Victor bangun dengan suara alarm berbunyi hingga membakar telinganya. Dengan susah payah dia bangun dan berjalan ke kamar mandi, menggosok gigi dan mencuci muka. Sedikit bersyukur karena sahabatnya akan kembali bekerja. Dia berjalan ke walk in closet dan mengambil bajunya, dia bukan orang yang tertib aturan. Baginya kemeja dan celana panjang sudah cukup untuknya, tidak perlu jas atau yang lain. Sedikit sentuhan warna biru dan hitam. Victor menatap bayangannya di dalam kaca dan bersumpah pelan karena rambutnya berantakan. Dia tidak pernah ingin melihat sesuatu mengganggu rambutnya, baginya rambut itu adalah sesuatu paling berharga yang pernah dia miliki, itulah caranya mengingat ibunya.
Victor membawa ponsel dan kunci mobil lalu keluar dari apartemen bujangnya. Hitam dan coklat lalu berantakan. Beberapa kali dia terpaksa membawa teman wanitanya kemari setiap kali saat dia sedang tidak ingin merepotkan diri sendiri. Victor sampai di parkiran dan menaiki Chevrolet perak nya menuju kantor. Sedikit jauh di harus melewati banyak persimpangan dan kemacetan. Itulah kenapa dia menyukai mobil yang kecil. Victor mengendarai mobilnya sambil bersenandung mengikuti musik yang keluar dari DVD playernya. Dia tidak pernah terlambat, karena itu Victor selalu yakin untuk bersantai setiap saat.
satu setengah jam kemudian Victor sampai di kantornya. Gedung Lloyd, gedung memukau dengan tulisan LLOYD di atapnya. Pasti bagus sesekali pergi ke atap dan menaiki salah satu huruf itu untuk melihat malam. Victor pernah memikirkannya tetapi dia tidak pernah bisa karena Dave sangat merepotkan. Victor menaiki lift dan memeriksa ponselnya, dia menyeringai lebar, kencan lain untuk malam yang indah. Victor jarang mengajak wanita tetapi para wanita itulah yang mengajak Victor, terkadang saat situasi itu tidak nampak lagi, Victor hanya akan mencari dan mengulurkan kartu namanya lalu kencan dimulai. Victor sampai di lantai atas dan pergi ke lobbinya, kegiatan pertamanya adalah selalu membuat kopi dan memesan roti atau kudapan lewat telepon yang biasanya dia gunakan untuk menghubungi karyawan, staf, atau direktur. Tak berselang lama lift berdenting kembali dan Victor senang melihat sahabatnya kembali walaupun mimik mukanya selalu sama bahkan setelah cuti panjang. Wajah seorang pria bujang yang tidak berusaha mencari teman untuk tidur.
"wow, siapa yang baru saja kembali huh?" kata victor bangkit dari tempat duduknya, mengitari lobi dan merangkul Dave. "jadi, bagaimana liburanmu?"
"it's good." Dave membalas rangkulan victor dan mengusap rambut pirang gelap sahabatnya.
"hentikan itu. Kau tahu aku tidak suka ada seseorang menyentuh rambutku." victor beringsut menjauh dari Dave saat berjalan memasuki ruang chief executive officer.
"aku tahu, hanya saja aku suka," Dave duduk di kursi kerjanya dan memutar kursi itu. Memainkannya ke kanan-kiri. Victor hanya bisa menghela napas, dia tahu diri kalau dia akan terus kalah melawan argumen pria kaku di depannya itu.
"aku tidak ingin ada guy di sekitarku. Karena itu hanya ew," kata victor menatap Dave dengan tatapan mencela.
"bukan berarti seperti itu. Sudahlah, jadi apa saja yang terjadi bulan lalu?" Dave bertanya. Menatap meja di depannya yang bersih dari kertas. Hanya sebuah laptop, lampu duduk, dan keramik cina.
"well, semua proyek sudah mencapai 90%. Sekarang tinggal menunggu Lilianne bekerja, lalu BOOM! Proyek selesai dan uang akan mengalir," entah kenapa jika sudah membahas pekerjaan di luar gedung victor menjadi sangat bersemangat. "ayahmu hebat dalam memperkejakan orang," Victor mengingat Liana kembali. Dia masih penasaran sengan wanita itu.
"ya, aku tahu itu."
"ayahmu memecat 3 orang dari 3 divisi berbeda, karena mereka memiliki catatan tidak bersih dan mengancam perusahaan karena mereka berpotensi untuk mencuri ataupun menyelundupkan." victor menghela napas sejenak. "dan mereka diganti dengan karyawan lulusan terbaik, masih muda dan ayahmu bilang mereka terpercaya. Aku tidak tahu darimana ayahmu bisa tahu itu, bahkan mereka baru 2 minggu di sini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
American Love Affair [Lover the Series #4] (18+Only) [COMPLETED]
RomanceCopyright ©2017|FRAMADANI|All Right Reserved| Based on Lover the series. The fourth book from the series|Three short stories. ®Explicit content. Massive warn, this story contain harsh words, violence, sexual activity. First story, DONE Second Stor...