BAB 8: Layang-Layang

122 8 0
                                    

Ini hati yang sangat sensitif. Jangan kau tarik-ulur layaknya layang-layang. Karena itu terlalu menyakitkan.

[Loves All Of You]

🌹

Sore dengan sedikit awan putih cerah, aku bersama Alwi menghabiskan waktu senja sebelum tergantikan oleh sinar rembulan, dengan berjalan-jalan di sekitar lapangan kompleks. Di sana, juga banyak orang-orang yang berlalu lalang. Entah bersama keluarga, teman, sahabat, gebetan, ataupun pacar. Semua berkumpul di tempat ini. Pun juga ada beberapa orang yang menjual beberapa makanan ringan, sehingga membuat tempat ini semakin ramai.

Aku bersama Alwi terus berjalan menelusuri jalanan, memperhatikan kegiatan semua orang yang di sekitar kami. Genggaman hangat di antara kami berdua tak pernah terlepas. Serta sunggingan senyum kecil selalu menghiasi wajah kami. Menampakkan wajah ramah nan bahagia pada seluruh orang yang menatap ke arah kami berdua.

Setelah letih berjalan-jalan menelusuri lapangan ini, aku bersama Alwi memilih untuk duduk di sebuah bangku panjang yang ada di sana. Menatap lurus ke arah mentari yang hendak terbenam. Semburat warna oren membuat suasana lebih terasa menyenangkan.

Beberapa saat setelahnya, aku memperhatikan beberapa anak kecil yang sibuk bermain. Tanpa sadar terbit sebuah lengkungan tipis dari bibirku saat memperhatikan gerak-gerik mereka saat bermain. Layang-layang yang berada di tangan mereka, yang beberapa kali mereka usahakan untuk terbang, selalu gagal. Terlihat dari kejauhan, mereka sedikit menyalahkan satu sama lain.

Langkahku tergerak untuk mendekati mereka. Aku pun bangkit dari dudukku, hendak menghampiri mereka. Tetapi, langkahku terhenti, sebab Alwi menahan lenganku untuk pergi.

"Kamu mau ke mana?" tanya Alwi, terlihat bingung sekaligus penasaran.

"Aku mau ke sana. Ikut mereka main," jawabku menunjuk ke arah anak-anak yang sibuk menerbangkan layang-layang di tangan mereka. Tanpa menunggu respons Alwi, aku langsung berlari ke arah anak-anak itu. Mereka tersenyum hangat melihat kedatanganku.

"Halo, Kakak boleh ikut main sama kalian gak?" tanyaku memandang mereka berbinar, aku berjongkok di hadapan mereka semua.

"Emang Kakak bisa main layang-layang?" sahut salah seorang anak.

"Kan kalian yang bakal ajarin Kakak main. Sini, biar Kakak yang pegang benangnya," balasku, meraih benang yang sudah tergulung rapi dalam kaleng susu bekas. Mereka terlihat sangat antusias, langsung berdebat siapa yang akan memegang layang-layang itu. Aku pun kembali tertawa kecil melihat tingkah mereka.

"Eh, jangan berantem. Kamu aja deh yang pegang," saranku menunjuk salah satu anak dari lima anak di hadapanku. Dia terlihat menampilkan senyum kemenangan kepada empat temannya.

Mereka semua bersemangat untuk segera menghitung mundur.

"Tiga... dua... saatu...," ucap mereka serempak. Aku pun segera berlari, berusaha agar layang-layang itu terbang ke angkasa. Namun, tak lama setelah layang-layang itu bisa terbang cukup tinggi, aku terus mundur-mundur, hingga kakiku tersandung batu. Alhasil aku pun terjatuh, dan layang-layang itu kembali tergeletak di atas tanah.

Bukan hanya anak-anak kecil itu yang kelabakan melihatku terjatuh, termasuk juga Alwi. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Alwi yang berlari ke arahku, serta berteriak menanyakan keadaanku.

"Alma! Kamu nggak pa-pa?"

Aku hanya mengacungkan jempolku sebagai jawaban bahwa aku baik-baik saja. Setelahnya aku dibantu berdiri oleh anak-anak tadi. Kami pun kembali menerbangkan layang-layang berbentuk kelelawar itu. Dan akhirnya, layang-layang itu dapat terbang bebas di langit.

LOVES ALL OF YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang