BAB 7: Kurir Ganteng

132 9 0
                                    

Tanpa adanya parasit dalam suatu hubungan, maka manusia tak akan mengerti betapa sulitnya sebuah perjuangan untuk bertahan.

[Loves All Of You]

🌹

Setelah peristiwa di kebun stroberi beberapa saat lalu, dapat merubah sikap Alwi menjadi sosok yang tak ku kenal. Dia benar-benar mengalami perubahan yang sangat signifikan. Bahkan sekarang, ia sangat possesive. Selalu mengontrol kegiatanku setiap harinya. Ia juga menjadi orang yang sangat romantis. Dalam satu minggu, ia bisa memberi kejutan tiga sampai lima kali. Menurutku, itu benar-benar hal aneh. Aku justru merasa curiga dengan sikapnya saat ini.

Apalagi, aku pernah mendengarkan sebuah pendapat; Seseorang biasanya bisa berubah semanis madu dalam sekejap, hanya untuk menyembunyikan sebuah kesalahan. Aku takut, jika Alwi menyembunyikan sesuatu dariku. Atau jangan-jangan ... dia selingkuh? Ah, pemikiranku sedang ngelantur. Tetapi, bukankah hal itu bisa saja terjadi? Oh Tuhan ... kepalaku pusing memikirkan sikap Alwi.

Beberapa hari ini, aku hanya menggunakan waktu liburku untuk memikirkan perubahan Alwi yang menurutku terasa janggal. Sampai aku terlupa, jika pagi ini aku belum mandi. Tetapi, itu bukan hal yang penting. Aku rasa, aku harus menyelidiki hal ini. Daripada aku menerka-nerka hal yang belum pasti.

Jemariku tergerak membuka laptop di hadapanku, aku pun mulai menstalker beberapa akun sosial media milik Alwi. Sampai aku mencapai batas kiriman terdahulu, aku tak menemukan apapun. Sejenak aku menopang dagu dengan tangan seraya berpikir. Aku pun teringat, jika Alwi pernah memberitahukan password instagramnya.

Saat itu juga, aku mencoba masuk ke dalam akun instagram Alwi. Mataku terperanjat menatap sebuah notif pesan dari Rachel. Pesan yang baru saja masuk lima menit yang lalu.

rachelaa_

Alwi, lo ada waktu untuk ketemu gue gak? Ada yang mau gue omongin.

Membaca pesan dari Rachel, membuat diriku ingin muntah. Apa dia tidak lagi memiliki rasa malu? Sehingga mengirim pesan kepada pacar orang. Aku benar-benar tak mengerti dengan jalan pikirnya.

"Sok kecakepan banget nih, orang. Jijik gue," ucapku dengan kesal. Dengan geram aku segera membalas pesan Rachel. Karena aku tak ingin Rachel menganggu hubunganku dengan Alwi.

Alwiiandito_

Heh, Cabe Goceng! Kenapa sih lo gak bosen-bosen ganggu kehidupan Alwi? Dia tuh udah bahagia sama gue. Gak tau malu dasar!

Aku mengetuk-ngetukkan jemari tanganku, tak sabar menunggu balasan dari Rachel. Lagipula, sudah lama aku tak pernah membuat perhitungan dengan perempuan itu. Sebab dia sudah berulang kali mengganggu hubunganku dengan Alwi. Orang seperti Rachel memang harus dibasmi. Meskipun statusnya hanya mantan, tetapi tak pernah malu untuk mengemis cinta yang dahulu ia sia-siakan. Aku merasa sangat miris melihatnya.

Tak lama setelah itu, ada sebuah notif balasan dari Rachel.

rachelaa_

Oh, yang pegang aku instagramnya Alwi, elo Banteng. Takut banget ya, Alwi bakal balikan sama gue? Seharusnya lo sadar, cinta Alwi cuma untuk gue. Kesian gue ngeliat lo, yang hanya dijadiin pelampiasan sama Alwi.

Rasa kesalku dengan Rachel semakin menggebu-gebu, apalagi saat melihat tingkahnya seperti itu. Aku benar-benar ingin menendang dirinya ke langit ketujuh. Andai aku bisa melakukannya.

Sebenarnya tak ada manfaat yang aku dapat jika meladeni sikap menyebalkan Rachel. Daripada membuang waktu berhargaku untuk membalas semua pesannya, aku memilih untuk melewati jalan pintas. Yaitu, aku block saja akun instagram Rachel. Dan semuanya aku anggap selesai. Tak peduli jika orang-orang mengatakan tindakan itu norak. Daripada menambah dosa sebab mengata-ngatai orang.

Ku tutup laptop di hadapanku, aku pun tak lagi merasan nyaman dengan duduk manisku. Aku bangkit dari dudukku, berjalan mondar-mandir di dalam kamar.

"Atau jangan-jangan Alwi beneran mau balikan sama Rachel? Makanya dia berubah sweet," ucapku berpikir, sesaat kemudian dengan cepat aku menggeleng. Jangan sampai pemikiranku benar-benar terjadi.

"Emang gue harus selidikin Alwi. Bener-bener ggak beres otaknya, kalo sampe dia mau balikan sama Rachel, dan ninggalin gue. Otaknya udah konslet."

Aku beralih melangkah menuju balkon rumahku, menatap beberapa burung yang beterbangan di langit. Sejurus kemudian, mataku menyipit menatap seorang kurir yang tengah celingukan di depan gerbang rumahku.

Karena saking penasarannya, aku segera turun ke bawah. Berjalan menuju gerbang, menemui kurir tadi. Pasalnya yang membuat aku curiga, kurir tersebut main membuka gerbang rumahku seenak jidatnya. Gerak-geriknya sangat mencurigakan, membuatku takut.

Dengan tergesa-gesa, aku segera membuka pintu utama di rumahku. Namun, mataku menyipit menatap pintu gerbang. Di sana tak ada orang sama sekali, kepalaku celingukan ke kanan-kiri, memastikan di rumah ini tak ada orang yang mau mencoba untuk masuk. Kakiku tergerak untuk menengok ke samping rumah, tetapi sebelum itu, kakiku menyandung sebuah kotak. Hingga aku beralih menatap ke bawah, menemukan kotak yang tadi sempat aku lihat. Kotak yang di bawa oleh kurir bertopi tadi.

Aku pun berjongkok, menatap kotak tersebut penuh curiga. Bagaimana jika isinya bom waktu? Aku belum siap untuk gosong di rumahku sendiri, itu terlalu menakutkan. Aku menciptakan sedikit jarak dengan kotak itu, kakiku terulur untuk menendang kotak tersebut secara perlahan. Tetapi, kotak tersebut tak memberi tanda-tanda yang mencurigakan.

"Halo? Ada orang?" tanyaku dengan volume suara yang cukup keras. Siapa tahu ada orang yang bersembunyi. Aku pun tak merasa memesan barang dari online shop. Biasanya aku mendapat kotak seperti ini, jika tidak dari online shop, ya kiriman dari ayah. Ah, kotak ini membuatku penasaran. Namun, aku juga takut untuk membukanya.

Sampai beberapa menit setelah aku berucap, masih tak ada respons. Aku pikir, mungkin ini hanya pemberian dari orang yang usil kepadaku. Bukan barang penting.

Aku kembali menendang kotak tersebut dengan perlahan, sebelum akhirnya aku kembali masuk ke dalam rumah. Aku sempat menoleh ke samping kanan-kiri sebelum menutup pintu rumahku. Di balik pintu, aku berdiri dengan diam. Masih menduga-duga isi kotak.

"Tapi, kalo gue nggak liat isi kotak itu, gue nanti kepikiran sampe gak bisa tidur lagi," ucapku gundah gulana. Karena aku tipe orang kepo akut.

Kotak itu sudah berada di hadapanku, dengan ragu aku membukanya. Dan, aku sangat terkejut melihat isi kotak tersebut. Sebuket mawar merah serta sebuah boneka panda dengan ukuran sedang. Tanganku tergerak untuk mengambil sebuah kartu ucapan yang dikalungkan pada leher boneka tersebut.

For: My Beloved, Ama

Selamat pagi menjelang siang kesayangku. Aku tebak, pasti sekarang kamu belum mandi. Ya, kan? Jangan senyum-senyum aja, sana mandi.

Lengkungan tipis dari bibirku semakin sempurna setelah membaca kartu ucapan tanpa nama pengirim itu. Setelahnya, aku beralih untuk mengambil bunga mawar merah yang harumnya sangat semerbak. Perlahan, aku menghirup aroma wanginya dan merasakan ketenangan yang mengalir.

"Suka banget ya, sama bunganya? Sampe gak sadar aku udah berdiri di sini."

Aku sedikit tersentak mendengar suara itu. Mataku menatap lurus kurir bertopi yang berdiri di hadapanku. Tapi, aku sungguh mengenal suara itu. Tanpa permisi, aku melepaskan topi yang ia gunakan.

"Alwi?" ucapku tak percaya. Seseorang dengan pakaian kurir itu benar-benar Alwi.

Saking senangnya aku langsung berhambur ke dalam pelukannya. Sulit untuk percaya Alwi bisa melakukan hal semanis ini.

"Belum mandi kok udah main peluk aja," ucap Alwi.

"Biarin," jawabku dengan menyungging senyum manis.

Dan, aku semakin mengeratkan pelukan hangat itu.

Meskipun, aku masih tak bisa menyangkal perubahan Alwi yang sangat drastis ini. Yang terpenting, sekarang aku benar-benar merasa istimewa.

LOVES ALL OF YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang