Aku tidak sedang bermimpi, ‘kan? Ini benar-benar dia? Laki-laki yang sudah bertahun-tahun lamanya meninggalkan aku, Ayah, dan Ibu. Laki-laki yang tidak pernah mengirimkan kabar dalam waktu yang sangat lama. Laki-laki yang selama ini membuat aku, Ayah, dan Ibu selau berharap dia akan pulang. Dia kakakku.“Apakah kau merindukanku?”
“Tentu saja aku merindukanmu, Kakak.” Aku hendak memeluknya, tetapi kedua telapak tangan Kakak malah ditaruh di depan dada, menyuruhku untuk berhenti.
“Tubuhmu basah kuyup begitu ingin memelukku? Sebaiknya kau keringkan dulu.”
“Oh, iya ... maaf.”
“Lagipula, kau ini kenapa? Kau depresi?” tanyanya sembari melenggang masuk ke dalam rumah.
“Ti-tidak.” Aku mengekorinya masuk ke dalam.
“Lalu mengapa kau basah kuyup seperti itu? Ditambah lagi dengan baju seragammu yang ikutan basah. Apa namanya kalau bukan depresi?”
“I-itu ....” Aku berpikir sejenak. Jawaban apa yang harus aku berikan kepada Kakak? Kalau aku bilang, ini semua ulah Shirosuke yang merupakan kekasihku, apa tanggapan Kakak nanti? Bagaimana kalau nanti dia marah kepada Shirosuke?
“Aku tahu, kau sedang depresi karena tugas-tugas sekolahmu yang tidak kunjung selesai, bukan?”
“I-iya, aku terlalu banyak tugas sehingga aku kesal, lalu nekat mandi dengan menggunakan seragam sekolah, hehehe.” Alasan bodoh macam apa ini?
“Apa perlu aku membantumu menyelesaikan tugasmu seperti dulu?” Dia pun terkekeh. “Oh, iya, apa ada kamar kosong? Aku ingin istirahat sebentar.”
Aku mengangguk, lalu menuntun kakak ke kamar khusus tamu. Aku membiarkannya beristirahat sejenak. Aku tahu, dia kelelahan, terlihat dari wajahnya seperti orang yang kurang tidur.
Kimura Yuuto, umurnya denganku terpaut jauh, yakni sembilan tahun. Aku pernah bilang, kalau aku ini anak bungsu. Aku memiliki satu orang kakak laki-laki yang pergi meninggalkan rumah saat aku berumur sepuluh tahun. Kakak tidak pernah kembali, memberi kabar juga tidak. Saat itu, dia bilang ingin mencari pekerjaan di kota, meskipun ibu tidak menginginkan itu.
Kakakku, dia adalah orang yang keras kepala, terkadang dia juga tidak segan-segan bermain tangan bila sudah naik pitam, tetapi kami masih tetap menyayanginya. Ibu selalu berharap Kakak kembali, berkumpul bersama kami, tetapi itu semua hanya menjadi mimpi yang tidak pernah terjadi.
Aku tidak mengerti, bagaimana kakak bisa tahu kalau aku tinggal di sini? Apa kita pernah bertemu dan aku tidak menyadari itu? Ah, sudahlah, yang terpenting sekarang Kakak sudah kembali, aku harus memberitahu Ayah dan Ibu.
“Jangan beritahu Ayah dan Ibu kalau aku sudah kembali,” ujar kakak tiba-tiba.
“Kenapa, Kak? Ayah dan Ibu pasti sangat senang kalau tahu Kakak sudah kembali.”
“Kakak ingin memberi kejutan kepada Ayah dan Ibu.”
“Memberi kejutan? Kakak akan pulang ke desa?”
Kakak mengangguk. Aku pun hanya bisa menurutinya. Apapun yang direncanakannya, asalkan kakak akan pulang menemui Ayah dan Ibu, pasti akan selalu kudukung.
“Ng ... Kakak selama ini ke mana saja? Mengapa Kakak tidak pernah pulang—"
“Ah, bertanyanya nanti saja, ya? Aku lelah, ingin tidur,” ujar Kakak memotong pertanyaanku.
“O-oh, ka-kau tidak ingin mandi dulu?”
“Tidak. Nanti saja.”
“Ba-baiklah. Selamat tidur.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCHOPATH BOYFRIEND [ON REMAKE]
Mystère / Thriller(17+) [Mystery/Thriller, Romance] "Jadilah kekasihku, jika kau tidak ingin mati." Berawal dari pertemuan, berujung jatuh cinta dan obsesi. Kimura Yuki mendapat penderitaan baru dari seorang siswa bernama Takishima Shirosuke, yang tidak akan segan me...