Nar Ra menengok ke belakang sebelum masuk ke pesawat. Ia seperti sedang menonton sebuah film yang menayangkan flashback kisahnya di Korea dengan Hanbin, Bobby dan Jinhwan. Sahabat yang selalu menemani Nar Ra di Korea. Waktu 1 bulan yang tidak terlalu lama, bahkan bisa disebut singkat. Namun waktu itu begitu banyak kesenangan yang ia terima dari teman-temannya. Ia tak akan melupakan kebahagiaan dan kesedihan yang ia lewatkan di Korea. Saat-saat ia diganggu Junhoe cs bahkan memgalami kekerasan fisik karena mereka. Namun ia juga akan selalu mengingat semua kebahagiaan yang ia terima selama di sini.
Kini, ia siap untuk kembali ke tempat asalnya dan menjalani hidupnya seperti biasa. Mengenai perjodohannya dengan Joo Hyuk ia sungguh sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang ia fikirkan sekarang adalah keluarganya, kesehatan ayahnya lebih penting baginya dibanding dirinya sendiri. Ia tidak mau membuat keluarganya susah lagi sekarang karena tingkah bodohnya.
“Ayo” ucap Joo Hyuk dan merangkul pundak Nar Ra.
Nar Ra mengangguk dan masuk pesawat dengan Joo Hyuk. Mereka duduk berdampingan. Pesawat saat ini sedang dalam perjalanan ke Fukuoka, Jepang.
“Bagaimana kehidupanmu di sini? Kau tahu, betapa aku mengkhawatirkanmu? Bagaimana bisa seorang perempuan kabur sejauh ini? Haish.” Ucap Joo Hyuk.
“Aku lelah, aku ingin tidur saja. Bangunkan aku saat sudah sampai.” Jawab Nar Ra dan memejamkan matanya.
“Apakah kau benar-benar tidak menginginkan ku, Nar Ra? Tapi kenapa? Aku kira kita saling mencintai.” Batin Joo Hyuk menatap Nar Ra nanar.✈✈✈
“Kau dimana Nar Ra??!!!” teriak Hanbin setelah mengelilingi bandara.
Ia mencari Nar Ra sembari menangis. Hampir 1 jam ia telah mengelilingi bandara itu tanpa hasil. Ia benar-benar kehilangan Nar Ra sekarang.
“Seandainya hari ini aku sekolah, tak akan begini jadinya!” Hanbin menjambak rambutnya sendiri.✈✈✈
“Han Nar Ra!” teriak Ibu Nar Ra ketika Nar Ra membuka pintu kamar rumah sakit suaminya.
“Ibu.” Jawab Nar Ra lesu.
“Oh anakku! Kau kemana saja??” Ibu Nar Ra memeluk putri satu-satunya itu dan menangis.
“Ibu, maafkan Nar Ra.”
“Ibu mengerti nak, maafkan ibu dan ayah juga.”
“Ibu? Ayah bagaimana?”
“Ya begitulah, masih sakit.”
Nar Ra mendekat ke ayahnya. Ia menatap nanar ayahnya dan tangannya bergerak perlahan untuk menggenggam tangan ayahnya. Ayahnya yang sadar akan genggaman Nar Ra pun terbangun.
“Ayah.”
“Han Nar Ra.”
“Maafkan Nar Ra ayah, Nar Ra sungguh menyesal. Ini semua karena Nar Ra.” Nar Ra menangis.
“Tidak, ini karena keegoisan kami. Ayah dan Ibu juga minta maaf Nar Ra.”
“Nar Ra janji, Nar Ra nggak bakal nakal lagi. Nar Ra bakal patuh sama ucapan Ibu dan Ayah.”
“Makasih sayang.” Ucap Ayah Nar Ra tersenyum. Nar Ra memeluk ayahnya sambil menangis.✈✈✈
“Gimana Bin?” tanya Bobby ketika Hanbin kembali ke rumah. Hanbin menggeleng.
“Dia nggak ada. Udah berangkat.” Jawab Hanbin lesu.
“Lo serius? Lo pasti bercanda, lo pengen bikin surprise buat gue kan? Lo pasti jadian kan sama dia?”
“Bacot lu Bob”
“Lo serius? Dia beneran udah pergi??”
“Ya lo pikir??” balas Hanbin ketus.
“Gue harap lo bisa sabar ya Bin. Gue yakin, kalo kalian berjodoh pasti ketemu lagi kok. Tenang aja.”
“Makasih Bob.”✈✈✈
“Haaah, akhirmya perutku terisi juga.” Ucap Nar Ra saat makan sandwich di bangku taman bersama Joo Hyuk.
“Hahaha, dasar babi!”
“Hei, apa yang kau katakan??” Nar Ra memukul lengan Joo Hyuk.
“Kau sangat rakus tahu!” seru Joo Hyuk.
“Tidak apa-apa. Kan ada kau yang mau memenuhi kebutuhan perutku!” balas Nar Ra dan tersenyum. Joo Hyuk tersenyum.
“Sudah lama yaa.”
“Apanya?”
“Senyummu ini, sudah lama aku tak melihatnya.” Gumam Joo Hyuk yang berhasil membuat Nar Ra menghentikan makannya dan melamun.
“Han Nar Ra.” Ucap Joo Hyuk.
“Apa?”
“Kenapa kau tidak mau dijodohkan denganku? Apa kau tidak menyayangiku?”
“Aku sayang padamu.”
“Lalu kenapa?”
“Aku sayang padamu tapi hanya sebatas sahabat. Bahkan bagiku kau sudah seperti kakakku sendiri.”
“Kenapa sih? Kenapa sih kamu nggak bisa jadiin rasa sayang kamu ke aku jadi rasa cinta? Kenapa sih kita nggak bisa bersama?”
“Joo Hyuk.. Kita sudah bersama sekarang bahkan sejak dulu.”
“Bukan itu yang ku maksud. Kau pasti mengerti maksudku!”
“Tidak! Aku tidak mengerti!”
“Aku ingin kau menjadi kekasihku! Kenapa kau masih tidak mengerti??!”
“Joo Hyuk! Kenapa kau hanya memikirkan itu? Kau egois! Aku tidak mau menjadi kekasihmu karena aku tak mau kehilanganmu. Aku tidak mau jika kita putus nanti kita akan benar-benar berpisah.”
“Kita bahkan belum memulai tapi kau sudah memikirkan putus? Kau sebenarnya tidak niat kan? Oooh, kau suka lelaki lain ya? Siapa? Pria Korea itu?”
“Pria Korea? Siapa maksudmu??”
“Hanbin, Kim Hanbin.”
“Kau mengenalnya??”
“Aku bahkan mendapat kontak dan alamatmu darinya.”
“Benarkah?”
“Kenapa? Kau menyukainya? Kau pasti terkejut mengetahui bahwa orang yang kau sukai ternyata yang membuatmu terperangkap di sini lagi!”
“Ya! Aku menyukainya! Lalu apa?! Aku tidak sedih mengenai hal itu! Dia melakukan itu karena dia tidak mau keluargaku terluka karena aku pergi dari rumah.” sebenarnya Nar Ra juga tertegun dengan ucapannya. Ia menyukai Hanbin? Sejak kapan? Bagaimana bisa?
“Tahu dari mana kau? Bisa saja karena dia benar-benar tidak menginginkanmu!”
“Kau salah! Dia selalu menyayangiku!”
“Begitukah??! Oooh dia menyayangimu ternyata.”
“Kenapa gayamu seperti meremehkanku??”
“Apa? Aku berbuat apa??”
“Joo Hyuk, aku benar-benar membenci dirimu yang sekarang ini.”
“Kau fikir aku tidak membencimu sekarang? Aku sangat membencimu! Jika aku bisa, aku ingin kembali ke masa lalu dan memilih untuk tidak bertemu denganmu!”
“Joo Hyuk!”
“Pergilah sesukamu! Aku tak akan mengganggu! Kau bebas dariku! Kau harus senang!”
“Joo Hyuk! Kau ini bicara apa??”
“Bukankah itu maumu??!”
“Bukan!”
“Lalu apa maumu?!”
“Aku ingin kita seperti ini selamanya. Jangan pernah rubah persahabatan kita. Suatu saat aku butuh sayapmu untuk menopang sayapku yang patah karena seseorang nantinya.” Nar Ra memeluk Joo Hyuk dari belakang.
“Lalu aku akan kesakitan sendiri, Nar Ra.” Batin joo Hyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan sahabat sendiri? Mungkin nyaman, tapi bisa juga tidak. Itulah yang membuat Han Nar Ra pergi ke Korea dan memulai hidup barunya.