Rasa kantuk yang menguasai diriku, membuat kelopak mata ini sulit terbuka, seperti ada sesuatu yang mendudukinya. Apa mungkin ulah setan pengganggu, ya? Setelah bersusah payah membuka mata, akhirnya dapat kubuka juga dengan sedikit paksaan. Terlihat sekarang, jam di dinding telah menunjukan pukul 08.30 pagi.
"Aku masih ingin tidur ...."
Boneka usagi yang berada di sudut ranjang, kutarik dan kugunakan untuk menutupi wajah. Tidurku semalam sepertinya nyenyak sekali, ya? Aku sampai lupa dengan kejadian kemarin. Ya, kejadian kemarin ....
"Shirosuke?!" Aku langsung melompat dari tempat tidur saking kagetnya. Kulihat futon yang tergelar di samping ranjang, tetapi tidak ada siapa pun di sana. Ke mana perginya laki-laki itu?
Kuperiksa seluruh ruangan, siapa tahu saja sosok manusia gila itu masih berada di dalam rumah. Namun saat kucari, batang hidungnya tidak terlihat. Oh, jangan-jangan ada di kamar mandi?
Aku mempersiapkan diri untuk mengetuk pintu ruangan yang digunakan untuk membersihkan diri tersebut. Aku takut dia sedang mandi atau melakukan aktivitas lainnya, jadi aku harus memastikannya dulu. Aku tidak ingin hal gila terjadi lagi. Shirosuke bisa melakukan apa saja sesuai keinginannya, meskipun aku tidak menginginkan itu.
"S-shirosuke, kau ada di dalam?" Kutempelkan telingaku di pintu kamar mandi, tidak ada suara apa pun. Perlahan kubuka pintu kamar mandi tersebut, tidak terkunci dan tidak ada sosok Shirosuke di dalam.
Aneh, di mana dia? Atau mungkin dia sudah pulang ke rumahnya? Ah, aku harap begitu. Aku akan sangat senang kalau manusia sinting itu kembali ke tempat asalnya.
Kurebahkan tubuh yang lelah ini ke ranjang. Entah mengapa, aku merasa seperti masih ada yang mengganjal. Ada sesuatu yang kucurigai karena Shirosuke sudah tidak ada di rumahku. Sesuatu yang berbahaya ... seperti bom!
Ya! Siapa tahu saja Shirsosuke memasang benda berbahaya itu di rumahku! Aku tahu itu benda berbahaya, tetapi tidak ada yang tahu jalan pikiran laki-laki gila itu! Bisa saja 'kan dia nekat meledakkan rumah ini?!
Aku bergegas mencari benda berbahaya itu. Bagaimana kalau dugaanku benar dan Shirosuke menaruh bom di tempat yang tidak terlihat oleh mata? Aku harus cepat menemukannya! Kalau tidak, aku bisa mati!
Aku pun mengobrak-abrik seluruh isi lemari pakaian, tetapi tidak ada benda yang mencurigakan. Di bawah kolong tempat tidur pun tidak ada. Di seluruh sudut ruangan, sampai ke dalam mesin cuci pun aku cari. Di mana-mana tidak ada benda yang mencurigakan.
Rasa berburuk sangkaku terhadap Shirosuke memang sudah level seratus. Meskipun dia selalu bilang tidak akan menyakitiku, tetapi bisa saja dia berubah pikiran, bukan? Aku tidak mudah percaya begitu saja dengannya sekarang.
Baiklah, mungkin Shirosuke tidak menaruh bom di rumahku. Aku bersyukur karena itu tidak terjadi. Ya, untuk kali ini, mungkin belum, dan semoga saja dia tidak akan segila itu.
"Yuki?"
Astaga! Seseorang mengagetkanku saat aku tengah merapikan baju-baju yang tercecer di lantai akibat ulahku yang menggeledah isi lemari untuk mencari bom.
"S-shirosuke?!"
Laki-laki itu! Sejak kapan dia masuk ke rumahku?!
"Kamarmu berantakan sekali." Shirosuke melangkah masuk ke kamarku. "Mau kubantu merapikannya?"
"Tidak." Kupercepat gerakanku ketika melipat baju dan memasukkannya ke dalam lemari, sebelum laki-laki itu melakukan hal yang tidak aku suka.
"Hm ... baiklah."
Untuk apa dia kembali lagi ke rumahku, huh? Oh, atau jangan-jangan dia kembali untuk menaruh bom yang belum sempat dia rakit semalam?! Aku harus segera menemukan benda itu! Akan tetapi, saat aku berbalik, alangkah terkejutnya aku saat Shirosuke memandangi celana dalamku yang berwarna putih dengan renda di bagian depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCHOPATH BOYFRIEND [ON REMAKE]
Mystery / Thriller(17+) [Mystery/Thriller, Romance] "Jadilah kekasihku, jika kau tidak ingin mati." Berawal dari pertemuan, berujung jatuh cinta dan obsesi. Kimura Yuki mendapat penderitaan baru dari seorang siswa bernama Takishima Shirosuke, yang tidak akan segan me...