Six

158 21 5
                                    

[Sometimes - Britney Spears]

'Menyesal. Adalah hal yang kadang terpikirkan manusia dengan diiringi oleh beberapa ingin untuk mengulang waktu. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah sesal itu menggerogoti setiap jengkal pikiran dan hati hingga kau tak bisa berpaling dan seolah mati.'


Devia mengepak barangnya untuk camp yang akan diadakan sekolahnya. Ia ditemani kedua sahabatnya, Renandha dan Anisya, karena ia tak akan bisa jika sendirian. Terlebih lagi, Devia tak mengetahui seluk beluk informasi mengenai apa saja yang akan menjadi kegiatan pada camp itu. Jika ada bantuan kedua sahabatnya saat ini, ia bisa mengatur apa saja yang perlu di bawa.

"Apa lagi yaa hmm," tangan Devia menempel di dagu dengan posisi orang berpikir. Tas yang berukuran sedang, dompet, ponsel,baju,obat-obatan...dan... "Ah!, yang itu mesti dibawa," Devia berdiri, berjalan ke sudut kamarnya tempat ia menaruh buku-buku koleksi. Tangannya meraih dua buah novel yang disukainya.

"Emang mesti ya Dev? Isi bawa novel segala?" Anisya angkat bicara.

"ntar kalo gue bosen, lo mau tanggung jawab,hah?" Devia tertawa

"Lo tau kan Nis? Si Devia kan pacarnya novel," Renandha menepuk bahu Anisya ,lalu melanjutkan "itung-itung orang jones kan mesti bahagia juga, ya nggak Dev?". Lalu Renandha terkekeh bersama Anisya.

Devia menatap sengit Renandha, lalu ia melanjutkan kegiatannya "Lagian, ini novel kan karangan ilana tan, gue suka banget, yaa gue bawa deh dua novelnya." Devia mengangkat kedua novel yang akan dibawanya.

"Itu bukannya novel Spring In London sama Autumn In Paris ya?" Anisya mengomentari.

"Kok tau?" Devia menyengir kuda

"Lah Dev? Jelas-jelas judulnya segede ngono, kan Anisya bisa baca," Renandha menoyor kepala Devia "kadang-kadang nih anak bisa lola juga ya, hahaha."

Devia mengerucutkan bibirnya "Yaudahsih.."

"Tapi Dev, yang Autumn In Paris kan SadEnding, kenapa lo milih bawa yang itu?"

"lho Nis? Lo kok tau kalo ni novel akhirnya sedih?"

"Ya gue sempet aja waktu ini liat si Ria buka novel Autumn In Paris di kelas, yah gue baca dikit akhirnya aja, ya gitu deh," Anisya menjelaskan

"Hhhm ga tau sih, gue suka aja liat covernya, hehe."

"Sebahagia elo dah," Anisya kembali mengambil Iphone nya.

Hening.

***


Bus sudah berjejer dengan rapi di depan halaman sekolah. Baruna dengan asik menenteng tas nya ke bagasi bus ditambah dengan satu gitar di tangannya, diikuti oleh Aldo, Rizki, dan Yoga. Suasana sekolah pagi itu sangat cerah, tampak Devia dengan senyum manisnya tengah mengecek siswa yang akan menaiki bus. Gadis itu berdiri agak menyamping pada sisi kanan pintu bus, membawa buku note kecil berwarna hijau muda di tangan kiri dan pena dengan warna senada di tangan kanannya. Ia mengecek dengan fokus, mata gadis itu menatap lurus pada buku yang ia bawa. Dengan sepatu santai berwarna maroon, kaos dan celana yang dipadukan dengan warna lembut, dan rambut pirangnya yang dicepol secara asal, sukses membuat penampilan gadis tersebut terlihat manis.

Hingga sampai Baruna hendak menaiki bus, Devia mengangkat kepalanya. Laki-laki itu tersenyum miring singkat pada Devia lalu meneruskan langkah kakinya menaiki bus. Devia hanya mengernyit bingung menanggapi sifat aneh laki-laki yang tak lama ini membuatnya kesal.

Sweet ThursdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang