Hei, kau tidak penasaran dengan namaku? Maaf, ya, aku belum memberitahukannya. Baiklah, namaku adalah Kimura Yuki. Nama yang sederhana, bukan? Cocok untukku yang dari kalangan sederhana. Yuki itu berarti salju. Salju itu dingin dan aku tidak terlalu suka dingin, meskipun namaku itu berarti salju.
Sesampainya di rumah, aku bergegas membersihkan permen karet yang menempel di rambutku dengan menggunakan minyak sayur. Ada rasa kesal saat aku mengoleskan minyak tersebut. Ini menyebalkan! Mengapa harus aku? Ada banyak siswi yang cantik dan bertubuh semampai dibandingkan aku! Mengapa harus aku yang kalian bully?! Rasa kesal ini membuatku ingin berteriak sekencang-kencangnya, tetapi hal itu urung aku lakukan. Aku tidak ingin menggemparkan tetangga sekitar.
Selesai. Kini rambutku terbebas dari permen karet bekas kunyahan Haru, dan sekarang saatnya aku membaca novel yang tadi aku pinjam dari perpustakaan. Mandi? Ah, itu nanti saja. Aku penasaran dengan jalan cerita novel itu meskipun bagian akhirnya sudah kuketahui.
Kuambil novel itu dari meja belajar. Masih dengan memakai seragam SMA Mizuyama, kurebahkan tubuhku di atas ranjang sembari mencari posisi terenak untuk membacanya.
Selalu saja ketika aku melihat sampul novel ini, aku teringat dengan Shirosuke yang sudah memberitahukan bagian akhir dari cerita ini tanpa merasa berdosa. Aku sedikit kesal, tetapi ya sudah, biarkan saja, aku juga salah dalam hal ini.
*Tok ... Tok ... Tok*
"Ng?" Ada yang datang? Oh, mungkin saja tetangga.
Tetapi mengapa ketukannya tidak terdengar lagi saat aku mulai mendekati pintu? Apa mungkin orangnya sudah pergi? Mengapa cepat sekali?
Kubuka pintu rumah secara perlahan. Aku mengintip ke luar dan ternyata tidak ada orang. Sama sekali tidak ada satu batang hidung yang terlihat. Sangat sepi.
Jadi, tadi hanya orang iseng? Baiklah, tetapi kotak mencurigakan yang tepat berada di depan pintu rumah membuatku waswas. Apa ini juga termasuk ke dalam rencana pem-bully-anku? Aku takut kalau isi kotak tersebut adalah fotoku yang dicoret-coret menggunakan spidol merah, bangkai hewan, voodoo doll, atau mungkin saja bom!
Pikiranku jadi kacau! Lalu, aku harus bagaimana? Tidak mungkin kotak ini kubuang begitu saja. Aku penasaran dengan isinya, tetapi aku juga takut. Aku jadi serba salah.
Tubuhku gemetaran, keringat dingin pun mulai bercucuran. Aku memberanikan diri untuk membuka kotak tersebut dengan mata setengah mengintip. Kubuka perlahan dan ...
Whoa!!!
Sebuah boneka usagi berwarna putih dengan pita hijau tosca di lehernya hampir saja membuatku berteriak. Ya, boneka itu adalah isi dari kotak berwarna merah jambu dengan corak garis-garis berwarna putih.
"Imutnya ...." ujarku saat melihat kedua bola mata boneka usagi yang hitam dan bulat.
Aku mencari siapa pengirim dari boneka lucu ini, tetapi tidak kutemukan. Mungkin saja, boneka ini dari salah satu siswa di sekolahku? Baiklah, akan kuterima. Aku pun membawa masuk boneka tersebut beserta kotaknya.
Dia pasti mengikutiku sampai ke rumah, lalu setelah mengetahui rumahku, dia mengirimkan kotak ini, aku yakin itu. Aku jadi agak ngeri. Pasalnya, ini bukan pertama kali aku mendapat bingkisan misterius seperti ini. Beberapa kali aku mendapatkannya saat aku berada di kelas satu. Isinya tidak seindah boneka ini dan itu berhasil membuatku ketakutan semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCHOPATH BOYFRIEND [ON REMAKE]
Mystery / Thriller(17+) [Mystery/Thriller, Romance] "Jadilah kekasihku, jika kau tidak ingin mati." Berawal dari pertemuan, berujung jatuh cinta dan obsesi. Kimura Yuki mendapat penderitaan baru dari seorang siswa bernama Takishima Shirosuke, yang tidak akan segan me...