part 5. PLPG

101 20 23
                                    

Kita semua sama-sama belajar, karena itu esensi dari program Guru pembelajar.

Kalimat itu benar2  memukul telak ke jantung hatiku

***

Selain darkom dan darpen, dilaksanakan juga percepatan program GP dengan cara IN ON IN. Pelaksanaan IN ON IN menemui banyak kendala, karena semua guru mendapat jadwal diklatnya. Timbul berbagai pertanyaan.

"Mengapa harus bayar?"

"Kog tempat diklatnya jauh?"

"Kog di jam aktif KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)?"

Serta pengkelasan yang tidak sesuai raport merahnya, menjadikan semua kerepotan baik itu peserta, NS, IN maupun panitia. Toh program percepatan ini dilaksanakan juga. Dengan berat hati semua guru mengikuti program ini.

***

Kabar tentang pelaksanaan PLPG Rayon 110 UPI Bandung / Jawa Barat akhirnya sampai juga hari Rabu, 19 Oktober 2016, disela-sela pelaksanaan GP in on in. Sedang pelaksanaan PLPG sendiri selama 11 hari dari tanggal 24 Oktober 2016 sampai 3 November 2016.

Aku termasuk yang dipanggil diantara ratusan guru TK se -Jabar.
Rasa syukur yang tak terhingga bisa PLPG bersama beberapa teman seperjuangan waktu kuliah di UT, sehingga disana aku merasa tidak sendiri.

***

Kegundahan mulai muncul manakala dipembukaan disebutkan syarat-syarat kelulusan PLPG yang begitu berat. Setiap nilai berdiri sendiri.  PLPG dinyatakan lulus apabila:

UTL (Ujian Tulis Lokal) minimal 70
NS (Nilai Sikap) minimal 7,6
NK (Nilai Ketrampilan) minimal 7,6
UTN / UKG minimal 80

Semua sontak terpaku dengan keputusan ini, sementara kami belum menjalani PLPG ini. Mencoba untuk kompromi dengan keadaan, mesti pedih, kami jalani ini sebagai suratan Takdir yang harus dilalui.  Semua berusaha menutupi rasa jengah, PLPG dijalani dengan diiringi candaan-candaan kecil sehingga dapat meluruhkan ketegangan pikiran.

***

Rasa nyesek pun bertambah, manakala pemangku adat eh pemangku kebijakan mengirim pesan digroup WA NS IN Jabar tentang standar pos tes peserta GP harus mencapai nilai minimal 80, dengan bla bla nya.

Serasa disambar geledek. Ingin rasanya hp kulempar.

Kebetulan di kelasku ada juga beberapa yang menjadi IN. Dan merekapun sama merasakan sesak didada.

"Ini opo to?"

Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut kami. Selanjutnya kami berjalan seperti mayat hidup, gak tau harus berkata apa. Bersyukur dikelas ada mami-mami yang kocak suka membuat kelucuan-kelucuan sehingga bisa sedikit melupakan apa yang baru saja kami baca.

Malam pun tiba dan rasa itu kembali menyeruak.
Bahkan berbagai pertanyaan dari peserta GP darkom yang aku mentori aku jawab dengan kalimat,

"Maaf bund, saya sedang konsen PLPG nich, tugas juga belum selesai." Padahal itu hanya alibiku saja.

***

Beberapa waktu tak ingin membuka WA, karena hanya menyisakan sesak di dada. Mencoba nikmati PLPG yang sedang aku jalani. Sambil sepanjang malam belajar bersama dengan teman-teman supaya pas UTL nanti bisa mendapatkan nilai diatas 70.

Setelah beberapa hari tak kurespon WA, ternyata di group WA KK-FA ada pengumuman dari pengampu kalau jadwal menyelesaikan laman di percepat. Gelagapan aku membacanya. Kucoba tenangkan diri. Kusapa GP di group WA yang kumentori.

"Hai bunda-bunda yang cantik dan semangat, sampai dimana yach belajar kita? Maaf beberapa hari ini saya kurang memberi motivasi belajar."

Kubuka akun GPO ,  langsung mencari Activity Complection (aktifitas GP yang aku mentori), kemudian screenshoot dan kirim ke group WA.

"Hayo, pesenku nggak dilaksanakan ya? Kog masih pada kosong?" selorohku.

Akhirnya group pun kembali ramai dengan semangat GP darkom membuka dan menyelesaikan tugas yang ada di laman GPO, dan kulupakan tentang target yang disampaikan oleh pemangku kebijakan.

***

Pemahaman materi, UTL, Workshop, Peir Teaching, kami lalui dengan semangat harus lulus sampe kami buat lagu

PLPG PLPG PLPG
Pasti lulus
Mun teu lulus
Mun teu lulus
Mun tue lulus
Tetep lulus

***

Sampailah hari ke-10 dimana kami h2c (harap-harap cemas). Betapa sedihnya karena diantara peserta PLPG ada yang tidak lulus UTL nya dan harus mengulang. Dukungan dan do'a buat teman-teman yang terpaksa harus mengulang UTL. Hasil UTL ulang pun diumumkan, dan masih ada beberapa teman kami yang belum lulus. Semakin berlinanglah air mata kami.

Kami bersama datang untuk bersama pulang dengan rasa yang sama, tak rela jika ada rasa yang lain dialami teman.

Kesedihan pun bertambah manakala menjelang Maghrib, sementara hasil UTL ulangan tahap 2 belum diumumkan juga. Selepas Maghrib kami dikumpulkan di auditorium acara penutupan PLPG, tanpa kami tau hasil UTL ulangan.

***

Diseberang lautan sana ternyata teman seperjuangan juga tengah merasakan hal yang sama.
Salah seorang sahabatku di Fb, bu Lastri dari NTB.

"Pernahkah terpikirkan oleh mereka saat saya berangkat plpg? Perjalanan 8 jam yg dilewati ke provinsi? 13 hari disana meninggalkan keluarga, bertemu dgn teman2 guru dr daerah lain yg membawa 1000 cerita yg berbeda.

Sy ikuti semua proses plpg hingga selesai dan akhirnya pulang lagi ke daerah.

Lagi2 sy ulangi, pernahkah terpikirkan oleh mereka, betapa sangat tragisnya perjalan pulang saya ke daerah.

Naik kapal laut kurang lebih 2 jam, di tengah laut hujan besar, angin yang sangat kencang di sertai gelombang yang menghantam kapal yang saya tumpangi, yaa Allah...

Saya menangis ketakutan karna air laut sudah masuk ke dalam kapal.

Tapi mereka tak mau tau hal itu, yang mereka inginkan hanya guru yang berprestasi.

Hingga akhirnya pengumuman hasil plpg pun tiba. Anda lulus plpg? Dan maaf anda tidak lulus.

Sertifikasi mengulang bulan 3-4.

Dan lagi saya ulangi pernahkah terpikirkan oleh mereka baru mendengar itu saja saya sudah trauma, trauma naik kapal laut lagi.

Tapi oleh mereka hanyalah terpikir dan tersirat guru berprestasi."

Itu tulisan yang beliau kirim, hanya mengedit huruf dan tanda baca, selebihnya itu murni curhatan beliau.

***

Bersambung...

Lika-liku Sang GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang