“Pulang sekolah ke jembatan layang lagi yuk?” ajak Nar Ra.
“Boleh tuh, gue kan kemarin nggak ikut.” Jawab Jinhwan. Hanbin dan Bobby menatap Jinhwan heran dan Jinhwan mengedipkan matanya.
Jinhwan meraih ponselnya dan memberi pesan pada Bobby dan Hanbin;
Kita sunsetan dulu, terus ke rooftop. Sebelun kita sunsetan kita tata lagi rooftopnya, kita siapin kuenya.
Hanbin dan Bobby hanya membacanya. Tanda mereka setuju dengan rencana Jinhwan.✈✈✈
Pulang sekolah, Nar Ra langsung pulang ke rusunnya. Hanbin, Bobby dan Jinhwan sedang tidak mau ke rooftop jadi ia memilih pulang. Ia melaksanakan pekerjaan rumahnya dan tugas sekolahnya. Ia memainkan ponselnya.
“Hari ini ternyata hari ulang tahunku, Ibu, Ayah, Nar Ra merindukanmu.” Racau Nar Ra.
“Ini pertama kalinya aku ulang tahun sendiri. Biasanya, Joo Hyuk akan datang ke rumah dan membawa kue pada tengah malam bersama orang tuaku ke kamarku. Tapi, sekarang, ulangtahunku, paling mengenaskan. Sepi.” Keluh Nar Ra.
“Haish, tidak apa-apa Nar Ra! Apa sih yang penting dari ulang tahun, toh Cuma nambah umur. Tidak apa-apa.”
Layar ponsel memunculkan satu pesan masuk dari temannya. Hanbin.
Keluarlah, ayo berangkat.
Nar Ra merapikan bukunya dan pergi ke luar menemui Hanbin.
“Kenapa kau yang menjemputku?”
“Kenapa? Tidak mau? Aaah, kau maunya Bobby ya?”
“Haish, aku kan Cuma tanya.”
“Aku juga.”
Mereka berjalan dalam diam ke jalan layang yang kemarin ia datangi bersama Bobby dan Hanbin. Di sana sudah ada Bobby dan Jinhwan. Mereka tak banyak mengobrol. Hanya saling diam memandangi sunset. Sesekali Hanbin, Bobby dan Jinhwan saling tatap memgisyaratkan tingkah Nar Ra yang tumben sekali hanya diam. Pikiran Nar Ra kacau. Sebenarnya ia berharap ada seorang saja yang mengetahui atau mengingat bahwa hari ini adalah hari kelahirannya. Setidaknya ada satu orang yang mau merayakannya dengan Nar Ra hari ini. Setidaknya seperti itu.
“Ayo.” Ucap Hanbin
“Kita langsung pulang sendiri-sendiri saja. Kalian tidak usah repot-repot mengantarku.”
“Siapa juga yang mau mengantarmu?” jawab Hanbin.
“Kita akan mengantarmu Nar Ra.” Ucap Jinhwan.
“Tapi..”
“Ayo.” Sahut Bobby.
Mereka berjalan bersama. Bobby merangkul pundak Nar Ra.
“Bobby, kenapa kau tak tahu hari ini aku ulang tahun? Aku ingin kau tahu dan memberiku hari bahagia di hari ini. Setidaknya kau saja. Aku akan sangat bahagia. Karena, aku menyukaimu.” Batin Nar Ra saat menatap wajah Bobby dari samping.
Hanbin sangat benci keadaan ini. Ia tahu bahwa sahabatnya menyukai cinta pertamanya. Jinhwan. Dan sekarang, Bobby merangkul Nar Ra. Ia sangat ingin Jinhwan bahagia, tapi ia juga tidak ingin melihat Nar Ra berkencan dengan Jinhwan, apalagi Bobby. Mungkin Hanbin egois. Tapi, bukankah wajar? Hanbin lebih memlih diam dan sekedar tahu. Ia hanya berharap semoga Nar Ra tidak menyukai siapapun. Mengetahui Jinhwan menyukai Nar Ra sudah sakit sekali apalagi harus mengetahui siapa orang yang dicintai Nar Ra.
“Loh, jalan ke rusunku kan belok ke kanan, kenapa kita ke kiri?”
“Kita jalan-jalan dulu lah.” Jawab Bobby.
“Hei sebentar lagi malam!’
“Memangnya kenapa?” sahut Hanbin.
Mereka terus berjalan. Sampai mereka sampai di sekolah.
“Kenapa ke sekolah?” tanya Nar Ra.
“Kau ini banyak tanya ya?” balas Jinhwan.
“Tauk nih.” Sahut Hanbin.
“Malem-malem enaknya lihat bintang. Kita ke rooftop, kita lihat bintang. Mumpung ada Jinwhan. Jarang kan Jinhwan ikut kumpul?” ucap Bobby.
“Oh, baiklah.”
Mereka menaiki tangga. Sesampainya di rooftop, gelap. Tentu, karena memang tidak ada lampu. Nar Ra diam menatap bintang yang bertebarang di langit. Diam-diam, Jinhwan pergi untuk menyalakan lampu.
“Selamat ulang tahuuuuun!!!” seru semua teman sekelas Nar Ra mengejutkannya. Hanbin dan Bobby mengambil kue ulang tahun.
“Waaaaaa!!” teriak Nar Ra dan menutup mulutnya. Ia benar-benar terkejut dan bahagia.
“Han Nar Ra selamat ulang tahun ya?” ucap salah satu siswi dan menyalami tangan Nar Ra dan memberinya hadiah diikuti siswa-siswi lainnya.
“Terima kasih ya? Aduh, bagaimana ini bisa terjadi?”
“Hei, kuenya aja belum ada udah kasih-kasihan kado.” Sahut Bobby. Hanbin menyalakan lilin pada kue ulang tahun Nar Ra yang berbentuk doraemon, kartun kesukaan Nar Ra.
“Make a wish dulu Tuan Putri.” Ucap Hanbin dan mendekatkan kuenya kepada Nar Ra. Nar Ra memejamkan matanya.
“Aku harap, persahabatan ini bertahan selamanya. Aku harap mereka selalu nyaman dan bahagia di sampingku. Aku harap sekarang orang tua ku dan Joo Hyuk juga bahagia sampai nanti. Aku harap, Hanbin, Bobby dan Jinhwan selalu sehat dan bahagia.” Batin Nar Ra. Nar Ra kemudian meniup lilinnya.
Bobby dan Jinhwan menyalakan kembang api. Semuanya ikut menyalakannya dan bahagia bersama. Junhoe cs hanya menatap mereka dari jauh.
Saat ini, Bobby, Nar Ra dan Hanbin sedang duduk di sofa. Jinhwan? Ia sedang menyiapkan surprise tersendiri untuk Nar Ra.
“Bagaimana bisa kalian membuat ini untukku?”
“Kita kan ahlinya. Terutama aku.” Ucap Hanbin.
“Apa katamu? Hei, aku dan Jinhwan juga ahli tahu!” Bobby memukul lengan Hanbin dan Nar Ra mengikutinya.
“Hahahahaha” Hanbin tertawa. Diikuti Nar Ra.
“Nar Ra, apakah kau bahagia?” tanya Hanbin.
“Tentu, terimakasih teman-teman. Aku harap kita bisa bersama dan bahagia setiap hari.” Jawab Nar Ra.
“Aku juga berharap begitu Nar Ra.” Sahut Bobby. Bobby dan Hanbin merangkul Nar Ra dan menempelkan pipinya di pipi Nar Ra. Nar Ra memejamkan matanya dan tersenyum.
“Aku berharap waktu berhenti saat ini, agar aku bisa bersama kalian dan bahagia seperti ini.” Batin Nar Ra.
Hanbin dan Bobby melepaskan pipinya dari pipi Nar Ra.
“Hei, foto yuk?” ajak Hanbin.
“Boleh boleh.”
Hanbin mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol kamera. Haanbin, Nar Ra dan Bobby berpose. Kadang keren, kadang jelek. Mereka selalu tertawa saat satu foto telah tertangkap. Jinhwan melihatnya dari jauh dan menyembunyikan bunga di satu tangannya di belakang punggungnya. Nar Ra tak sengaja melihat Jinhwan dan menghhampirinya.
“Hei kenapa kau tak bersama kami?”
“Ku lihat kalian sedang bahagia bersama.”
“Haish, bahagiaku juga tidak lengkap tanpa kamu Jinhwan.”
“Benarkah?”
“Tentu, kau kan temanku.”
“Begitu ya?”
“Mau ku beritahu satu rahasia?”
“Apa?”
Nar mendekatkan bibirnya ke telinga Jinhwan.
“Aku sangat bahagia hari ini karena kalian terutama karena Bobby. Aku rasa aku menyukai Bobby.”
‘Deg!’ Jinhwan menatap Nar Ra kosong.
“Ingat ya? Ini rahasia! Hanya kau yang tahu!”
Jinhwan mengangguk. Hatinya sungguh hancur. Cinta pertamanya menyukai sahabtnya sendiri. Apa yang harus dilakukan Jinhwan?
“Han Nae Ra.’ Ucap Jinhwan.
“Ya?”
“Selamat ulang tahun ya? Semoga beruntung untuk hidupmu dan juga, untuk, Bobby.”
“Waaaaa terimakasih Jinhwaaaan!!” seru Nar Ra dan menggenggam tangan Jinhwan. Hal itu sukses membuat hati Jinhwan semakin sakit.
“Aku ke sana dulu ya?” ucap Nar Ra menunjuk ke arah makanan.”
“Baiklah.” Nar Ra pergi.
Jinhwan melemparkan bunganya ke tempat sampah. Hatinya benar-benar hancur.
“Hei Nar Ra.” Sapaan itu membuat Nar Ra terganggu saat memakan macaroon yang ada di meja.
“Oh hai, Yunhyeong.”
“Selamat ulang tahun ya?”
“Terimakasih, Yunhyeong.” Ucap Nar Ra tersenyum.
“Aku punya hadiah untukmu.”
“Haish, tidak perlu repot-repot Yunhyeong.”
“Tidak repot kok.” Yunhyeong meraih saku jasnya dan mengambil kotak kecil perhiasan.
“Yunhyeong, kau tidak berniat melamarku kan?”
“Kau bodoh ya? Aku Cuma mau menyerahkan ini!” Yunhyeong membuka kotak itu.
“Gelang?”
“Tentu, memangnya kau berharap aku memberimu cincin dan melamarmu?”
“Haish, tidak.”
“Alaaaah, ngaku sajaaa.”
“Yunhyeong!!”
“Hahaha, sini aku pakaikan.”
Yunhyeong meraih tangan kiri Nar Ra dan menyematkan gelang itu di pergelangan tangan Nar Ra
Nar Ra memandangi gelang itu. Gelang tali berwarna paduan dari hijau, pink dan biru itu sungguh cantik di tangannya.
“Bagaimana? Apakah cocok ditanganku?”
“Sangat cantik! Kau harus menjaganya, aku benar-benar membuatnya sendiri!”
“Baiklah.”
“Ya sudah, aku pergi dulu, aku tidak mau Junhoe mengamuk ahaha!!”
“Ya udah, saanaaaa!!”
“Hei kau mengusirku??”
“Kau kan yang mau pergi, sanaaaa”
“Baiklah, daaaah.”
Nar Ra melanjutkan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan sahabat sendiri? Mungkin nyaman, tapi bisa juga tidak. Itulah yang membuat Han Nar Ra pergi ke Korea dan memulai hidup barunya.