Love [21] Toxic

229 36 12
                                    

Mulai part ini hingga seterusnya,
bacanya pelan-pelan ya..
Biar gak keliru ^^
Ntar kalo tiba-tiba bingung,
yang penting ingat aja
Myung itu Jong dan Jong itu Myung.
Mereka kan ketukar 😁

[21]

     Sarapan pagi yang tenang. SungJong dan MyungSoo menikmati nasi goreng buatan Ny. Lee.

"Kalian tak bertengkar semalam 'kan?"

MyungSoo dan SungJong serempak menggeleng.

"Bagus.." Ny. Lee mengusap rambut kedua anak di depannya. Ia kembali melanjutkan sarapannya. "Hari ini Minggu, kau akan disini sepanjang hari MyungSoo-ya?"

"Ne, Eommeonim"

"Eh?"

MyungSoo tersentak. Ia lupa soal tubuhnya.

SungJong mendengus, seakan ia lebih baik saja. MyungSoo kesal dan menginjak kaki SungJong di bawah meja. Balasan karena mengejeknya.

"Aw!" MyungSoo meringis karena SungJong juga membalas menginjak kakinya juga. Ia melotot menatap SungJong. Itu menyakitkan, bodoh.

Rasakan! Jawab SungJong juga lewat tatapan mata.

Kau ingin mati?!

Kau yang mati duluan!

Mereka akhirnya saling membuang muka. Ibu menatap mereka bingung. Sepertinya kedua anaknya ini akan selalu bertengkar, ibu harus mengubur kembali harapannya. Jangan berharap terlalu banyak.

Meja makan jadi sepi, mungkin karena belum ada ayah yang baru akan pulang besok atau lusa. SungJong memakan sarapannya dalam diam, begitu pula MyungSoo. Sarapan agak terasa hambar di lidah SungJong. Ia sedang sibuk berpikir, memutar otak berkali-kali. Seberapa banyak apapun ia pikirkan, tetap saja ini tak masuk akal.

Semuanya sangat aneh. Mulai dari awal munculnya toxic, seharusnya SungJong menyadari itu. Jika saja ia mengabaikan toxic dan menganggapnya hanya sebagai mainan anak-anak, ini semua pasti tak akan terjadi. Jika saja ia tak berniat buruk pada MyungSoo dan mencampur toxic pada minuman MyungSoo, ia pasti tak akan berada dalam tubuh MyungSoo sekarang.

Setelah ini, ia akan mengambil toxic dan meminumnya lagi.

Harus.

Ibu tiba-tiba berdiri. SungJong buyar, ternyata ibu sudah selesai makan. "Eomma harus ke pasar dulu, kalian jangan bertengkar, mengerti?"

Keduanya mengangguk dalam diam.

Ibu menatap MyungSoo. "SungJong-a, cuci piringnya" Lalu ia pergi mengambil dompet dan kunci mobil. Berangkat ke pasar.

SungJong menyeringai pada MyungSoo, meletakkan piring di hadapan MyungSoo. "Cuci piringnya"

"Apa?" MyungSoo tak terima. "Ibu menyuruhmu, bukan aku"

SungJong menepuk pelan kepala MyungSoo. "Tapi, mulai sekarang kau adalah Lee SungJong" Ia menyeringai. Buru-buru menaiki tangga menuju kamarnya.

"SungJong sialan!!" MyungSoo memekik, tapi segera menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ia agak kaget dengan suaranya sendiri yang halus dan nyaring. Sepertinya MyungSoo jangan meninggikan suara lagi. Suara SungJong ternyata mengerikan.

.

.

.

.

.

     SungJong panik.

Berkali-kali ia mencari di laci-laci nakasnya. Tak ada toxic. SungJong mencari di bawah bantal. Ia melempar selimut hingga jatuh ke lantai. Tempat tidur yang awalnya rapi, kini jadi sangat berantakan. Bukan hanya tempat tidur, seisi kamarnya juga berantakan.

SungJong membongkar semua yang bisa ia bongkar.

Dan hasilnya tetap sama, tak ada.

SungJong terduduk lesu di lantai. Ia lelah dan berkeringat. Musim panas macam apa ini? Sampai kapan ia akan berada di tubuh MyungSoo seperti ini?

"Toxic sialan!!"

~>o0o<~

LemonMint~ ^^

Love Toxic  [proses revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang