Aku hanya ingin merasakan bagaiamana rasanya dicemburui jika dekat dengan laki-laki lain. Tak ingin dirimu seolah membebaskan aku dekat dengan siapa saja.
[Loves All Of You]
🌹
"Ayo pulang!"
"Iya."
Bibir yang semula aku tekuk bagaikan pakaian, kini kembali melengkung dengan sempurna. Penderitaan ini telah berakhir. Aku menerima tasku yang tadi diberikan oleh Alwi. Setelahnya, Alwi langsung berjalan menuju mobilnya tanpa menggandeng tanganku. Bahkan untuk sekedar bertanya, apakah aku merasa capek saja tidak. Sedih ya, punya pacar bodo amat-an kayak Alwi.
Aku langsung masuk ke dalam mobil. Menghidupkan tape, menaikkan volume suara sekeras-kerasnya. Bernyanyi sesuka hati mengikuti alunan melodi yang mengalun. Setidaknya, hal itu bisa mengusir rasa kesalku pada sikap Alwi.
"Alma, kita mampir beli makanan dulu, ya," ucapnya sedikit keras. Aku mendengar suaranya tak terlalu jelas. Langsung aku matikan tape yang mengalunkan lagu favoritku.
"Kita makan di sana?" tanyaku penuh harap.
"Bungkus aja, makan di rumah."
Itu adalah jawaban yang sering kali terulang.
Moodku menjadi rusak. Aku memilih diam menatap pepohonan di balik kaca mobil. Terkadang aku berpikir, mengapa aku bisa bertahan dengan Alwi. Kami sudah tiga tahun menjalin hubungan, tetapi sikap Alwi tak kunjung berubah. Ia tetap cuek. Ya, meskipun tidak selalu, ia juga pernah bersikap manis. Tetapi, sikap manisnya suatu kelangkaan yang sulit untuk aku dapat.
"Awi ... kita beli soto betawi di tempat biasa, ya?"
"Ya udah."
Tak lama setelah itu, mobil berwarna hitam yang aku tumpangi menepi di pinggir jalan. Mendekati sebuah warung makan yang cukup ramai, warung makan rumah kita. Aku turun dari mobil untuk membeli makanan tersebut. Sedangkan Alwi, ia sudah pasti bertahan di dalam mobil.
"Budhe Asih, sotonya dua, ya. Seperti biasa, dibungkus," ucapku dengan ramah. Setelah mendapat anggukan dari Budhe Asih, aku mencari tempat duduk sembari menunggu pesananku. Sepertinya, ini akan memakan waktu cukup lama. Karena tempat ini sedang ramai pembeli.
Aku memilih duduk di sisi luar, mencari udara segar. Untungnya, masih ada kursi yang kosong, tersisa satu. Lainnya sudah di tempati orang-orang. Kebanyakan orang yang makan di sini, memilih untuk duduk di luar. Karena berada di bawah pohon yang sangat rindang, itu menyejukkan.
"Permisi," ucapku seraya menggeser kursi.
Suaraku membuat lelaki yang tengah sibuk makan menghentikan aktivitasnya. Ia menatapku dengan pandangan yang tak aku mengerti apa maksudnya. Aku tersenyum kikuk ke arah lelaki seumuranku itu. Aku baru menyadari, jika dia memakai seragam yang sama denganku. Walaupun baju yang ia kenakan tertutup oleh jaket, tetapi aku tahu dari celana yang ia pakai. Itu almamater sekolahku. Tetapi, mengapa aku tidak pernah melihat lelaki itu? Atau dia murid baru yang pindahan dari Jakarta? Entah lah.
Setelah ia meneguk air minumnya, ia mengulurkan tangan. Mengajakku bersalaman. "Halo! Gue Kenta," ucapnya dengan santai.
Aku membalas uluran tangannya dengan ragu. "Alma," jawabku singkat.
"Gue udah tau kok."
"Tau apa?" tanyaku bingung.
"Nama lo."
Aku hanya mengangguk. Awalnya aku ingin diam, jangan terlalu basa-basi dengan orang bernama Kenta itu. Tetapi, mulutku tidak mau diam. "Lo anak SMA Garuda, kan? Seragam lo sama kayak gue," ucapku pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVES ALL OF YOU (COMPLETED)
Short StoryDalam mencintaimu, aku tak membutuhkan banyak alasan. Dalam hubungan kita, aku hanya berusaha menjadi yang terbaik, pun memahami semua sifat dalam dirimu. Serta dalam keyakinanku, memang dirimu lah yang pertama dan terakhir. • • • • • short stor...