Demikianlah, tanpa bergerak, dengan ilmu "meminjam tenaga memindahkan tenaga", ia memindah kan tenaga pukulan itu ketelapak tangannya sendiri. "Plok !", Bwee hoa piauw yang ketiga melompat keluar dari lengan In So So dan menancap di papan gubuk perahu!
Sesaat itu, orang yang nenyerang sudah mengirim pukulan kedua. Ia terkesiap melihat akibat pukulannya yang pertama, sehingga tangannya yang tengah menyambar berhenti ditengah udara. "In Kouwnio! .. kau ... apa kau terluka?" teriaknya.
Si nona tidak menyahut.
Sebagai seorang jago yang berpengalaman, begitu melihat darah hitam yang mancur dari lengan si nona, orang itu sudah mengerti, bahwa ia telah berbuat suatu kehilafan. Ia merasa sangat menyesal dan menduga Thio Coei San telah mendapat luka berat karena pukulannya itu hebat luar biasa. Buru2 ia merogo saku dan mengeluarkan obat untuk diberikan kepada pemuda itu.
Coei San menggelengkan kepala dan setelah melihat darah hitam sudah berubah merah, perlahan2 ia melepaskan lengan si nona. Ia menengok dan berkata sambil tertawa: "Tenaga pukulanmu sungguh tidak kecil."
Orang itu kaget bukan main. Dengan pukulan serupa itu, entah sudah berapa banyak jago2 binasa dalam tangannya Sungguh heran, pemuda itu seperti juga tidak merasakan apapun jua. Ia mengawasi dengan mulut ternganga dan berkata dengan suara ter-putus2 "Kau...kau..." Ia mengangsurkan tiga jari yang lalu ditempelkan kepada Coei San.
"Biar aku main2 sedikit dengannya," pikir pemuda itu. yang segera mengerahkan Lweekang dan jantungnya lantas saja berhenti berdenyut serupa kepandaian yang hanya dimiliki oleh seorang yang Lweekangnya sudah mencapai puncak tertinggi.
Begitu menyentuh nadi Coei San, paras maka orang itu berobah pucat karena nadi itu tidak mengetuk lagi. Dalam kagetnya, ia meraba dada pemuda itu dan hatinya mencelos, sehingga ia melompat kebelakang sambil mengeluarkan seruan tertahan.
"In Kouwnio, apakah tuan ini sahabatmu ?" tanya Coei San sambil tersenyum. "Mengapa kau tidak memperkenalkannya kepadaku ?" Sambil berkata begitu, ia menyambuti saputangan yang di sodorkan oleh In So So dan lalu membalut luka dilengan nona itu.
Mendengar suara Coei San yang tidak berubah sedikitpun jua, keheranan orang itu tak mungkin dilukiskan lagi.
"Siang Tan coe, kau tak boleh kurang ajar!" membentak si nona. "Inilah Thio Ngo hiap dari Boe tong pay."Orang itu buru-buru memberi hormat dan berkata dengan suara kagum "Aha. Kalau begitu Thio Ngo hiap dari Boe tong Cit hiap! Tak heran jika Lweekangnya sedemikian tinggi. Aku yang rendah Siang Kim Peng dan aku memohon maaf untuk kekurang ajaranku."
Coei San mengawasi orang itu yang berusia kurang lebih limapuluh tahun. Mukanya bopeng dengan otot-otot yang menonjol keluar dari telapak tangannya lebar seperti kipas sehingga selintas saja mengetahui, bahwa orang she Siang itu adalah seorang ahli silat Gwa kee. Ia mengerti bahwa jika lweekangnya belum sempurna betul, pukulan yang tadi sudah pasti akan mengambil jiwanya sendiri.
Sesudah memberi hormat kepada pemuda itu. Siang Kim Peng lalu menjalankan peradatan dihadapan In So So yang menerimanya dengan sikap acuh tak acuh.
Coei San jadi sangat beran. Dari pukulan Siang Kim Peng, ia tahu bahwa orang itu bukan sembarang orang. Tapi mengapa In So So berani bersikap begitu kurang ajar terhadapnya dan dia juga kelihatannya menerima baik sikap dari si nona.
Di lain saat, Siang Kim Peng berkata dengan suara perlahan: "Hian boe tan Pek Tan coe telah menjanjikan orang-orang Hay see pay, Kie keng pang dan Hok kian Sin koen boen untuk mengadakan partemuan besok pagi di pulau Ong poan san dimulut sangai Can tong kang, guna mengangkat senjata dan menetapkan keangkeran. Jika, kesehatan nona agak terganggu, biarlah Siauw jin lebih dulu mengantarkan nona pulang ke Lim an. Menurut pendapatku, Pek Tan coe sudah lebih dari pada cukup untuk membereskan segala urusan di Ong poan san."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Membunuh Naga (To Liong To / Heaven Sword and Dragon Sabre) - Jin Yong
General FictionMerupakan bagian terakhir dari Trilogi Rajawali, meski tokoh-tokoh utamanya tidak terhubung secara langsung dengan kedua bagian sebelumnya. Mengambil letar belakang cerita kurang lebih seratus tahun setelah kisah Kembalinya Sang Pendekar Rajawali. B...