Five

162 24 4
                                    


[Let  Me Love You - Justin Bieber]

'Jangan seperti ini. Jika aku terus menerus melihatmu, aku takut hal buruk akan terjadi. Sebab bisa saja aku akan jatuh cinta padamu.'

Baruna berjalan gontai pagi itu, ia menyusuri koridor dengan menggendong tas dan gitar di tangan kirinya. Pagi itu pagi yang cerah, burung-burung beterbangan dengan bebasnya di halaman sekolah. Semilir angin yang berhembus di sekitarnya. Dan tentunya sinar matahari yang mencoba menelusup melalui ventilasi-ventilasi setiap ruang sekolah. Pagi yang begitu indah, bukan? Tapi tidak bagi Baruna.

Semalam Papanya pulang ke rumah dengan membawa seorang wanita yang tampaknya teman satu kantor papa nya. Memancing Mamanya untuk bertengkar lagi, namun disaat Dito ingin memukul Clarissa dengan tangan kirinya, Baruna mencoba mencegat tangan Dito saat itu. Lalu terjadilah pertengkaran besar-besaran antara ayah dan anaknya. Wajah baruna agak lebam dikarenakan tragedi malam itu, lalu setelah memulai pertengkaran, Dito melangkah pergi lagi malam itu, entah kemana, bersama wanita yang ia ajak.

Miris? Itulah yang Baruna rasakan ketika melihat kondisi keluarga nya. Ia tak tahu hal apa yang telah merasuki pikiran ayahnya sehingga membuat jalan keluarganya semakin hari semakin memburuk. Belum lagi Manda, gadis kecil itu samasekali tak mengerti dunia orang dewasa.

Setelah Baruna meletakkan tas nya di kelas, ia pergi menuju halaman belakang sekolah dengan gitar yang masih ia pegang sedari tadi. Pagi itu sangat tenang dan cerah. Siswa-siswi SMA belum begitu banyak yang berdatangan ke sekolah. Jadi Baruna memutuskan menghibur diri dengan melangkah ke halaman belakang sekolah dan memainkan gitarnya disana. Terdapat kursi panjang berwarna hijau disana yang menjadi tempat 'favorit' Baruna seperti biasa.

Halaman belakang sekolah memang tempat yang menjadi keseharian Baruna jika ia tak ke kantin. Namun tempat yang biasanya Baruna tempati kini ada gadis lain. Gadis lain yang duduk dengan kepala menengadah dan mata terpejam. Mengeluarkan senandung-senandung lembut nan merdu kala pagi yang sejuk itu. Lantas ia langsung bernyanyi mengikuti lirik lagu yang ia senandungkan tadi. Sepertinya gadis tersebut hanya hafal beberapa lirik dari lagu yang ia nyanyikan. Tak sepenuhnya.

I know you've never loved the crinkles by your eyes when you smile

You've never loved your stomach or your thighs, the dimples in your back at the bottom of your spine

But I'll love them endlessly

Hhmm... hmmmm... hmmm

Suara gadis itu begitu indah.

Baruna langsung menghampiri gadis tersebut. Namun tampaknya gadis itu tak menyadari Baruna menghampirinya. Bagaimana bisa? Matanya terpejam.

I won't let these little things

Slip out of my mouth

But if I do

It's you

Oh it's you

They add up to

I'm in love with you

And all these little things

Baruna menyanyi begitu saja , mengikuti setiap irama Devia, sambil memetik senar-senar gitar nya. Melodi terasa begitu senada. Tiba-tiba mata gadis itu membulat dan mendapati Baruna tengah duduk di sampingnya. Agak renggang, namun pada kursi yang sama.

"E-elo?" Gadis itu memekik dan berdiri seketika.

"Gue punya nama kali, nama gue Baruna." ia menghentikan permainan gitarnya.

Sweet ThursdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang