggu Nar Ra!” tegas Junhoe.
“Tapi ia manis, ia cantik, hyung” ucap Chan Woo tersenyum dan menatap Nar Ra.
Sedangkan Nar Ra hanya celingukan makan sendirian. Ia melihat ke arah gerombolan Junhoe, ia tersenyum.
“Haaai!!” seru Nar Ra.
“Haaaaaai..” jawab Junhoe cs dan tersenyum seperti orang gila.
Nar Ra bingung melihat tingkah Junhoe cs karena yang ia sapa adalah Hanbin cs yang sedang berjalan menuju ke arahnya yang mana saat itu sedang berjalan di belakang Junhoe cs. Junhoe cs menengok ke belakangnya. Mereka salah tingkah melihat panbin cs berdiri di belakang mereka.
Hanbim cs duduk di meja Nar Ra. Jinhwan duduk di samping Nar Ra. Sementara Bobby dan Hanbin berhadapan dengan Nar Ra dan Jinhwan.
“Mereka aneh, aku menyapa kalian tapi mereka yang menjawab” jelas Nar Ra dan melirik Junhoe cs. Hanbin, Bobby dan Jinhwan menoleh ke arah yang ditunjuk Nar Ra.
“Oh mereka, Junhoe cs? Mereka memang aneh. Mereka bahkan gila.” Sahut Bobby santai.
“Gila? Gila bagaimana?” tanya Nar Ra heran.
“Mereka menyebalkan. Mereka kelompok paling egois dan kasar. Mereka sering membully siswa siswi di sini.” jelas Jinhwan.
“Benarkah?”
“Kau tenang saja, bersama kami, kau akan aman. Kelompok kami dan kelompok mereka sudah lama bermusuhan. Jika mereka menganggumu, panggil saja kami.” Jelas Hanbin.
“Betul, kami akan segera berada di samping Nar Ra. Terutama aku.” Ucap Bobby tersenyum manis dan menaikkan salah satu alisnya. Nar Ra tersipu.
“Jangan sok keren! Kau melihat kecoa saja teriak-teriak.” Sahut Hanbin.
“Kau membicarakan dirimu ya?” balas Bobby.
“Iya, eh??” jawab Hanbin gelagapan.
Mereka semua tertawa. Setelah selesai makan, Hanbin cs pergi ke lapangan basket untuk bermain basket sedangkan Nar Ra berjalan mengelilingi sekolah barunya. Ia berhenti saat Junhoe berdiri di depannya dengan mengantongi kedua tangannya. Ia melihat teman-teman Junhoe duduk ditangga yang berada di sampingnya sedang menatap Nar Ra tanpa ekspresi. Sadar dalam bahaya, Nar Ra mengambil langkah. Nar Ra ke kanan, Junhoe ke kanan. Nar Ra ke kiri, Junhoe ke kiri. Nar Ra ke kanan lagi, Junhoe juga.
“Astaga! Apa maumu?!” tanya Nar Ra kesal. Junhoe tersenyum jahat.
“Mauku? Kau tanya apa mauku?”
“Memangnya kau dengar aku minta nomor telfonmu?! Telingamu masih berfungsi kan?!” balas Nar Ra membuat Junhoe marah.
Junhoe menarik tangan Nar Ra dan melemparkan tubuh Nar Ra ke tembok. Punggung Nar Ra menabrak tembok itu. Nar Ra merintih kesakitan. Junhoe meletakakan telapak tangannya di samping kepala Nar Ra. Ia mendekatkan wajahnya ke Nar Ra. Yunhyeong berdiri melihatnya dan diikuti oleh Donghyuk dan Chan Woo.
“Kau mau tahu apa mauku? Jauhi Hanbin kalau kau masih ingin hidup!” tegas Junhoe.
“Kenapa aku harus menjauhinya?”
“Lakukan saja jika kau ingin hidup.” Jawab Junhoe santai.
“Oh begitu? Tapi sayangnya, hidupku tidak tergantung padamu!” sahut Nar Ra dan menatap Junhoe tajam. Junhoe mencengkram dagu Na Ra dengan tangan kanannya.
“Sakit! Lepaskan!” teriak Nar Ra.
“Salah sendiri kau berani melawanku.
“Junhoe, sadarlah dia perempuan!” sahut Yunhyeong.
Nar Ra pun meraih tangan kiri Junhoe dan menggigitnya keras.
“Aaaaawh!!” pekik Junhoe dan refleks melepaskan tangannya dari dagu Nar Ra. Nar Ra mendorong tubuh Junhoe dan berlari ke kelasnya.
Nar Ra kembali ke kelas.
“Dari mana saja kau?” tanya Jinhwan.
“Hanya berkeliling sekolah hihi.” Jawab Nar Ra.
“Kau tak memintaku menemanimu Nar Raaaaa??” goda Bobby. Hanbin menepuk belakang kepala Bobby.
“Sakit tahu!” keluh Bobby.
“Hentikan omong kosongmu Bobb, Nar Ra tidak mungkin mau berjalan berduaan bersama kelinci sepertimu.” Goda Hanbin.
“Siapa tahu? Nar Ra kau mau kaaaan?” tanya Bobby.
“Mau apa?”
“Mau jalan bersamaku? Atau jangan-jangan kau maunya pacaran denganku?” goda Bobby.
“Kau fikir Nar Ra bodoh? Tidak mungkin ia mau dengan seseorang sepertimu. Nar Ra cantik jadi ia membutuhkan lelaki yang tampan.” Sahut Hanbin dan membuat sign dengan ibu jari nya, jari telunjuk dan jari tengahnya di bawah dagunya.
“Oh jadi Nar Ra cantik ya?” balas Bobby.
“Iya, eh?” jawab Hanbin.
“Memangnya kau tampan?” balas Nar Ra.
“Memangnya tidak ya?” jawab Hanbin dan menggaruk kepalanya.
“Pulang ke sekolah kau ada acara tidak??” tanya Jinhwan oada Nar Ra.
“Sepertinya tidak, kenapa?”
“Kalau begitu kau harus ikut kami ke markas kami, ya kan Bin, Bobb?” tanya Jinhwan pada Hanbin dan Bobby.
“Nar Ra kan sudah menjadi teman kita, menurutku ia harus datang ke markas kita. Bagaimana?” sambung Jinhwan.
“Wooooaa!! Ide yang bagus!!” seru Bobby, Nar Ra pun tersenyum.
“Boleh juga.” Sahut Hanbin.
“Tapi, markas kalian dimana?” Jinhwan, Bobby dan Hanbin hanya saling tatap dan tersenyum.
“Nanti kau juga tahu sendiri.” Bisik Bobby pada Nar Ra yang sukses membuat Jinhwan dan Hanbin diam-diam hatinya tersulut. Nar Ra pun tersenyum manis pada Bobby.
“Kau lucu Bob, terima kasih telah menjadi teman yang baik dan manis.” Batin Nar Ra.
“Sialan kau Bob!” batin Hanbin.
“Aku yang selalu memperhatikannya, tapi aku tak pernah melihat ia tersenyum semanis itu padaku.” Batin Jinhwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan sahabat sendiri? Mungkin nyaman, tapi bisa juga tidak. Itulah yang membuat Han Nar Ra pergi ke Korea dan memulai hidup barunya.